BAB 9 | Pantai Dan Bunga Seruni

58 41 4
                                    

"Go!" ucap keduanya penuh dengan antusias, diiringi oleh motor yang mulai bergerak, lalu melajukan kecepatan saat sudah berada di jalan raya.

Angin terasa begitu kencang menabrak kulit, beberapa helai rambut Seanna pun turut keluar dari balik tudung jaket, meski gadis itu tidak tahu ke mana arah tujuan akan membawanya, tapi Seanna percaya dengan Izkiel, setidaknya lelaki itu tidak akan membawanya ke jurang, atau ke dimensi lain. Jadi, Seanna cukup merasa aman.

"Pelan-pelan, Kiel!" seru Seanna. Bohong kalau ia tidak takut dibawa dengan kecepatan secepat ini.

"Nanti keburu malem, Na!" sahut Izkiel di depan.

"Kita mau ke mana, sih? Aku nggak bakal diculik, 'kan?"

Motor sudah melaju sejak lima belas menit yang lalu, melewati jalan di mana seharusnya mereka menuju untuk sampai ke rumah. Alih-alih melalui jalan itu, motor terus berjalan ke arah yang Seanna tidak tahu.

"Emang muka aku kelihatan kayak penculik?" Izkiel di depan terkekeh. Lagian kalau soal menculik Anna, laki-laki itu tidak akan mempersiapkannya jauh-jauh hari.

"Siapa tahu," jawab Seanna, mulai mengalihkan pandangan pada sekitar.

Sejuknya angin sore menyapa lembut kulit kuning langsat gadis itu, perlahan tanpa sadar kedua tangannya melingkar tepat di pinggang Izkiel. Seanna menguap, dinginnya angin telah membuat kantuk datang.

Izkiel mengerjapkan mata beberapa kali, apakah ia sedang berhalusinasi? Pandangannya jatuh tepat pada tangan Anna yang melingkar di perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Izkiel mengerjapkan mata beberapa kali, apakah ia sedang berhalusinasi? Pandangannya jatuh tepat pada tangan Anna yang melingkar di perutnya. Dari kaca spion, Izkiel bisa melihat kepala gadis itu yang tersandar di punggung, tidak mau bereaksi terlalu banyak, karena takut akan membangunkan Seanna. Sebuah senyuman hadir, kalau Izkiel adalah karakter anime, pasti pipinya sudah digambarkan merah ceri.

Motor berjalan laju, sesekali tangan Izkiel memegangi kedua tangan Seanna, yang masih setia melingkar, takut jika nanti gadis dengan jaket persik itu oleng.

Pohon kelapa yang tertanam di beberapa area, sebuah warung sederhana terbuat dari kayu, tampak berdiri kokoh di dekat jalan, Izkiel memarkirkan motornya tak jauh dari sana. Dengan hati-hati, tangan lelaki itu terangkat untuk menepuk pelan beberapa kali pundak Seanna, mata gadis itu masih terpejam.

Tak lama kemudian, perempuan dengan tudung jaket yang sudah tak menutupi kepala, melenguh diikuti dengan matanya yang perlahan mulai terbuka, tangan Seana terangkat lemas untuk mengucek-ucek mata.

"Hm? Udah sampai?" Seanna bertanya dengan nada khas bangun tidur.

"Iya, udah sampai. Ayo turun," jawab Izkiel.

Kini pandangan Seanna sudah 100% jelas, meski masih ada rasa kantuk, tapi setidaknya kesadarannya sudah terkumpul semua. Pemandangan yang pertama kali ia lihat, adalah hamparan pasir berwarna putih, dan pohon kelapa yang lumayan banyak berada di sana, jangan lupakan sapuan angin yang langsung menyambut Seanna begitu pandangannya mulai mengedar pada sekitar.

Thread Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang