Yeuna yang tengah bersantai di ruang tamu merasa terusik dengan suara dari dalam kamar Rava.
"Duh berisik banget sih." Kesalnya.
"Ini Rava ngapain sih?!"
Yeuna awalnya tak ingin ambil pusing, namun lama kelamaan suara itu sangat menganggu indra pendengarannya.
Ia naik ke kamar Rava tapi sebelum ia mengetuk pintu, ia mendengar suara Ben di dalam.
"Gue ga nyangka ini kejadiannya lebih cepat."
"Gue apalagi."
Yeuna mendekatkan telinganya pada pintu kamar Rava.
Tapi ia sadar dibalik pintu ini seseorang sedang menuju dan akan membuka, ia berlari masuk ke kamarnya.
Pintu terbuka menampilkan Rava dengan seseorang.
"Lo tetep ketahuan sama gue, Na."
Disisi lain, Yorald akhir akhir ini mengunjungi makam teman - temannya.
"Nih tempat udah kaya rumah gue, haha." Gumamnya.
Ia memilih datang sendiri, karena kepercayaannya sudah tidak ada lagi pada temannya.
Yorald menghela nafas. "Kalian di sana ngapain?"
"Gue denger pas kalian meninggal kalian dibawah tekanan seseorang, ya?"
"Gue minta maaf karena telat nyadar."
"Gue harus percaya sama siapa sekarang?"
Yorald memeluk batu nisan temannya.
Tak lama kemudian ia mendengar seseorang berbicara dan menuju kesini.
Yorald langsung sembunyi dibelakang pohon besar dekat pemakaman itu.
"Ngapain sih ribet - ribet kesini?"
"Udah nurut aja!"
Yorald tak bisa melihat dengan jelas, tapi suara itu terdengar familiar.
Ia menduga ada yang datang lebih dari 1 orang.
"Kita kesini cuman pura - pura."
"Yaelah ga ada yang lihat kok."
"Ada."
Yorald menahan nafasnya dalam - dalam, apakah ia ketahuan?
"Siapa anjir?"
"Di belakang mobil ada Yeuna."
Yorald tertegun, ia merasa lega namun panik di waktu yang bersamaan.
"Ck sialan itu lagi, ga habis habisnya ngepoin kita."
"Makanya lo nurut,.pasang wajah sedih lo."
"Gawat, Yeuna ga seharusnya lo penasaran.." Batin Yorald.
"Udah kan? Sekarang pulang deh muak gue disini sesek."
Mereka pun pulang namun sudah tak melihat mobil Yeuna lagi.
"Yorald... Yorald.."
Malam ini Yorald memutuskan untuk pulang kerumah melihat situasi teman - temannya.
Ia sekarang berada di kamarnya, belum terlalu lama ia duduk di ranjangnya sebab Yorald di tanya terus kemana ia akhir - akhir ini, mau tak mau yorald harus membuat alasan yang masuk akal.
"Jangan sampai gue keceplosan, untung tadi Yeuna datang jadi gue langsung kesini."
Yorald merebahkan dirinya di kasur itu, sudah berapa hari ia tak tidur dikasurnya. "Lo kangen gue gak?" Tanyanya pada kasur itu.
"Suatu saat gue bakal tenang tidur disini kalau semuanya selesai."
"Gue ga terpaksa ninggalin lo karena ada hal yang lebih penting." Gumamnya, ia menutup matanya sekejap.
Tiba - tina Yorald teringat sesuatu. "Yeuna!"
"Tujuan gue kesini kan buat mastiin keadaan teman gue.."
Yorald keluar dari kamarnya dan berjalan jalan mengelilingi rumah ini, pertama ia melewati ruang tamu dan tiba - tiba saja kenangan indah saat mereka semua berkumpul diruangan itu. "Andai aja waktu bisa diputar."
Yorald kemudian melanjutkan aktifitasnya, ia naik ke atas namun melihat Tiandra, Ben, dan Havendra berada di kamar Machvell.
"Mereka ngapain? Kok ga ngajak gua?"
Ia ingin menguping pembicaraan mereka, namun ia urungkan tujuannya sekarang melihat keadaan Yeuna.
"Bodo ah, paling juga ntar gue di tanyain lagi."
Tepat setelah mengatakan itu, Yorald naik tangga dan tanpa ia sadari Tiandra, Ben, dan Havendra tadi sudah menghilang.
"Na?"
Yorald mengetuk pintu kamar Yeuna.
Tidak ada jawaban.
Yorald berusaha tidak panik, pikiran buruk ia singkirkan dari otaknya. "Jangan bilang gue terlambat lagi.."
"Na! Lo di dalem ga?!" Ucap Yorald suaranya sedikit tinggi.
Yorald sekarang panik, Yeuna tak menjawab panggilannya. Dan sekarang ia akan mendobrak pintu kamar Yeuna..
Tapi sebelum melakukan itu, Yeuna sudah membuka pintu kamar tersebut al hasil Yorald jatuh kebawa.
"Eh lo kenapa?" Tanya Yeuna heran.
Yorald bangun dan membersihkan tubuhnya. "Lo budeg ya?! Gue panggil ga nyahut nyahut." Kesal Yorald.
"Ya gue lagi maskeran sambil nonton drakor makanya gue ga denger."
"Terserah."
"Terus lo ngapain kesini?"
"Eh.. anu, gue pengen lihat lo doang sih." Jawab Yorald.
"Dih aneh, sono balik." Usir Yeuna.
"Iya - iya, tapi mulai sekarang lo hati - hati ya." Pinta Yorald.
Yeuna bingung. "Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ
Horror"yang kita lalui semua ini semuanya diluar akal sehat manusia."