22✨

1.2K 23 4
                                    

.

.

.

Happy Reading!!

Veline menunggu Naven mengatakan apa yang ingin ia katakan. 'Dia mau bilang apa ya?'

"Siapa lelaki yang seharusnya di jodohkan dengan kamu?" Tanya Naven.

Veline terdiam, otaknya lag untuk saat ini. Apa maksud dari laki-laki di hadapannya ini, tentu saja dirinya, kan?

"Jangan menjawab saya, karena saya tahu kalau bukan saya yang harusnya menikah dengan kamu." Ucap Naven seakan tahu isi fikiran Veline.

"Gue ngga ngerti apa maksud lo, kan yang di jodohin sama gue-"

"Tapi harusnya bukan saya Eveline, kamu tahu itu." Ucap Naven memotong ucapan Veline. "Dan kamu menyembunyikannya dari saya."

Veline bingung harus mengatakan apa, dari mana pria ini tahu?

Flash Back On!

"Memangnya siapa yang bakalan di jodohin sama Veline?" Tanya Veline pada sang ayah.

"Keyland Avatar." Balas Jendra.

"Tapi bunda, ayah. Dia kan cowok yang-"

"Maaf sayang." Sela Jevan.

Velline tersenyum miris meratapi kehidupannya. Apa-apaan keluarganya ini bisa-bisanya ia akan di jodohkan oleh bajingan yang sudah terkenal kebusukanya itu?

"Mas, bagaimana jika Veline kita jodohkan dengan anak teman aku. Kemarin saat aku dan teman-temanku kumpul aku melihat anak temanku." Ucap Celline.

"Memangya dia mau di jodohkan dengan Veline, ma?" Tanya Jendra.

"Delisa memaksa anak itu untuk menikah dan kebetulan sekali-" Celline menghentikan ucapannya lantaran ponselnya berdering. "Wah, pas sekali." Gumam Celline. Ia segera mengangkat panggilan tersebut. "Hallo del, kenapa?" Tanya Celline.

"Kamu jadi jodohi anak kamu?"

"Masih kami diskusikan."

"Gimana dengan tawaran aku?" Tanya Delisa.

"Apakah anakmu bersedia?" Tanya Celline.

"Dia akan selalu bersedia." Ucap Delisa antusias.

"Baiklah, akan aku tanyakan pada putriku."

"Baik, kalau begitu aku matikan ya." Pamit delisa dan mematikan sambungan telvon.

Celline menatap putrinya. "Gimana sayang, kamu mau yang mana?" Tanya Celline.

"Siapa nama anak tante Delisa, ma?"

"Navendra Bagaskara Randrazof."

Veline nampak berfikir sebelum ia mengangguk. "Kalau gitu Veline akan menikah dengan anaknya tante Delisa." Ucap Veline dengan yakin.

"Kamu yakin?" Tanya Jendra.

Veline mengangguk. "Aku yakin, yah." Balas Veline dengan mantap.

"Baiklah, kita akan diskusikan ini kembali bersama keluarga Naven." Ucap Jendra.

Flash Back Off!!

"Bukannya itu ngga penting buat lo, karena kita hanya pasangan kontrak?" Ucapan Veline membuat Naven terdiam. "Makanya itu gue ngga mau ngomong, karena gue fikir lo ngga akan peduli akan hal itu." Ucap Veline sembari meremat selimut rumah sakit.

NavelineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang