duwapuluh

626 43 0
                                    

mobil bus terparkir di depan sekolah, hari ini adalah hari dimana kelas 11 IPS mendapati tugas untuk belajar di luar sekolah.

givel beserta anak anak yg lain nya satu persatu masuk ke dalam bus dengan di intruksi oleh atta.

saat semuanya sudah masuk, atta pun mengabsen muridnya satu persatu.

"perhatikan semuanya!"

semua anak langsung menghentikan kericuhan mereka, dan memperhatikan gurunya yg sedang berdiri di depan.

"kita akan mengunjungi museum geologi Bandung. di sana kalian harus mencari informasi sejarah tentang fosil dan blablablablaa...." panjang kali lebar atta menjelaskan tujuan nya membawa mereka ke museum tersebut.

"kalian mengerti??"

"mengerti pak" sahut serempak dari anak-anak muridnya.

"oke kita berangkat"

"YEYYYY!!!"

teriakan gembira dari mereka. bus mulai berjalan dan atta pun duduk di samping Bu Lely yg dimana ia di perintahkan mendampingi atta untuk menjaga anak-anak.

semua murid bergembira, petikan gitar yg di iringi nyanyian pop membuat suasana menjadi hangat.

Sean dan abian bernyanyi bersama dengan sesekali memukul tas mereka untuk di jadikan gendang. beda cerita dengan givel, kini ia hanya diam di tempat duduknya sambil menatap jalanan dari balik jendela bus.

"lu ngapa vell??" tanya Sean yg merasa heran karna givel seperti tidak menikmati perjalanan tersebut.

"gua mabok kalo naik bus" jawab givel tanpa melirik sedikit pun ke arah Sean.

Sean yg mengetahui itu pun langsung mengambil permen dari tas ranselnya.

"ni makan ini. biar ngilangin rasa mual"

givel mengambil permen tersebut dari tangan Sean. ia pun langsung memakan nya dan memejamkan matanya berusaha untuk tidur.

"woii ada yg bawa antimo ga??" teriak Sean yg membuat semua orang menoleh ke arahnya termasuk atta dan lely.

"lu bawa ga?"

"engga"

"emang buat siapa??"

"buat givel. dia mabok kalo naik bus" jelas sean yg membuat semuanya langsung saling bertanya.

"ga ada yg bawa yan" jawab salah seorang perempuan.

atta pun beranjak dari tmpt duduknya dan berjalan menghampiri kursi Sean.

"tuker bangku" ucap atta yg langsung di pahami oleh Sean.

karna Sean yg duduk bersama givel, ia pun harus pindah kursi. kemudian atta pun duduk di sebelah givel sambil menatap anak muridnya yg hanya diam sambil memejamkan matanya.

Lely yg merasa di tinggalkan pun hanya sedikit memanyunkan bibirnya dan mulai kehilangan mood untuk mengikuti aktivitas tersebut.

"kenapa ga nyiapin Antimo??" tanya atta yg langsung meraih tangan givel.

"saya mana tau kalo mau naik bus" jawab givel yg membiarkan tangan nya di raih oleh atta.

atta pun hanya menghela nafasnya sabar, kemudian ia mulai memijat punggung tangan givel di bagian dekat jempol, hal itu bertujuan untuk mengurangi rasa mual dan pusing yg sedang di rasakan givel.

satu jam setengah berlalu, kini suasana di dalam bus mulai terasa hening, karna semua murid sudah merasa lelah alhasil mereka memejamkan matanya untuk tidur.

PROMISE [REINKARNASI SATRIA] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang