Setelah Tiandra memberikan berita hilangnya Sean, keesokannya mereka berkumpul diruang tamu.
"Gimana bisa hilang sih?!" Bentak Yaska frustasi.
Mereka semua terdiam, pikiran mereka saat ini benar - benar kacau. "Bisa aja kan dia lagi sembunyi buat numbalin kita?" Sahut Ben enteng.
Havendra melirik Ben dengan sinis. "Jaga omongan sampah lo itu, Gue percaya sama Sean."
Ben tertawa keras. "Gue jadi berpikir kalau lo ternyata sama aja kaya dia." Setelah mengatakan itu, ia seakan akan menghapus air matanya karena tertawa.
"Iyain aja deh, pusing gue bicara ama lo, hatinya udh jadi batu."
"Kalian bisa stop ga? Kita harus mikirin gimana Sean bisa ketemu." Kata Lila ia sangat terpukul karena hilangnya Sean.
"Lapor polisi aja." Usul Yuandra.
"Gausah!" Bentak Machvell, mereka semua melempar tatapan bingung dan curiga?
Machvell terlihat canggung. "Maksud gua, gausah dulu. hilangnya Sean belum 24 jam." Jelasnya, mereka semua mengangguk dan Machvell bernafas lega.
"Yaudah kita berpencar aja cari Sean gimana?" Tanya Yaska.
"Oke, bergerak sekarang." Final Sastra.
Mereka akhirnya berpencar mencari Sean, Tiandra memilih Chaeri untuk menjadi temannya.
"Kita harus cari Sean dimana, Tian?" Tanya Chaeri, ia letih dari tadi mereka keliling tak menemukan jejak Sean.
"Cari ke hutan?" Tawar Tiandra, Chaeri nampak ragu, namun Tiandra memegang tangannya dan memberi isyarat bahwa semua akan baik baik aja.
Mereka pun akhirnya masuk kedalam hutan, tapi sebelum masuk lebih dalam lagi, Tiandra izin meninggalkan Chaeri karena ingin ke toilet.
Chaeri diam menatap gubuk di sekitarnya, ia juga sesekali berteriak nama Sean. "Sean lo kemana.." Kali ini suaranya benar benar lirih, ia tak dapat membendungi air matanya dan jatuh begitu saja.
"Maafin gue karena gabisa lakuin apa apa disaat lo di tuduh, maafin yang lain karena udh nuduh lo sembarang. sekarang gue mohon ayo kembali pulang." Ia terjatuh setelah mengatakan itu, ia terisak kecil.
"Chaeri, tolongin gua.."
"Chaeri, disini dingin banget."
Chaeri berhenti menangis, ia menghapus air matanya dan melihat sekitar "Sean?!"
"Gue disini Chaeri.."
Chaeri berusaha melihat Sean yang berada disalah satu gubuk sekitarnya. "Sean?! Lo kenapa disitu? Ayo sini balik yang lain nyariin lo!" Kata Chaeri kini wajahnya terlihat sedikit bersemangat.
Tapi tunggu, kenapa wajah Sean hancur? begitu pikiran Chaeri, Penampilan Sean saat ini sangat tragis penuh darah disekujur tubuhnya.
"Chaeri, tolongin gue.. gue kesakitan.." Ucap Sean yang nada suaranya sudah sangat lemah.
Chaeri menangis kembali, ia tak menyangka dengan penampilan Sean sekarang, Ia berjalan cepat ke arah Sean. "Tungguin gue, Sean. Gue bakal selamatin lo! Lo harus bertahan." Kata Chaeri semakin mendekat.
"Cepetan Chaeri.."
Namun tiba - tiba, Sean menghilang dari pandangan Chaeri, Chaeri bingung ia mencari kesana kemari dan tak menyadari bahwa sebuah pohon besar akan terjatuh menimpanya.
"CHAERI!" Tiandra langsung menarik Chaeri dari tempat itu.
"Lo kenapa diem doang hah?! Lo bosen hidup?!" Bentak Tiandra khawatir.
Chaeri menangis sejadi jadinya, melihat itu Tiandra ikut sedih dan langsung memeluk Chaeri. "Gue kangen Sean, Tian. Gue barusan lihat Sean berlumuran darah dan minta tolong ke gue, tapi Sean malah hilang, gue gagal Tian jadi teman yang baik." Jelas Chaeri, Tiandra mendengar itu ikut sedih, pelukannya ia eratkan guna menenangkan Chaeri.
"Sean ga ada di sekitar sini, Chae. Lo tadi halusinasi, Percaya sama gua, Sean bakal baik - baik aja." Ucap Tiandra menenangkan.
Dirasa Chaeri sudah tenang, Ia membantu Chaeri berjalan. "Kita pulang, besok kita lanjut pencarian dan langsung lapor polisi." Chaeri mengangguk.
Tiandra dan Chaeri pun masuk kedalam rumah, mereka berdua yang paling terakhir kembali.
Semuanya berdiri melihat pakaian Tiandra dan Chaeri yang berantakan. "Astaga kalian darimana aja?!" Tanya Yukaza khawatir ia mengambil alih Chaeri dari Tiandra.
"Ceritanya bentar aja, ga lihat lo kita lagi kesakitan gini." Jawab Tiandra jutek.
"Kalian cepetan ganti baju terus ngumpul kesini lagi." Pinta Havendra
Chaeri di temani Yukaza dan Lila ke kamarnya dan membantu Chaeri mengganti pakaiannya.
Beberapa menit menunggu, kini semuanya sudah berkumpul diruang tamu.
"Ceritain dulu kalian kenapa." Kata Yorald.
Tiandra melirik Chaeri, sepertinya ia yang harus bicara karena kondisi Chaeri yang masih trauma tak memungkinkan untuk berbicara panjang lebar.
"Jadi tadi gue sama Chaeri insiatif nyari Sean di hutan, tapi waktu diperjalanan belum jauh banget kok gue izin ke toilet karena kebelet, gue suruh Chaeri nungguin gue disekitar yang ada gubuk gitu biar gue gampang cariin nanti, tapi gue selesai Chaeri lagi linglung kaya nyari seseorang sampai ga sadar ada pohon besar yang bakal jatuh di belakang dia."
"Untung aja gue cepet langsung narik dia, pas gue tanya lo kenapa ga ngehindar dia malah jawab kalau dia ngelihat Sean yang berlumuran darah dan minta tolong ke dia." Jelas Tiandra panjang lebar.
Havendra terkejut. "Lo lihat Sean?!" Tanyanya.
Setelah sekian lama Chaeri diam ia akhirnya bersuara. "Iya gue lihat Sean lagi minta tolong ke gua, pas gue makin deket gue lihat bajunya penuh darah, gue kaget bentar doang tapi pas gue sadar Sean udh menghilang." Jelas Chaeri.
"Sean bilang apa?" Tanya Havendra lagi.
Chaeri mengingat ingat kembali. "Kalau ga salah dia bilang gini, Chaeri tolongin gua, gua kesakitan. Kurang lebih kaya gitu." Lanjut Chaeri.
"Besok kita udh harus lapor polisi." Sahut Samuel tak ingin di bantah.
Willian yang tersadar perubahan ekspresi Ben dan Hyuka menambah kecurigaannya pada temannya.
"Tidur gih, besok pagi kita mulai pencarian Sean lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ
Horror"yang kita lalui semua ini semuanya diluar akal sehat manusia."