"Sepertinya belum sebulan sejak pemutusan pertunangan Tuan muda Zarren, tapi dia dengan cepat melangsungkan pernikahan"
"Apa benar kalau pengantin wanitanya hamil?"
"Pengantin wanita punya aura lemah lembut, sedangkan mantan tunangannya terkesan kua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ballroom yang dihias indah dengan bunga berwarna-warni tampak masih ramai, walaupun pengantin pria sudah menghilang sejak tadi.
Menyisahkan pengantin wanita dengan gaun putih mengembang berdiri di depan sendirian.
Tepatnya, setelah meninggalkan kata sambutan selamat datang pada Tealia, Archilleo dengan penuh wibawa meninggalkan pengantinnya di hadapan ribuan tamu.
Seolah bukan dia yang sedang menikah. Pria yang memiliki fisik menggoda itu membiarkan gosip buruk mengisi hari pernikahannya.
"Kemana Archilleo pergi?"
"Bagaimana bisa dia meninggalkan istrinya sendirian di hari pernikahan mereka?"
"Astaga ini gila!! Aku bahkan bisa merasakan rasa malu yang di derita pengantin wanita sekarang"
"Aku tidak tau apa yang terjadi di antara mereka berdua. Tapi aku sangat kasihan pada pengantinnya"
"Fix, mereka di jodohkan. Aku rasa Archilleo masih mencintai mantan tunangannya"
"Jangan bilang kalau Archilleo pergi untuk menghibur Evangelina yang sedang menangis saat ini"
"Jika itu benar, itu artinya dia berselingkuh di hari pernikahannya"
"Jika itu aku, aku pasti sudah berlari keluar dari sini. Aku tidak akan berani berdiri diam di depan sana seperti Tealia"
Suara sumbang itu terdengar kian keras, berawal dari bisik-bisik kecil hingga berubah menjadi pembicaraan antar kelompok.
Suara kasihan, bertanya, dan mengejek terdengar menusuk di telinga Tealia.
Berani? Sebenarnya Tealia juga sangat ingin berlari keluar dan menyembunyikan diri dari pandangan mengerikan para tamu.
Bagai objek untuk di nilai, ia menjadi sasaran ejekan dan pandangan kasihan semua orang. Dan saat rasa menyesakkan dari pandangan itu mulai membuat tangannya bergetar. Tealia sudah ingin berlari, mengangkat gaun putih mahal yang cantik itu, lalu berlari sekencangnya menuju pintu ballroom.
