janggal : 24

36 8 0
                                    

Tiandra menembakkan peluru ke atas plafon rumah itu sebagai tanda peringatan.

Sastra terkejut dengan yang lain juga.

"Sialan kalian semua!" Bentak Tiandra.

"Udah cukup dramanya."

"Kalian berdua tunggu apa lagi?! Cepat bunuh mereka!" Perintah Tiandra pada keduanya.

Kini Yaska berusaha menahan Machvell yang akan menghabisi Yorald.

"Sadar anjing!" Bentak Yaska.

Machvell seolah tak mendengar ia membabi buta Yaska, Yorald ingin membantu tapi punggungnya terasa sakit.

Sastra masih diam tak melakukan apapun begitu juga Tiandra.

Tiandra tersenyum remeh pada Sastra. "Kenapa? Bingung mau lakuin apa?" Tanya Tiandra.

Sastra masih diam tak menjawab. "Gue bilang menyerah aja."

Sastra menatap Tiandra dengan wajah datarnya. "Lo yang harusnya nyerah." Ia kemudian smrik.

"LI, SEKARANG!"

"AAAA"

Anak panah menancap dada Tiandra dari jauh.

"Yah meleset." Kesal Lila.

Yukaza dan lainnya terkejut dengan kedatangan Lila.

"Jadi Lila bukan pelakunya.."

"Iya gue bukan pelakunya, gue selidikin ini dari awal bareng Sastra dan Yorald." Ucap Lila seakan tau tatapan Yukaza.

Tiandra menepuk tangannya meski darah keluar drastis dari tubuhnya. "Keren juga rencana kalian."

"Tapi itu tetap ga bisa bikin kita kalah, RAVA CEPETAN BUNUH YUKAZA!"

Rava mengangguk kemudian mendekati Yukaza yang siaga.

DOR

Suara tembakan itu mengenai seseorang.

Yukaza meraba dirinya, ia terkejut tak ada sesuatu yang terjadi.

Rava tersungkur kebawah. Machvell menembakkan peluru pada Rava.

"Apa maksud lo sialan?" Tanya Rava memegang dadanya.

Peluru itu mengenai jantung Rava. "Bajingan lo, Vell!" Ucap Rava tak lama jasadnya berubah menjadi abu.

Sastra melihat itu terkejut, ini tak ada di rencananya. "Kenapa ini.."

Yorald merasa menang karena mengelabui Machvell.

"Vell yang lo lakuin itu bener! Lo udah berhasil selamatkan teman lo." Ucap Yorald.

"Maafin gue.. andai gue ga masuk sekte itu kita pasti hidup bahagia."

"WAH PENGKHIANAT LO SIALAN!" Teriak Tiandra.

Machvell tersenyum hangat kemudian menusuk jantungnya menggunakan pisau yang ia pegang.

Mereka semua terkejut dengan tindakan Machvell barusan, terlebih lagi Yorald.

"MACHVELL!!"

Machvell mengeluarkan air matanya. "Gue harap kalian mau maafin gue." Machvell jatuh tersungkur.

"Semoga di kehidupan selanjutnya kita ketemu dengan versi diri kita yang baik." Setelah mengatakan itu Machvell pun berubah menjadi abu.

"Bangsat, lo emang pantas mati sialan." Ucap Tiandra.

Yorald menangis dan berlari pada abu Machvell. "Vell.. lo sebenarnya orang baik.. tapi lo terpaksa ngelakuin ini."

"Vell makasih udah mau ambil jalan yang benar disaat akhir hidup lo."

Yorald mengusap air matanya kemudian menatap Tiandra penuh emosi.

"Sekarang tinggal lo sendiri." Ucap Yorald emosi.

Yorald sekarang baik - baik saja, sebab tadi ia meminum ramuan penyembuh yang diberikan oleh Willian atas perintah Sastra.

"Yakin gue sendiri?" Tanya Tiandra dengan senyum jahatnya. Keadaan dirinya yang berlumuran darah tadi sekarang nampak sehat bugar.

Yorald melototkan matanya dan melihat kesana - kemari.

"Nyariin gue?"

"Havendra?!"

JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang