Ch 22 : Anak Haram

6.7K 391 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Suasana kaku segera memenuhi sekitar. Tatapan kaget dan aneh mulai menyapu Tealia, walaupun sebenarnya tatapan itu ditujukan untuk Archilleo, tapi tetap saja Tealia yang berdiri di samping pria itu langsung merasa tak enak.

Bisik-bisikpun dimulai di sekitar mereka.

"Putra kedua? Bukannya hanya Archilleo anak mereka?"

"Kenapa baru sekarang dia memperkenalkan anaknya? Kemana dia selama ini?"

"Apa dia belajar di luar negeri sehingga baru muncul sekarang?"

"Tapi kenapa warna rambutnya cokelat sedangkan Dean dan Archilleo hitam pekat"

"Apa kau lihat wajah Adara Zaren, wajahnya memutih kaget"

"Apa dia bukan putra Adara? Bukan saudara kandung Archilleo?"

"Dia pasti anak haram Dean"

Begitu mendengar kalimat terakhir, Tealia lansung membeku. 'Anak haram' kalimat itu menggema di kepalanya.

Mata Tealia langsung menatap ke arah depan, menatap Edwin yang kini hanya bisa menunduk saat Dean mulai memperkenalkannya satu persatu ke tamu penting Zarren. Sedangkan Adara langsung pergi begitu saja meninggalkan ruangan seakan tak tahan lagi menahan malu.

Melihat keadaan yang tak sesuai prediksi itu, Tealia menoleh pada Archilleo. Menatap pria yang kini memasang wajah datar yang lebih mengerikan dari pada saat pria itu marah.

"Jadi...apa dia adikmu?" tanya Tealia entah kenapa merasa cemas.

Dengan begitu Archilleo menunduk, lalu senyumnya seketika berubah ngeri, "Lebih tepatnya adik tiri" jawabnya tenang.

Mendengar nada tenang yang tak cocok dengan keadaan, Tealia tanpa sadar mengernyitkan alisnya. "Jadi benar..." suara Tealia terputus merasa tak enak melanjutkan. Memahami ucapan Tealia, Archilleo menyambung dengan santai, "Benar dia anak haram Dean"

Sekali lagi Tealia terkejut dengan jawaban santai Archilleo, entah kenapa tangannya mulai bergetar. "Apa kau membenci anak haram?" tanya Tealia tanpa pikir panjang membuat alis Archilleo terangkat.

FLASHBACK ON

Gang sempit yang tidak bisa dilalui mobil itu terlihat kotor. Rumah yang saling berhimpitan memenuhi sepanjang gang, terdengar pula suara riuh anak-anak di jalanan gang yang sedang asik bermain.

Mobil mewah yang tak cocok dengan lingkungan tersebut harus berhenti di luar gang. Pria berumur 50an itu berdecak jijik saat keluar dari mobil yang ia naiki. Menatap lurus pada jalan sempit dengan sampah yang bertumpuk di sudut jalan, membuat hidungnya mengernyit seketika.

"Dia tinggal di tempat kotor ini?" tanyanya tak habis pikir.

Rumah kos-kosan itu terbilang kecil, hanya memiliki dua lantai dengan area yang tak luas, tapi masih lebih bersih dari rumah-rumah yang lain di sekitarnya. Kos-kosan dengan tulisan "kost wanita" itu membuat pria tua itu tak bisa melangkah masuk lebih jauh.

Wedding HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang