"Sepertinya belum sebulan sejak pemutusan pertunangan Tuan muda Zarren, tapi dia dengan cepat melangsungkan pernikahan"
"Apa benar kalau pengantin wanitanya hamil?"
"Pengantin wanita punya aura lemah lembut, sedangkan mantan tunangannya terkesan kua...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sampai di gedung Zarren Group, Tealia langsung mencari Archilleo. Melangkah dengan heels hitamnya ke ruangan Direktur Utama yang berada di lantai atas gedung.
Memasuki lift yang kosong, pikiran Tealia terus bertanya kenapa?
Kenapa pria yang biasanya cuek itu menjadi baik? Dan kenapa pria yang tidak pernah mengurusi urusan Tealia itu kini ikut campur?
"Apa dia kasihan padaku?" gumam Tealia yang kemudian langsung tertawa. "Mana mungkin pria itu tau kata kasihan!"
Tealia ingat betul dia pria yang sama yang meninggalkannya di altar pernikahan, yang membuatnya malu 100x lipat dari pada mencuci piring di mansion.
Jadi bagaimana bisa pria itu tau apa itu kasihan. Padahal dia dalangnya kata tega.
Jadi karena apa? Tealia bingung mencari jawaban yang pas. Karena menjaga reputasinya? Tealia memang di kenal sebagai istri Archilleo Zarren, memang sepantasnya harga diri Archilleo harga diri Tealia juga. Tapi Tealia ingat pria itu juga yang sudah berselingkuh hingga merusak reputasi mereka berdua.
Apa karena itu terjadi di dalam mansion? di tempat tinggal Archilleo sendiri. Karena itu pria itu marah?
Ya, itu memang seperti melempar kotoran langsung ke wajahnya. Itu berbeda dari pada bisik-bisik yang hanya sanggup dilakukan di belakang punggung pria itu.
Sedikitnya Tealia paham kenapa Archilleo marah. Tapi pikiran negatifnya terus saja muncul.
"Apa jangan-jangan Archilleo sengaja ingin membuat Adara makin membenciku?" Prasangkanya lagi.
Dengan tindakan sok pahlawan Archilleo itu, yang ada Adara akan makin memarahinya. Adara lah yang memerintahkan Tealia untuk bekerja di dapur. Dan jika putra tersayangnya justru menolong Tealia. Bukannya hal itu akan membuat Adara makin marah padanya? Mama mertuanya itu akan berpikir Archilleo memihak pada Tealia, dan melawannya. Sekali lagi masalah datang pada Tealia akhirnya.
"Huuuh, pastilah seperti itu rencana pria brengsek itu" Tealia menghembuskan napas pusingnya dengan makian pada Archilleo.
Tealia sama sekali tidak berterima kasih atas bantuan Archilleo itu. Ia malah makin kesal.
