Ch 32 : Dia Bukannya Baik Tapi Kurang Ajar

8.2K 492 36
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Tealia yang tertutupi oleh jas Archilleo termenung, memejamkan matanya memilih bersandar ke dada Archilleo. Rasa perih masih memenuhi pipinya tapi perasaan hangat yang dihantarkan tubuh kuat ini dan suara detak jantung yang memenuhi telinganya membuat Tealia hampir melupakan rasa perih itu.

Perkataan yang jelas bohong dari Archilleo itu ternyata masih punya efek untuk membuatnya merasa malu. Untunglah wajahnya tertutupi, tapi akibatnya suara detak jantungnya jadi terdengar bekali-kali lipat lebih kuat dari biasanya.

'Kenapa suara jantungku seperti mau pecah begini?' pikir Tealia masih bersandar.

Saat langkah kaki Archilleo terus terdengar. Tealia mau tak mau mulai memikirkan banyak pertanyaan.

'Ah, bukankah tadi Archilleo masuk membawa paper bag? Apa isinya?'

'Kenapa Archilleo mencari kunci cadangan toilet wanita? Apa dia tau aku terkunci di dalam?'

'Lalu kenapa dia berbohong begitu?

Sebanyak dia memikirkannya, sebanyak itu pula detak jantungnya makin kuat dan saat dada Archileo yang naik turun mulai membuatnya makin resah. Langkah Archilleo terhenti, dengan begitu Tealia refleks membuka matanya.

"Duduklah" suara rendah pria itu terdengar bersamaan dengan tubuhnya yang di turunkan ke sofa empuk. Tealia langsung terduduk, mulai menarik jas yang menutupi kepalanya sedikit turun. Menunduk, Tealia baru menyadari bahwa tangannya ternyata masih bergetar, entah karena terlalu nyaman di pelukan Archilleo, ia baru menyadarinya sekarang.

Bersamaan dengan itu, Archilleo mendekati pintu kembali, membukanya dan mengambil paper bag yang di sodorkan seorang pria padanya lalu tanpa basa basi kembali menutup pintu ruangan. Setelah mendengar suara langkah mendekat, barulah Tealia mendongak mendapati bahwa dirinya di bawa ke ruangan lain di pesta itu oleh Archilleo.

Mendekati Tealia, Archilleo berdiri di hadapan wanita itu, mata hitamnya kembali menatap lekat wajah Tealia yang sembab dengan pipi basah. Tanpa sadar Archilleo mendecakkan lidahnya, meletakkan paper bag itu di samping tempat Tealia duduk, setelahnya ia mengambil sapu tangan yang di berada di saku jasnya, mengulurkannya pada Tealia, "Ganti pakaianmu, setelah itu kita pulang" ucapnya dengan nada tenang yang membuat Tealia menaikkan alisnya sedikit bingung, menoleh pada paper bag di sebelahnya, 'Kenapa dia mengatakan itu saat memberikan sapu tangan bukannya paper bag ini?'.

Tak memikirkannya lagi. Tealia dengan patuh mengulurkan tangan mengambil sapu tangan berwarna putih gading itu. Setelahnya, Tealia menoleh ke kanan kiri, melihat bahwa ruangan itu tak memiliki kamar mandi, ruangan itu hanya diisi sofa, meja, lemari hias, dan jendela kaca yang menampilkan langit malam, 'Dimana aku harus ganti baju?' Pikirnya bingung.

Sedangkan Archilleo menatap tajam pada
pergelangan tangan Tealia yang kini makin merah. "Apa tanganmu terluka?"

Pertanyaan yang penuh perhatian itu langsung membuat Tealia menunduk, refleks menatap pergelangan tangannya yang merah. Dengan itu, jantung Tealia makin berdebar, tak ia sangka Archilleo begitu memperhatikannya dan lagi sepertinya ini pertanyaan penuh perhatian pertama dari pria itu, mau tak mau Tealia merasa gelisah.

Wedding HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang