38

175 16 1
                                    

beberapa hari berlalu, jeongwoo yang sudah bersiap di atas motornya ingin pergi menjenguk haruto seperti biasa mendapatkan notifikasi dari handphonenya yang membuat ia berloncatan girang.

"BJIR GUA KE TERIMA DI UNIVERSITAS TREASURE!?"

begitu senangnya dia dan dengan cepat memasang helm lalu menarik pedal gass langsung ngebut menuju rumah sakit tanpa rem.

pemuda itu berlarian masuk kedalam rumah sakit dan dengan kasar membuka pintu geser tersebut yang ternyata sudah ada seulgi dan mantan suaminya di dalam sana.

"bibi liat, jeongwoo keterima di universitas treasure"

tuan watanabe yang sedang berbincang dengan seulgi tersenyum mendengar semangat jeongwoo.

"selamat ya, nak woo"

seulgi ikut tersenyum saat mantannya itu mengucapkan kata selamat kepada pemuda yang sudah dia anggap sebagai anaknya sendiri.

"makasi ya, paman!"

lalu netra pemuda itu pelan pelan mulai melirik kearah haruto yang setia menutup matanya. bahkan sekarang sudah entah minggu ke berapa.

"woo, bibi pergi dulu ya sama paman"

jeongwoo mengangguk saat seulgi berpamitan padanya. setelah mereka berdua keluar dari ruangan itu, kini giliran jeongwoo yang duduk di samping ranjang haruto dan mulai mengelus lembut tangan yang di infus tersebut.

"haru, aku berhasil masuk ke univ impian kita. kamu ngga mau ikut aku? ayo bangun, kita barengan belajar disana"

pemuda itu terus mengajak ngobrol haruto di atas kasur berharap ada keajaiban datang walau hasilnya nihil, si manis tetap tidak merespon sama sekali.

"kamu senyaman itu di sana? kamu jangan ikut mereka dulu dong, ayo nikmati hidup di dunia dulu. kamu belum sempet bahagia kan disini?"

pelan pelan mata jeongwoo terasa begitu berat hingga akhirnya dia memutuskan untuk memejamkan matanya sejenak sampai akhirnya sedikit pergerakan dari haruto dia rasakan.

"haru?"

matanya kembali terbuka lagi saat merasakan gerakan itu, dia mengucak matanya dengan tangan yang lain sedangkan tangan satunya masih setia menggenggam si manis.

lagi, sekarang terlihat sangat jelas kalau tangan haruto mulai bergerak untuk menggenggam jari telunjuk jeongwoo yang besar membuat dirinya langsung berdiri dan menatap wajah yang perlahan membuka matanya.

"PAMAN, BIBI"

teriaknya tidak terlalu keras namun sukses membuat seulgi dan tuan watanabe langsung masuk kedalam.

"kenapa woo?"

"haru bangun"

mendengar pernyataannya, lantas kedua orang tua si pemuda dengan semangat langsung mengelilingi ranjang putra mereka.

mata cantik itu benar benar semakin terbuka. haruto menyipitkan matanya untuk memperjelas pengelihatannya dan di sanalah. seulgi dengan cepat langsung memeluk tubuh putranya dengan sangat erat membuat haruto agak terkejut.

"ayah?"

tanya pemuda itu saat melihat wajah yang tak asing baginya. yang di panggil ayah hanya tersenyum manis lalu mengacak rambut putranya asal.

"iya, ayah disini"

melihat pemandangan yang mengharukan membuat jeongwoo agak sedikit tidak enak untuk menganggu dan memutuskan untuk diam menunggu keberadaannya dianggap.

seulgi masih terus memeluk tubuh putranya, lebih erat lagi dari sebelumnya. haruto yang merasa aneh namun nyaman akhirnya mencoba memeluk kembali tubuh sang ibu.

"mama kenapa"

mendengar pertanyaan dari haruto, wanita itu melepas pelan pelukannya dari tubuh sang anak.

"nakal lu, ngga usah kabur kabur kaya kemarin lagi. ngerepotin tau ga"

ucapnya dengan suara gemetar menahan tangis seraya membelai pelan surai hitam milik haruto.

"nak jeongwoo, panggilin dokter bisa?"

perintah tuan watanabe kepada jeongwoo yang akhirnya di anggap keberadaannya.

"oh iya paman, sebentar woo panggilin"

haruto refleks menoleh kearah sumber suara yang tak asing baginya.

BRUK...

sebelum jeongwoo benar benar berhasil memeluk tubuhnya dan membawanya kepinggir jalan. mobil irene sudah terlebih dulu menghantam bagian belakang pinggang haruto dengan sangat keras.

hingga jeongwoo berhasil menggapai tubuh ramping itu dan menariknya agar menjauh. kaki pemuda tersebut sedikit terkilir karena ulah bundanya sendiri.

"HARUTO, HARUTO BANGUN!"

kilat memori terlintas dibenaknya, dia menatap wajah mama nya dan bertanya.

"sejak kapan ruto disini?"

seulgi yang sedari tadi tidak berhenti mengelus surai putranya pun mencoba menjawab dengan detail.

"ga sadar lu udah tidur disini lebih dari 2 mingguan? terus kenapa lu ga cerita sama gua kalo lu punya gagal ginjal?"

mendengar pertanyaan balik dari mamanya membuat pemuda itu hanya bisa terdiam mencoba memulihkan ingatannya.

"seulgi udah lah, kasian ruto baru bangun itu. kasih dia air dulu"

"iya mas"

menggantikan seulgi, kini ayah haruto duduk di sebelahnya dan mulai berbicara.

"kamu kalau ada masalah jangan di tanggung sendiri, sekarang ginjal ayah udah ada di dalam diri kamu. jaga baik baik ya, jangan sampai sakit lagi. mulai sekarang ada ayah sama kamu"

pemuda itu masih belum bisa mencerna hal yang terjadi. pening rasanya mencoba mengerti kondisi ini.

"maksud ayah? ayah ngedonorin ginjal ayah buat ruto?"

"iya nak, jaga baik baik ya. itu tanda permintaan maaf ayah buat kamu"

jawab pria itu dengan senyuman manis yang baru pertama kali haruto liat.

hingga suara pintu terdengar terbuka. terlihat dokter jung yang datang setelah beberapa menit dan mulai memeriksa keadaan pasiennya.

"nyenyak hibernasinya, hm?"

tanya dokter jung kepada haruto yang hanya di respon senyum canggung dari yang di tanya.

di luar kamar, jeongwoo mengintip dari luar karena tidak mau mengganggu pandangan haruto dulu.

"woi ngapain lu disini, masuk"

ucap seulgi yang datang dari belakangnya dengan secangkir air putih membuat dirinya terkejut.

"astaga bibi... woo ngga mau ganggu pemandangan haruto dulu, takut haruto benci sama woo"

terdengar kekehan geli dari seulgi mendengar alasan dari jeongwoo.

"emangnya disini yang salah sama haruto cuma lu apa? bibi sama om juga banyak salah tapi gapapa tuh"

jawab seulgi panjang lebar yang hanya membuat jeongwoo melemparkan tatapan malasnya.

"ya beda atuh bi, bibi sama om kan orang tua haru, kalo woo mah apa? pengganggu pemandangan haru doang"

"masuk ga lu, minta maaf geh sekalian kita bertiga triplle sorry"

"buset ni emak emak, chill amat dah" batin jeongwoo berkata saat kalimat terakhir seulgi ia ucapkan.

"cepet ga?"

"EH IYA BI IYA"

dengan sangat jengkel, wanita itu menarik telinga jeongwoo dan menyeretnya masuk kedalam.











tbc.








yey harutonya ngga jadi ubi, baik banget ngga si aku? betewe betewe maaf ya ngaret updatenya, abis patah hati bejil aku di gantung udah kaya jemuran aja ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ aku mau genapin book ini jadi 40 chapter, soo.. abis ini ada satu chap lagi dan satu chap spesial, aku bakal double update hari ini tapi chap spesialnya nyusul oke?

school thug ; jeongharu ft. gyuicky (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang