delapan

441 41 0
                                    

kini atta dan givel sedang duduk di depan ruang ICU. givel terus menunduk sambil meremas celana seragam nya.

ia benar-benar merasa takut dengan kondisi Sean saat ini. ia terus berdoa di dalam hatinya agar tidak terjadi apa-apa kepada  Sean.

atta yg melihat kondisi givel pun sedikit tertegun, seragam putih nya yg  di penuhi oleh darah Sean, terlebih lagi atta masih teringat dengan tangisan givel saat menggendong Sean.

atta meraih pundak givel untuk menenangkan nya.

"tenang aja, Sean ga bakal kenapa Napa" ucap atta.

givel tak merespon ucapan gurunya, dia terus menunduk dan tidak sedikit pun merasa tenang.

sampai di mana terdengar suara langkah kaki yg berlari menuju ke mereka. atta dan givel pun menoleh ke suara tersebut.

terlihat 2 lelaki yg berlari dengan raut wajah yg terlihat panik.

"atta,, gimana kondisi Sean?? dia dimana sekarang??" panik alan yg saat ini hanya mengenakan baju rumahan dan sendal jepit.

"dia lagi di dalam, doain aja smga dia ga ke Napa napa"

"ya tuhan" Alan berusaha untuk menahan tangis nya.

walpaun saat ini matanya sudah terlihat sembab karna sebelum nya ia sudah menangis saat dia menuju ke rumah sakit.

"tenang Al, doain aja,, semoga aja ga ada apa-apa sama Sean" Akbar berusaha menenangkan Alan.

givel terus diam melihat 2 laki-laki tersebut. ia berpikir seperti pernah melihat laki-laki yg pendek sebelum nya.

"mereka orang tua nya Sean??" batin givel yg terus menatap mereka berdua.

di sela-sela kegelisahan Alan, ia melirik ke arah givel yg saat ini sedang menatap nya.

mereka semua pun menatap givel yg tanpa berkedip menatap Alan.

"oh iya, dia temen nya Sean" ucap atta untuk memperkenalkan givel kepada mereka.

Akbar sedikit familiar saat melihat wajah givel. Alan berjalan menghampiri givel yg masih terus menatap nya.

Alan menatap kondisi givel yg saat ini benar-benar berantakan.

"kamu gpp??" tanya Alan membuyarkan lamunan givel.

"i-iya om, saya gpp" jawab givel.

"baju kamu penuh darah, mending kamu pulang aja nak"

"ga mau om, saya mau nunggu Sean dulu di sini"

Alan terdiam mendengar jawaban givel, ia pun mendudukkan dirinya di sebelah givel.

"kamu temen nya Sean??"

"iya om"

"kmu pasti udah tau tentang Sean"

givel hanya diam karna tak tau harus menjawab apa.

"makasih ya,, walaupun udah tau tentang kehidupan Sean, tapi kamu masih mau berteman sama dia"

"kehidupan Sean ga ada yg salah om, jadi jangan bilang makasih cuma karna saya temanan sama dia"

jawaban givel berhasil membuat mereka bertiga terdiam. Alan tersenyum tipis melihat anak muda yg berada di samping nya.

"siapa yg ngelakuin ini??" bisik Akbar kepada atta.

"kalo itu, gue belum tau" jawab atta yg dirinya sudah menduga bahwa Ares yg melakukan ini. tapi ia tetap diam tak ingin mengatakannya kepada Akbar.

karna ia tidak ingin membuat semuanya menjadi runyam.

"GIVELL!!" panggil abian dari kejauhan.

mereka semua pun menoleh bersamaan. terlihat abian yg berlari dengan tergesa gesa.

PROMISE [REINKARNASI SATRIA] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang