tigapuluh empat

485 44 9
                                    

tak tak tak tak

suara ketukan meja mengalihkan perhatian Akbar yg saat ini sedang melewati kamar Sean. merasa penasaran akbar pun mengintip ke dalam kamar Sean yg dimana pintu kamarnya saat itu sedang terbuka.

"woi. udh malem tidur, besok sekolah"

suara Akbar membuyarkan lamunan Sean yg saat ini sedang duduk melamun di meja belajarnya.

melihat ayahnya yg sedang berdiri di depan pintu, Sean hanya menghembuskan nafasnya berat. seolah dia sedang memilki beban pikiran yg amat sangat berat.

Akbar yg merasa heran dengan reaksi anaknya, ia pun berjalan menghampiri Sean.

"kenapa kamu??" Akbar mendudukan dirinya di atas meja.

"yah, Sean mau cerita tapi,,,"

"tapi kenapa??"

Sean kembali mehela nafasnya dan membenarkan duduknya.

"ayah percaya kan reinkarnasi??" kini Sean menampilkan wajah serius yg membuat akbar menjadi ikut serius.

"iya. kenapa? kamu reinkarnasi??"

"ih bukan yah."

"terus??"

"ayah tau temen Sean kan? givel"

"iya kenapa?? dia yg reinkarnasi??"

"iya"

Akbar mengangguk angguk sampai dimana ia terkejut saat baru menyadari jawaban anaknya.

"maksud kamu??" Akbar memajukan wajahnya untuk bisa mendengar lebih jelas jawaban Sean.

Sean menghela nafasnya panjang dan mulai mengatur suara bersiap untuk bercerita.

"yah, sebenarnya givel nyuruh Sean buat jangan bilang ke siapa-siapa. tapi karna Sean jadi ikutan pusing mikirin gimana cara bantuin dia, jadi Sean mau cerita ke ayah"

"he'eh he'eh teruss??" Akbar mengangguk brutal tak sabar mendengarkan cerita anaknya.

"jadi,, sebenarnya givel itu reinkarnasi yah"

Akbar kembali membulatkan matanya saat mendengar ucapan Sean.

"kamu jangan bohong Sean!"

"ngapain Sean bohong si yah?!" kesal Sean.

"coba ceritain ke ayah. ceritain semua yg givel ceritain ke kamu" dengan sangat antusias Akbar berjongkok di hadapan Sean yg sedang duduk di atas kursi.

Sean pun mulai membuka suara dan menceritakan semua cerita givel dan sekaligus meminta bantuan ke ayahnya.

di sisi lain.

"kita ngapain ke sini pak??" givel menatap ke sekeliling yg dimana saat ini mereka sedang berada di sebuah wahana taman bermain.

"mau main??" atta menggandeng tangan givel tanpa malu-malu.

"hah??" givel tak mengerti dengan apa yg gurunya ucapkan.

tiba-tiba tangan nya di tarik oleh atta untuk mengikutinya berjalan. givel pun hanya bisa pasrah sambil memandangi tangan nya yg saat ini sedang di genggam oleh gurunya.

"mau naik ini??" atta menghentikan langkah kakinya di depan wahana kincir angin yg di mana banyak orang mengantri untuk membeli tiket.

sebelum givel menjawab pertanyaan atta, sang empun lebih dulu menarik givel untuk ikut mengantri.

saat sudah masuk ke dalam kincir, givel sedikit merasa gelisah di dalam hatinya. ia terus menatap ke sekeliling merasa sedikit tidak tenang.

"kamu takut??" atta yg menyadari gelagat givel pun langsung memastikan nya.

PROMISE [REINKARNASI SATRIA] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang