Ch 35 : Mungkin Jika Istriku Hamil

8.1K 513 51
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Ruangan dengan jendela tinggi dan gorden hitam panjang yang menjuntai dari langit-langit hingga lantai memiliki bentuk setengah lingkaran dengan piano berwarna hitam di tengahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ruangan dengan jendela tinggi dan gorden hitam panjang yang menjuntai dari langit-langit hingga lantai memiliki bentuk setengah lingkaran dengan piano berwarna hitam di tengahnya.

Seperti sebuah panggung ada beberapa anak tangga menuju piano hitam itu. Tempat yang seharusnya di isi alunan tuts piano, justru kini di isi dengan suara dering panggilan tak terjawab.

Evangelina yang mengenakan dress merek mewah berdiri cemas di dekat jendela. Setiap kali suara dering itu terdengar makin lama, suara napas gelisahnya pun terdengar kian nyaring. Apalagi ketika dering itu berakhir dengan panggilan tak terjawab lepas sudah semua gelisahnya dengan sebuah helaan marah.

"Archilleo..." gumam Evangelina merapalkan matra agar panggilan itu di jawab oleh pria yang ia sebutkan. Tapi setelah panggilan pertama, kedua dan ketiga, panggilan itu tetap sama, sama tak terjawabnya.

Akibatnya jemarinya makin keras memegang hp dengan casing merah itu, menekan sekuatnya tanda panggil kembali, suara gigi gemerutuk cemas terdengar. "Kenapa kau tidak mengangkat panggilanku?" gumamnya makin cemas dan kesal.

Karena biasanya, walaupun butuh waktu yang lama panggilannya akan tetap di jawab saat panggilan kedua, tapi sekarang untuk pertama kalinya itu tak terjadi.

"Kenapa? kenapa kau tiba-tiba mengabaikanku?" helaan sedih dan frustasi sekali lagi terdengar bersamaan dengan panggilan yang berakhir tak terjawab itu.

Setelah kejadian semalam, setelah Evangelina dipermalukan habis-habisan oleh Tealia. Evangelina tak ingin bersabar lagi. Ia butuh Archilleo sekarang, ia akan menunjukkan pada Tealia kalau Archilleo masihlah berada di pihaknya. Dia tidak akan membiarkan Archilleo terus bersama Tealia, Archilleo hanya miliknya.
Evangelina lah yang lebih dulu mengenal Archilleo, kemudian bertunangan, lalu bagaimana bisa wanita yang tak tau asalnya dari mana itu mengambil prianya? Evangelina tak akan membiarkan Tealia makin besar kepala.

"Kau sangat bangga karena Archilleo menikahimu bukan? Aku akan membuat kalian bercerai" tekad Evangelina bersungguh-sungguh menekan bibirnya dengan giginya kembali melakukan panggilan.

Wedding HellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang