Ch 9 : Aku Perlu Membalas Dendam

2K 159 49
                                    

Langit biru berganti berubah jingga dan kemudian berganti berubah malam.

Menatap langit malam yang lagi-lagi cantik dengan bulan sabit yang cerah. Tealia duduk termenung di pinggir kolam renang. Seperti biasanya tempat ini menjadi spot bagi Tealia untuk duduk melamun.

Kolam renang yang di rawat dengan teratur memberikan pantulan hamparan langit malam yang indah di atas air jernihnya, inilah alasan kenapa Tealia merasa nyaman duduk disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kolam renang yang di rawat dengan teratur memberikan pantulan hamparan langit malam yang indah di atas air jernihnya, inilah alasan kenapa Tealia merasa nyaman duduk disini.

Menarik selendang yang turun ke lengan kembali ke bahu, Tealia mendesah sekali lagi sambil mendongak menatap langit. Jelas sekali kalau wanita itu punya banyak beban pikiran saat ini.

Tapi begitu ia membuka mulut ingin mengeluh.

Byuuuuuuurr

Cipratan air kolam berhambur ke segala arah. Tealia yang terlalu hikmat melamun, tak sempat menghindar hingga hanya bisa terkejut mendapati air membasahi wajahnya.

"Ahh astaga!" pekiknya kaget dengan tangan yang refleks mengusap air di wajahnya. Tak hanya wajah, kini baju tidurnya pun lembab terkena air.

Mata Tealia langsung mencari-cari ke kolam renang, mencari penyebab semburan air barusan.

Tak lama, sebuah kepala hitam muncul ke permukaan diikuti dengan tubuh atletis penuh otot yang basah.

Penyebab dari semburan air itu dengan kerennya mengibaskan rambutnya membuat cipratan air untuk ke dua kalinya.

"Archilleo!" pekik Tealia geram dengan tangan menutupi wajahnya dari cipratan air barusan.

Begitu di panggil, pria yang baru saja berenang itu dengan santainya menoleh, menatap Tealia sejenak lalu menaikkan alisnya bertanya ada apa?

Tindakan sok keren itu makin membuat Tealia menekan giginya kuat-kuat. "Aku basah!!" Pekiknya kemudian sekeras-kerasnya menyemburkan kekesalannya.

Tapi seolah perasaan kesal itu tak sampai pada pria yang berada di tengah kolam itu, Archilleo dengan tenangnya menurunkan matanya, menatap piyama Tealia yang basah dan dengan santai menjawab, "Lalu?"

Tealia yang duduk di pinggir kolam langsung mendesah makin jengkel. 'Bagaimana seharusnya bicara pada pria ini?!'

"Itu karena kau yang berenang tiba-tiba" jelas Tealia menahan kesal.

Menyugar rambut hitam basahnya ke belakang, Archilleo memiringkan kepalanya ke arah Tealia. "Fungsi kolam renang untuk berenang bukan untuk melamun" jawabnya cuek.

Tealia sukses ternganga, jelas yang jadi korban disini dirinya tapi kenapa pria ini malah menyalahkannya sekarang? Sebenarnya siapa sih yang salah disini?

Tealia berubah makin kesal. Menghirup napas dalam-dalam, Tealia langsung berdiri dengan tatapan nyalang, "Tapi aku duluan yang berada disini. Lagi pula siapa juga yang akan berenang malam-malam begini?"

Wedding HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang