Hyuka dinyatakan telah meninggal akibat pendarahan, ia meninggal diperjalanan menuju rumah sakit.
Kini mereka kembali mendatangi pemakaman itu.
"Yey ketemu Sastra lagi!" Seru Lila.
"Gila beneran nih anak, temennya meninggal ga ada sedih - sedihnya." Ujar Rava.
"Udah, Va. Biarin Lila kaya gitu." Tegur Yukaza.
"Lo ga ada niatan bawa dia ke psikolog?" Tanya Samuel.
"Ada. Tapi dia nolak." Jawab Yukaza.
Tiandra yang paling sedih atas kematian Hyuka. "Ka.. katanya lo pengen temenin gue terus.."
Tiandra menangis, untuk pertama kalinya lagi ia menangis dihadapan teman - temannya. "Tiandra nangis jir." Sahut Ben.
"Diem lu, orang lagi sedih kocak." Tegur Samuel.
"Yorald mana?" Tanya Havendra.
"Dia pulang duluan, katanya temenin Machvell." Balas Willian.
"Cuih, pembunuh gitu masih ditemenin." Ujar Tiandra yang masih kesal.
"Tian, lo gaboleh ngomong sembarangan polisi lagi telusuri apa benar machvell yang bunuh Hyuka atau ngga." Kata Yaska mengingatkan.
"Tapi gue lihat dengan mata kepala gue sendiri, Yas!"
"Iya tau, tapi gada sidik jarinya Machvell di garpu itu!"
"Udah. Kalian gausah ribut di pemakaman! Kalau mau lanjut pulang kerumah." Tegur Havendra.
Mereka semua kini kembali kerumah, pemandangan yang mereka lihat ialah Yorald bersama Machvell diruang tamu.
"Lo masih disini?" Tanya Tiandra enteng.
"Maksud lo?" Tanya Yorald balik.
"Harusnya pembunuh di usir dari rumah ini."
"Jaga omongan lo ya! Machvell bukan pembunuh sidik jarinya aja ga ada sama sekali di garpu itu." Kesal Yorald.
"Kok lo belain? Jangan - jangan lo sekongkol ya." Ucap Tiandra memancing emosi Yorald.
"Jaga bicara lo, Yorald ga kaya gitu." Sahut Machvell.
"Gue ga bunuh Hyuka, dia sendiri yang nusuk perutnya pakai garpu itu." Jelas Machvell kembali.
"Halah munafik lo, lo bunuh Hyuka karena pengen buku diary kakaknya, kan?!" Tanya Tiandra lagi.
"Gue ga gitu!" Bantah Machvell.
"Stop!" Ucap Yukaza melerai.
"Kalian kaya anak kecil tau ga?! Biarin polisi yang tangani ini semua."
"Kapan? Gua tanya lo. Kapan mereka selesaiin ini? Kasus teman kita yang lain aja belum kelar, Za!"
"Tapi bukan berarti lo bisa nyimpulin kalau Machvell pembunuh."
Tiandra tertawa kecil. "Heran gue, sebaik apa sih Machvell sama kalian sampai belain mati - matian gini." Ucapnya lalu pergi begitu saja.
Suasana menjadi canggung. "Kalau bener pelaku pembunuhan Hyuka itu Machvell, gue bener - bener kecewa sama lo." Sahut Havendra dengan wajah sedih lalu pergi ke kamarnya.
Machvell mengacak rambutnya, ia frustasi sekarang.
"Kita ga punya waktu."
"Cepat bunuh mereka, waktu kita udah habis."
"Tapi gue ga tega! Lo paham ga sih?!"
"Banci tau ga, gue cewe tapi ga gitu banget."
"Lo emang beda, gue masih punya hati."
"Anjing."
"Diem! Kalian berdua sama aja. Pikirin gimana cara bunuh mereka sekarang."
"Lebay tinggal bunuh aja susah amat."
"Mulut lo lemes bener gue lihat - lihat."
"Aduh, gausah munafik. Temen kita ada yang lo bunuh."
"Dahlah, kalau kalian gamau bertindak biar gue aja yang lakuin."
"Eh lo mau ngapain?"
"Nyari Ben." Setelah mengatakan itu ia langsung pergi meninggalkan mereka.
Yukaza yang mendengar itu langsung bersembunyi dibalik pot bunga besar.
Yap Yukaza tak sengaja menguping pembicaraan mereka, ia tak menyangka pelakunya benar - benar dari mereka sendiri.
Yukaza menangis sejadi - jadinya ia berusaha menahan suara tangis dengan menutup mulut.
Ia mendengar suara pintu terbuka dan detik itu juga ia menahan napas dan menutup matanya.
Dirasa sudah tak ada orang dia berlari masuk kekamar Lila.
Saat Diperjalanan ia berfikir siapa tadi? Ia tak melihat wajahnya hanya mendengar saja, dan ia berpikir ada tiga orang yang sedang mengobrol.
Ia tergesa - gesa lari ke kamar Lila.
Pintu terbuka dan tak menampakkan siapapun.
"LILA KEMANA?!"
"Apa jangan - jangan.."
"Lila pelakunya?"
"Ia bohong kalau dia gila biar bisa manfaatin kita.."
Yukaza segera membuka ponselnya dan menelpon seseorang.
"Halo?"
"Rald? Lo dimana?"
"Gue lagi di luar."
"Serius? Bagus dong! Cepet cari Ben dia dalam masalah!"
"Ha maksud lo?"
"Pelakunya bener diantara kita. Gue barusan dengar kalau target mereka sekarang Ben."
"Tenang! Lo tau ga pelakunya siapa?!"
"Ga tau pasti, tapi sekarang lo cari Ben dulu! Lila juga menghilang."
Yukaza mematikan telepon sepihak, tanpa ia sadari seseorang menguping pembicaraanya dan pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ
Horror"yang kita lalui semua ini semuanya diluar akal sehat manusia."