.
.
.Di luar, hujan yang tadinya deras sudah mulai mereda berganti gerimis kecil dengan petir yang sudah hilang.
Walaupun cuaca mulai berubah tapi suasana di dalam kamar Tealia masih sama gentingnya. Tubuh ramping Tealia yang di himpit Archilleo terendam ke kasur, rambut cokelat panjangnya terbentang acak di atas sprei ungu, sekali lagi jubah piyama Tealia kembali turun ke bawah bahunya akibat gerakan kilat Archilleo.
Dan di atas itu semua, mata hitam pria itu terang-terangan memandangi belahan dada Tealia. Wajah Tealia sudah lebih dari sekedar merah, bahkan kini leher putihnya juga ikut memerah. Mengigit bibirnya, Tealia memaki dalam hati. Sudah jadi kebiasaannya untuk tidur tanpa bra, tapi ia lupa kalau Archilleo akan tidur di kamarnya.
Penyesalan memang selalu datang terakhir. Akibat kebiasaannya itu, kini dada padat Archilleo menekan payudaranya secara langsung. Dan kurang ajarnya, tangan yang digunakan untuk menyangga tubuhnya oleh Archilleo, ia tekuk membuat tubuh pria itu makin menghimpit tubuh Tealia. Dan dengan sengaja, Archilleo menggesek dadanya di beberapa titik. Gesekan itu langsung merangsang puting payudara Tealia. Dan sebelum Tealia bisa memaki. "Benar, kau tidak memakai bra" simpulnya atas kelakuan kurang ajarnya.
"Kalau kau tau sekarang menyingkir!" Pekik Tealia hampir ingin menangis karena malu.
Melihat kulit leher di bawahnya yang sudah berubah merah, Archilleo menaikkan kembali pandangannya, menatap wajah Tealia yang kini menatap ke langit-langit kamar. "Ternyata kau benar-benar berencana menggodaku" ucapnya yang langsung mengalihkan tatapan Tealia kembali ke mata hitam Archilleo.
Tangan Tealia dengan gelisah mendorong bahu Archilleo kembali, "Aku tidak menggodamu! Aku hanya lupa memakainya" bantahnya tak terima.
Mendengar bantahan itu, alis Archilleo naik, "Tealia, seharusnya kau mengatakan kau sudah biasa tidur tanpa bra, bukan malah lupa seakan kau memang sengaja menungguku datang ke kamarmu"
Dengan itu, tubuh Tealia membeku. 'Sial, kenapa pria ini pintar sekali'
Di saat Tealia bingung harus menjawab apa, tangannya yang berada di bahu Archilleo di tangkap dan di tekan di atas kepalanya dengan satu tangan oleh Archilleo.
Mata Tealia melebar merasakan keadaan yang kian genting. "Archilleo, jangan kurang ajar!" Pekiknya yang hanya di balas seringai oleh Archilleo.
"Teriaklah sepuasnya, pas sekali paviliun kosong saat ini"
Deg
Dada Tealia berubah naik turun dengan resah. Melihat ekspresi Archilleo dengan senyum miring itu, 'Sial, pria ini tau semuanya'
Tealia berubah mengigit bibirnya gelisah. Tapi yang tidak diketahui Tealia, gerakannya hanya menyebabkan mata hitam Archilleo makin gelap.
Bayangkan di bawahnya ada wanita cantik yang berstatus istrinya, dengan piyama tidur yang berantakan memperlihatkan bahu dan setengah payudaranya, lalu kulit putih yang kini bersemu merah karena malu, dan tangannya yang di tekan di atas kepalanya membuat Tealia nampak tampak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Hell
Romance"Sepertinya belum sebulan sejak pemutusan pertunangan Tuan muda Zarren, tapi dia dengan cepat melangsungkan pernikahan" "Apa benar kalau pengantin wanitanya hamil?" "Pengantin wanita punya aura lemah lembut, sedangkan mantan tunangannya terkesan kua...