janggal : 22

44 9 0
                                    

Sore ini Ben mengajak Rava pergi jalan - jalan.

"Va."

Rava berdehem. "Kenapa?"

"Lo pernah ga sih muak sama sikap gua?"

"Kadang aja."

Ben merenung. "Gue emang ga pantes dapat perlakuan baik."

"Ga boleh ngomong gitu." Tegur Rava.

Ben tersenyum, "Lo emang yang terbaik."

"Iya gue tau, tapi itu dulu."

"Hah?"

"Ngga becanda."

"Becanda lo ga lucu." Nada Ben berubah seketika.

"Gue becanda serius."

"Jangan gitu lain kali."

"Lo kenapa sih?! Gue capek tau ga dengan perubahan sikap lo kaya gini."

"Lo tau kan, Va. Gue ga suka bercanda gini."

Rava menjadi takut, ia tak suka jika Ben sudah begini.

"Dan gue juga ga suka kalau di bentak." Balas Rava tak kalah dingin.

"Oh iya.. gue lagi butuh tumbal nih." Lanjutnya.

"Maksud lo?"

"Ya menurut lo?"

"Lo mau tumbalin gue?" Rava mengangguk senang.

"Tega lo jahat banget sumpah."

"Bodo amat, emang siapa yang mau berteman ama lo yang punya penyakit kepribadian ganda selain gua?"

Ben terdiam. "Setidaknya gue ga lebih buruk dari lo."

Terlambat Rava langsung mendorong Ben kejalanan dengan truk yang melaju cepat.

"Basi."

Rava kemudian menghilang begitu saja.

"Gu.. gue terlambat.."

Yorald langsung berlari ke Ben dan memanggil ambulance.

"Ben.. maafin gua.. gua terlambat." Dia memeluk Ben yang sudah tak bernyawa dengan penuh darah, Yorald tak peduli ia sekarang benar - benar merasa bersalah.

"MAAFIN GUA!" Teriak Yorald prustasi, orang sekitar sampai ada yang menangis melihat Keadaan Yorald.

"Gue ga bakal pernah maafin kalian." Batinnya penuh dendam.

































Yorald mengebumikan Ben tanpa sepengetahuan siapapun.

"Tunggu gue balas dendam buat kalian." Yorald menatap pemakaman teman - temannya lalu mengepalkan tangannya kuat - kuat.

Disisi lain Yukaza sibuk menyusun rencana, ia menyiapkan beberapa senjata tajam dan menunggu Yorald kembali.

Yorald pun kembali dengan wajah memerah akibat marah.

"Akhirnya! Lo kembali.."

"Yang lain dimana?!"

"Gue gatau, gue udah cari mereka semua gada."

"Ga mungkin.."

"Terus Ben gimana?!" Tanya Yukaza balik.

"Dia udah tidur tenang gausah ganggu dia." Jawab Yorald setenang mungkin, Yukaza menganga tak percaya.

Yorald mencari kesana kemari namun tak menemukan siapapun.

"Kalian cari kita?" Tanya seseorang dari belakang mereka.

Yorald membalikkan badannya dengan pelan, ia kemudian maju ingin menghantam wajah didepannya.

"Jangan gegabah! Mereka ga semudah itu di kalahin." Ucap Yukaza mengingatkan.

"Buset buru - buru banget, ga mau nongkrong dulu?"

"Gede juga nyali lu gue lihat - lihat." Balas Yorald.

"Emang."

"Tapi lo mikir ga sih teman teman lo yang lain dimana?"

Yorald dan Yukaza terkejut. "Lo apain teman gue hah?!"

"Di kurung doang, tapi paling bentar lagi kehabisan nafas."

"BIADAP KALIAN!"

"Percuma. Gue udah selangkah dari kalian."

"Vell, suruh mereka bawa anak anak itu." Machvell mengangguk.

Beberapa menit kemudian Machvell lari panik. "Mereka ga ada!"

Rava melototkan matanya. "Kok bisa?! Cari baik - baik!"

"Gue udah cari tapi tetep ga nemu."

"Kalian cari mereka?" Balas Yorald smrik.

Rava dan Machvell melihat kearah belakang Yorald benar saja, ada Tiandra, Havendra, Yaska, Samuel, dan Willian.

"Lila mana?" Tanya Yorald.

"Gue gatau. gue ga nemuin dia dari tadi." Jawab Yaska.

FLASHBACK

Orang yang mendengar pembicaraan Yukaza ialah Yaska, ia tak panik. Yorald memanggil teman - temannya untuk berkumpul.

"Kenapa lo nyuruh kira ngumpul?" Tanya Willian.

"Pelakunya teman kita! Sekarang kita harus cari tempat persembunyian." Jawab Yaska.

"Terus Ben mana?!" Tanya Havendra panik.

"Dia lagi di tolong sama Yorald." Jawab Yaska.

"Kok lo tau?"

"Gue denger Yakuza bicara sama Yorald. Sekarang kita telpon Yorald."

Yaska menelpon Yorald.

"Apa yang dia bilang?" Tanya Willian.

"Dia nyuruh kita sembunyi dulu sampai aba aba keluar baru kita keluar, Yorald punya firasat kalau kita bakal di culik." Jelas Yaska.

"Yaudah ayok!" Ajak Tiandra.

"Tapi tunggu, Lila, Machvell, rava mana?"

"Pelakunya salah satu dari mereka pasti." Tebak Tiandra.

"Yaudah kita sembunyi aja dulu."

FLASHBACK END

"Kalau Lila ga ada sama kalian, terus ga ada sama Rava dimana dong.."

"Bunuh diri kali." Balas Rava santai.

"Bacot."

JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang