Yukaza sedang mencari - cari Tiandra, ia ingin mengembalikan gelang yang ia temukan di pemakaman lalu.
"Ini Tiandra kemana sih?"
Pasalnya ia mencari Tiandra kesana kemari tak kunjung ketemu.
"Apa gua coba cek kamarnya dua kali ya?"
"Iya deh."
Yukaza kemudian pergi ke kamar Tiandra lagi, namun anehnya ini tak di kunci seperti tadi.
"Loh ke buka?"
Yukaza mengetuk pintu Tiandra namun tak ada tanda - tanda seseorang datang
"Gue masuk ga ya?"
"Tapi ntar Tian marah lagi."
"Masuk aja lah, niat gue juga baik kok."
Ia masuk ke kamar Tiandra untuk pertama kalinya, hal aneh yang ia lihat ialah cermin ada dimana - mana.
"Buset ini kamar apa ruangan latihan."
"Tian? Lo dimana?"
Tak ada yang menyahut, Yukaza kembali menelusuri kamar Tiandra.
"Tunggu, bukannya ini punya Sas-"
"Lo ngapain?" Yukaza di kejutkan dengan kedatangan Tiandra dibelakangnya.
Ia gelagapan, Tiandra melihatnya dengan pandangan aneh. "Anu.. gue kesini mau kembaliin gelang lo."
"Gelang apa?"
"Nih." Yukaza menyodorkan gelangnya.
"Lah kok ada di lu?"
"Gue temuin di makam Chaeri."
Tiandra melotot. "Huh? Kok bisa?"
"Ya gue yang harusnya nanya, kali aja lo habis dari sana."
"Lah ngga tuh."
"Terus siapa dong?" Tiandra mengedikkan bahu tak tahu.
"Ga usah di bawah pikir lah, mungkin seseorang salah bawa." Jawab Tiandra.
"Iya kali ya."
"Yaudah sono lu pergi."
"Dih ini mau pergi kok."
Yukaza menghentikan langkahnya."Kenapa lo koleksi cermin sebanyak ini?"
Yukaza merebahkan dirinya di kasur, ia menjadi ingat perkataan Tiandra tadi.
"Gue koleksi cermin karena pengen tau gue asli atau ngga, soalnya kita sering di duplikat, kan?"
Perkataan itu terus terngiang ngiang di kepalanya.
"Kaya ada yang ga beres." Monolognya.
"Aneh, emang bisa ya ngenalin diri sendiri pake cermin, ntar kalau itu hantu gimana?"
"Ga masuk akal ah penjelasan Tiandra."
"Apa otak gue yang ga sampe?"
Yukaza masih terus berbicara, tanpa sadar ada Lila yang sedang menatapnya dengan tatapan aneh, bahkan ia tersenyum hampir tak terlihat.
"Eh, Li? Kapan lo datang?" Ucap Yukaza sadar.
"Baru aja."
"Sini deh Li, gue mau ngomong sesuatu." Ajak Yukaza, Lila dengan senang hati menerima.
Disisi lain, Hyuka pergi ke taman belakang membawa beberapa buah.
Ia menyendiri kali ini, suasana hatinya sedang tidak baik.
Disaat Hyuka asik memakan buah - buahan itu, seseorang datang mengendap - endap dan menutup pintu ke ruang tamu rapat - rapat.
Hyuka tersadar, ia langsung menyembunyikan buku diary kakaknya di saku celananya.
Hyuka membalikkan badannya dan menemukan seseorang.
"Mau ngapain, lo?" Tanya Hyuka setenang mungkin.
"Duh ngapain, ya?
"Gausah pura - pura bego ih, lo tau kan maksud gua."
Hyuka membuang pandangannya. "Sorry, dia nyuruh kita habisin lo sekarang juga."
Hyuka sudah menebaknya, "Siapa Dia?!"
"Ka. Gausah pura - pura gatau."
Hyuka diam tak menjawab. "Lo tau banyak, Ka. Kehadiran lo disini bikin sekte kita terancam."
"Kenapa kalian lakuin itu?" Lirih Hyuka.
"Pertanyaan ini lagi pertanyaan ini lagi."
"Gue juga gamau, Hyuka. Tapi mereka ngancem, orang tua gue bakal di jadiin budak sama mereka."
"Tapi ga harus gini caranya, Machvell."
"TERUS GIMANA?! GUE HARUS DIEM GITU BIARIN NYOKAP BOKAP GUE JADI BUDAK?!" Teriak Machvell.
"Gue cape, Hyuka. Gue udah. berdosa banget bunuh teman - teman gue sendiri."
Hyuka diam tak menyahut. "Ayo bunuh gua sekarang."
Machvell berkaca - kaca. "Serius?"
"Lo lupa tujuan lo apa? Gue udah di hadapan lo nih, bunuh gua sekarang."
"Tapi gua mohon setelah ini, jangan bunuh teman kita lagi cukup gua."
"Gua kan yang paling kalian incar?! Bunuh gua sekarang dan ambil buku ini." Ucap Hyuka kemudian melempar buku diary kakaknya.
Machvell menganga tak percaya. "Segampang itu?"
Hyuka mengangguk. "Bunuh gua sekarang, Vell."
Machvell mendekati Hyuka, ia menyodorkan pisau namun belum menusuk Hyuka.
"Kenapa? Cepat bunuh gua!" Pinta Hyuka.
Machvell melempar pisaunya sembarang arah. "Gua gabisa! Gua gamau.."
Hyuka jengkel dan mengambil garpu kemudian menusuk dirinya sendiri. "Lo terlalu lemah buat ikut sekte itu." Sindir Hyuka yang masih tersenyum hangat.
"HYUKA!" Teriak Havendra dan Tiandra datang bersamaan, setelah berusaha membuka pintu tersebut.
Hyuka jatuh tersungkur. "Kak gue nyusul lo." Batinnya lalu ia pun tak sadarkan diri.
Machvell menjatuhkan dirinya. "Hyu.. ka.. kenapa lo lakuin ini.."
Havendra dan Tiandra yang baru datang langsung menghampiri Hyuka yang mengeluarkan banyak darah.
BUGH
"BANGSAT LO ANJING, BAJINGAN! LO APAIN HYUKA SIALAN?!" Tiandra memukul Machvell.
Machvell hanya diam, ia juga menyalahkan dirinya sendiri.
Tiandra tak habis - habismya memukul Machvell yang sudah babak belur.
"STOP!" Teriak Rava dan yang lainnya datang.
"HYUKA?!" Kali ini Yukaza yang berteriak.
Mereka semua panik dan membawa Hyuka ke ruang tamu agar segera dibawa kerumah sakit.
Mereka meninggalkan Machvell yang sendirian di taman, kecuali satu orang.
"Gue tau lo ga bersalah." Kata Yorald membuat Machvell tersenyum.
"Thanks."
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ
Horror"yang kita lalui semua ini semuanya diluar akal sehat manusia."