janggal : 18

39 10 0
                                    

Yukaza sengaja membawa Lila keluar untuk mencari udara segara, akhir akhir ini Lila benar - benar menjadi tidak waras. Disaat tengah malam pun ia masih ingin menemui Sastra.

"Gue gatau harus ngapain lagi, Li." Batin Yukaza.

"Za.. Ayo ke makam Sastra." Ajak Lila.

"Oke, tapi ini yang terakhir ya? Kehidupan kita bukan cuman buat gini, Li."

"Ikhlasin Sastra, dia udah bahagia disana."

Pandangan Lila kosong, ia hanya mengangguk kecil.

Mereka berdua berjalan menuju pemakaman teman - temannya.

Namun Yukaza sempat melihat seseorang pergi menjauh dari pemakaman tersebut. "Ben?"

Tak mau ambil pusing, ia pun segera masuk bersama Lila.

Langkah Lila tertahan, ia memandang kuburan Sastra sangat lama.

Yukaza menyadarinya, ia membantu Lila untuk berjalan kepemakaman Sastra.

Lila hanya melihat batu nisan bertuliskan Sastra Hanan.

"Gue mau ngapain ya? gatau bingung." Gumam Lila.

Yukaza membiarkan Lila meluapkan emosinya, ia berjalan dan pergi ke pemakaman Chaeri.

"Jahat lo."

"Tega ya."

"Gue sekarang gatau harus kemana Sas."

"Kenapa lo ninggalin gue?"

"Gue sekarang jadi takut buat percaya lagi."

"Tapi Yukaza sabar banget ngehadepin sikap gue."

Lila memukul pelan batu nisan Sastra, dan menangis sejadi - jadinya.

Yukaza melihat itu tak sadar air matanya sudah jatuh, ia mengalihkan pandangannya dan menatap batu nisan Chaeri.

Tapi tiba - tiba ia tersadar sesuatu.

"Ini bukannya punya Tian?"

Ia menemukan gelang milik Tiandra yang sempat couple dengan Chaeri.

"Kok bisa ada disini?"

"Ah mungkin Tiandra mengunjungi Chaeri kali." Yukaza langsung menyimpan gelang itu di sakunya.

"Nanti gue kembalikan deh."

Yukaza mengajak Lila untuk pulang, cukup lama ia membujuk agar Lila melepas pelukannya dengan batu nisan Sastra.

Disisi lain Yeuna tengah bersantai di atas tempat tidurnya.

Terkadang juga ia memikirkan perkataan Yorald yang terngiang ngiang di kepalanya.

"Sesuatu ga baik lagi ngincar lo."

Disaat Yeuna sibuk dengan kegiatannya, seseorang masuk ke kamar Yeuna membawakan sesuatu.

"Tumben lo bawain gue sirup gini." Ucap Yeuna, ia juga memiliki perasaan takut dan curiga disaat bersamaan.

"Gue lagi baik, cepetan gih minum biar gue yang bawa masuk gelasnya." Balas orang itu, Yeuna ingin menolak tapi ntah mengapa kecurigaannya menjadi hilang sejenak.

Setelah meminum itu, Yeuna merasakan gatal dan panas yang bersamaan, itu benar benar terasa sakit.

"Lo ngasih apaan ke minuman gua?!" Teriak Yeuna.

"Hust! Gue cuman masukin racun habisnya lo selalu curiga sama gua, daripada kecurigaan lo ga terjawab mending gue jawab sekarang." Balas orang itu enteng

Badan Yeuna memerah, ia bahkan sampai muntah darah dan mengeluarkan sedikit busa. "Harusnya gue sadar dari awal kalau lo cuman manfaatin kita." Balas Yeuna sebisanya

"Udah deh diem, intinya gue pelakunya udah gitu aja."

"Sampai jumpa di neraka sayang."

"Ini akibat lo terlalu penasaran sama hidup gua." Lanjut orang itu lalu meninggalkan Yeuna yang tak berdaya.

dengan sisa tenaganya, Yeuna meraih kertas di atas mejanya dan menuliskan sesuatu.

Setelah itu, Yeuna akhirnya tertidur.









































Disisi lain Machvell kembali menguntit Yorald, ia diam diam mengikuti Yorald ke taman.

Awalnya dia hanya jalan - jalan sendiri, tapi kebetulan ia melihat Yorald sedang duduk dan seperti menunggu seseorang.

"Dia nungguin siapa?" Gumamnya.

Machvell tak mengalihkan pandangannya, dan tak berselang lama seseorang dengan hoodie besar juga celana training, memakai masker hitam dan berkacamata hitam datang menemui Yorald.

"Buset kaya artis aja."

"Tapi tunggu kenapa nih orang kaya ga asing?"

Tiba - tiba, ponsel milik Machvell berbunyi ia panik dan segera menjauh dari Yorald.

"Sialan, pake bunyi segala lagi."

Yoradl ternyata sadar dengan kehadiran Machvell. "Sesuai prediksi."

Machvell menjauh dari lokasi Yorald dan mengangkat telepon itu, ia mencari tempat aman.

"Apaan sih?! Gue lagi nyari sesuatu!"

"Hah?! Yeuna meninggal? Kok bisa?"

"Buset. Gercep juga dia."

"Yaudah, gue bentar lagi otw."

Machvell mematikan telepon sepihak dan berencana kembali ketempat persembunyiannya tadi.

Namun ia sudah tak melihat Yorald dan orang itu.

"Kampret, gue kehilangan jejaknya lagi."

JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang