janggal : 4

52 7 2
                                    

"Kalian mau ngomong apa?" Tanya Tiandra tudep.

"Gue nemu sesuatu aneh di kamar gue." Sahut Willian, ia kemudian mengeluarkan benda tersebut.

"Apa ini?" Kali ini Chaeri bertanya.

"Awalnya gue gatau ini apa, tapi setelah gue tanya Samuel ini kayanya benda penting." Jelas Willian diangguki Samuel.

Benda itu merupakan sebuah box kotak kecil.

"Coba sini gue buka." Kata Yorald lalu mengambil box itu.

Yorald segera membuka box itu, dan berisikan..

Yorald reflek melempar box tersebut dan merasa sedikit mual. "Gila isinya darah busuk!"

Sastra memicingkan matanya, ia kemudian mengambil box yang dilempar tersebut. "Eh kertas apa ini?" Gumamnya.

"Kertas lagi kertas lagi." Ucap Ben yang menyadari Sastra memegang kertas itu.

Sontak saja mereka semua langsung mengalihkan pandangan pada Sastra.

Sastra membuka kertas yang berlumuran darah itu dengan hati - hati. "Ghosts want yoe dead." Kata Sastra membuat mereka semakin bingung, namun ada salah seorang dari mereka ada yang terkejut.

"Ga mungkin.."

"Ini maksudnya apa sih?" Kata Sastra bingung.

"Eh Sas, itu di belakangnya ada tulisan lagi." Ucap Yeuna.

Sastra membalikkan kertas itu. "Semua bakal tiada."

"Apaan anjir?" Kata Sean gugup.

Hyuka tampak berfikir keras. "OH IYA" Serunya membuat mereka terkejut kembali.

"Gue inget, tadi lo bilang ghosts want you die kan?" Tanya Hyuka, Sastra mengangguk.

"Itu tuh semacam sekte sesat gitu, yang dimana ketuanya itu seumuran kita cuman masih belum di temukan sama pihak kepolisian gimana ga ketemu orang dia make ilmu hitam buat lakuin hal yang ga baik." Jelas Hyuka.

"Ilmu hitam? Lakuin hal yang ga baik? Sekte sesat? Itu maksudnya gimana?" Tanya Havendra nampak frustasi.

"Jadi gini, mereka yang dalam kelompok/sekte sesat itu cuman pengen tumbal ntah itu dari keluarga atau orang lain, tujuannya tidak lain karena pengen hidup makmur dan berumur panjang, anggotanya juga bakal di janji sesuatu yang lebih menarik lagi kalau mereka ngasih ketua mereka tumbal lebih banyak." Jelas Hyuka panjang lebar, sukses membuat mereka semua terkejut.

"Terus kita gimana dong? Dan apa maksudnya?" Ucap Ben mengacak acak rambutnya.

"Tapi.."

"Tapi apa?"

"Kita dalam bahaya."

Mereka melotot tak percaya. "Jelasin lebih detail!" Bentak Samuel.

Hyuka menghela nafas kemudian membuangnya kembali. "Kita udh jadi incaran mereka, kalian harusnya sadar dong ini udh jelas banget. Mereka ngasih tau kita dari box yang di kasih willian."

Mereka semakin tak percaya.

"Ini ga mungkin." Kata Chaeri ia langsung terjatuh kelantai, melihat itu Rava dan Yukaza segera memegang Chaeri.

"Dan yang gue khawatirkan, yang dikirimin box duluan itu jadi incaran pertama." Ucap Hyuka dengan tatapan kosongnya, ia benar benar tak menyangka hal ini terjadi.

Willian melotot tak percaya. "Maksud lo, gue bakal mati duluan?!" Bentak Willian.

Samuel menenangkan Willian yang tersulut emosi. "Ngaco lo."

"Tapi bentar, kok lo tau banyak, Hyuka?" Tanya Jaekar memicingkan matanya.

"Apa jangan - jangan lo salah satu anggota sekte sesat itu?" Tebak Tiandra.

Hyuka menatap temannya dengan tatapan kosong, tak lama kemudian ia tertawa membuat temannya merinding. "Sakit perut gue ketawa, serius kalian nanya gini?" Ucap Hyuka terkesan meremehkan.

"Dih gila nih anak." Sahut Machvell.

"Lo kaya gitu bikin kita makin curiga tau ga." Balas Samuel.

Hyuka bangkit dari duduknya, ia kemudian bersiul sebentar. "Kakak gue, kak Leana. tau kan ya?" Tanyanya, mereka semua mengangguk.

"Dia tumbal dari sekte itu dan kalian tau kenapa bisa dia? Yes itu karena temannya sendiri yang numbalin kak leana."

"Dan nyokap bokap gue disuruh palsuin kematian kak leana, mereka di suap sama sekte itu." Lanjut Hyuka membuat temannya melongo.

"Seriusan?!" Tanya Yaska tak menyangka.

Hyuka mengangguk. "Kalian pasti bertanya - tanya kenapa gue tau banyak kan?" Mereka mengangguk.

"Itu karena buku harian kak Leana berhasil gue amankan, jadi polisi ga bakal bisa ambil. Gue baca keseluruhan buku harian itu dan curhatan kak lea tentang temannya yang aneh belakangan ini sampai temannya ketahuan oleh kak leana dan langsung bunuh kak leana di tempat itu juga." Jelas kembali Hyuka.

Mereka semua terkejut bukan main, melihat itu Hyuka hanya tertawa kecut.

"Pasti sakit banget ya jadi lo." Ucap Yeuna.

"Gausah di tanya itu mah." Jawab Hyuka enteng.

Sastra nampak canggung berbicara dengan Hyuka. "Hyuka, boleh ga kita lihat buku harian kakak lo? Bisa aja kita nemu petunjuk sesuatu, kan?"

"Ga bakal, gue curiga sama orang rumah disini. Gue ga bisa percaya sama siapapun selain diri gue sendiri. Gue bakal selidiki ini lebih dulu." Kata Hyuka tak main - main.

"Lo gausah nuduh ga jelas kaya gitu! Ga mungkin ada di antara temen kit-" Ucapan Lila terpotong.

"Kalau ada?" Potong Hyuka dengan cepat.

"Dan ternyata selama ini dia hanya pura - pura berteman biar mereka dapat tumbal dengan mudah?" Lanjut Hyuka membuat Lila terdiam.

BUGH

Ben memukuli Sean. "Apa apaan lo bajingan?!" Bentak Sean tak terima, ia membalas pukulan Ben.

Mereka berdua menjadi bertengkar, teman temannya sangat kewalahan karena mencoba memisahkan.

"Sialan lo! Coba aja lo ga rekomendasiin rumah ini ke kita, kita ga bakal dalam bahaya!" Bentak Ben.

"Berhenti nyudutin gue, Ben! Gue gatau apa apa soal rumah ini." Kata Sean berusaha membela dirinya.

"Ben udah! Lo jangan seenaknya gitu dong. Gue percaya ama Sean." Kata Hyuka dengan nada tak bersahabat.

Kini suasana di rumah itu sangat berbeda, Sastra dan Yorald bingung harus melakukan apa.

"Udah guys please. kita semua bakal cari tau tentang kejadian ini, gue mohon jangan ada yang saling tuduh." Kata Yukaza berusaha memperbaik keadaan.

"Sialan, Hyuka tau banyak."

JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang