janggal : 12

48 9 2
                                    

Seseorang yang akan Jaekar temui kini sudah menunggu di belakang taman.

Jaekar pun menampakkan dirinya, ia terlihat tidak takut sama sekali.

"Dari mana lo bangsat?!" Kesal orang itu.

Jaekar tersenyum angkuh. "Brisik banget, gue udah di depan lo ini gausah banyak tanya." Balas Jaekar ketus meski hatinya berdetak tak karuan.

Orang itu mendesis. "Mau mati aja masih songong."

Jaekar kemudian di tarik paksa di hadapan seseorang itu.

"Setelah ini, tepati janji lo sebagai cowo anjing." Bentak Jaekar.

"Hadeh brisik."

"Tapi sebelum lanjut, lo mau tau ga kenapa lo jadi incaran gue?"

"Itu karena lo terlalu kepo sama urusan kematian teman kita, ga seharusnya lo urusin urusan orang yang udah mati." Sambungnya, Ia menyentuh dagu Jaekar dengan pisau tajamnya.

Dalam hati Jaekar sangat bersyukur karena hanya ia yang ketahuan, bukan Lila.

"Tega lo, lo lebih najis dari hewan."

"Siapa peduli."

"Gue ingatkan sekali lagi, setelah ini lo tepati janji lo buat ga macam macam sama mereka apalagi bakar rumah ini. " Pinta Jaekar.

"Aman, gue gentleman. Tapi gue ga segan segan lakuin apa yang gua mau, kalau teman lo macam - macam."

"Dasar bajingan!"

SREK

Orang itu langsung menusuk perut Jaekar, kemudian ia melukai leher Jaekar, agar terlihat seperti bunuh diri.

Jaekar yang sekarat berusaha bertahan. "Percuma, lo ga lama lagi bakal tiada." Kata orang itu lalu memberikan pisaunya pada tangan Jaekar.

"Kalian cepetan menghilang." Pinta orang itu kepada anak buahnya.

Anak buahnya langsung menghilang begitu saja, yap benar mereka bukan manusia asli.

Tak lama kemudian orang itu berteriak dan berlari masuk ke dalam. "AAA, TOLONG! JAEKAR TERLUKA DI TAMAN!"

Jaekar yang masih sekarat tersenyum kecut. "Lo benar benar pecundang, Machvell."




































Setelah Jaekar di kebumikan, mereka kembali ke rumah.

"Puas lo anjing? Jaekar sekarang ga ada! Puas lo tuduh dia?!" Bentak Havendra, untuk pertama kalinya ia marah, bagaimana tidak, ia menduga Jaekar bunuh diri karena tekanan dari Ben.

"Kenapa sih? Gua bilang gua ga ngapa - ngapain dia!" Bela Ben.

Havendra bersmirik. "Lo pikir gua gatau kelakuan busuk lo?"

"Sehari sebelum Jaekar pergi, lo ketemu sama dia di taman." Sambung Havendra, Ben terkejut.

Teman - temannya memandang Ben aneh.

"Gue ketemu sama dia cuman buat minta maaf!" Jata Jaekar tak mau kalah.

"Kenapa kita harus percaya sama lo?" Tanya Havendra memancing.

"Ah sialan, emang kenapa sih? Dia udah MENINGGAL udah MATI lo ga perlu segitunya, lagian dia yang perkosa Rava teman kita loh? Kok lo langsung lupa?" Balas Ben ia menekankan perkataannya, suaranya terlihat berbeda dari sebelumnya.

Samuel menyadari sesuatu. "Gawat." Reaksinya begitu ketakukan.

"Udah gausah permasalahin ini, Havendra gua mohon gausah tuduh tuduhan kaya gini, biarin Jaekar tenang." Kata Samuel, ia tak mau sesuatu buruk terjadi.

JANGGAL I TXT ITZY ATEEZ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang