Episode 18 (Pergi)

355 5 0
                                    

Bismillah

Happy Reading

Indra memijat pelipisnya. Hatinya resah dan merasa bersalah. Penyesalan menghantui membuatnya menyalahkan dirinya sendiri.

Flashdisk yang diberikan Andra berisi rekaman CCTV di taman itu. Tak hanya itu, Andra juga mengirimkan beberapa vidio anak buahnya yang mewawancarai saksi di taman.

Detik itu juga, Indra merasa dirinya bo*doh. Ia sama sekali tak berpikir kesana. Yang dipikirkannya saat itu hanya vidio yang dikirimkan orang asing itu. Parahnya ia langsung percaya.

"Bo*doh lu, Ndra!" makinya pada diri sendiri.

Indra menyalahkan dirinya sendiri. Rekaman itu menunjukkan Aira yang tengah duduk di bangku taman. Tiba-tiba ada lelaki yang datang dan memeluknya. Terlihat jelas bahwa Aira langsung terkejut dan mendorong lelaki itu. Aira berontak namun lelaki itu lebih kuat.

Dan ada yang memfoto kejadian itu seolah-olah mereka memang sedang berpelukan.

Setelah lelaki itu melepaskan pelukannya, Acha datang. Ia seperti menunjukkan sesuatu di ponselnya. Aira berusaha meraihnya. Namun Acha mengelak.

Dan lelaki yang tadi sengaja mendorong Aira kearah Acha. Aira reflek menjulurkan kedua tangannya untuk berpegangan pada Acha. Tetapi Acha malah tampak menjatuhkan diri sehingga kepalanya mengenai pagar besi itu.

Tapi vidio yang dikirimkan pada Indra seolah Aira yang mendorong Acha.

Indra masih belum yakin kalau Acha menjatuhkan diri. Karena bisa saja memang Acha kehilangan keseimbangan sehingga jatuh. Tetapi Indra merasa bersalah pada Aira karena ternyata Aira sama sekali tidak melakukan apa yang ia tuduhkan waktu itu.

Bugh!

Indra memukul dinding dengan kuat. Matanya memerah menahan tangis. Apa yang sudah diperbuatnya? Aira, gadis itu pasti kecewa dengannya.

Indra segera berdiri. Ia harus kembali ke rumah sakit untuk menemui Aira. Istrinya.

***

Pukul 21.00

Indra tiba di rumah sakit. Ia bergegas berlari menuju ruang rawat Aira.

Ketika Indra membuka pintu ruangan.

Deg!

Kosong?

Kemana Aira?

Ruangan itu kosong. Tidak ada siapapun. Indra keluar lagi, barangkali ia salah masuk ruangan. Tapi, jelas ruangan ini.

Segera Indra pergi menuju meja resepsionis.

"Permisi, Sus," ucapnya pada suster yang berada dibalik meja.

"Iya, Mas?"

"Pasien atas nama Aira Humaira Azzahra apa pindah ruang rawat?" tanya Indra.

"Sebentar saya cek dulu, ya, Mas." Suster itu membaca daftar pasien.

"Maaf, Mas. Tapi pasien atas nama Aira Humaira Azzahra sudah keluar dari rumah sakit ini satu jam yang lalu," papar suster itu.

Deg!

Indra terkejut. Kemana? Dan kenapa dirinya tidak diberitahu.

"Dengan siapa pasien keluar, Sus?"

"Dengan Bapak Andra."

"Ayah?"

"Kalau begitu terimakasih, Suster."

Indra berjalan gontai. Ada apa ini? Kenapa Ayahnya membawa Aira pergi tanpa sepengetahuannya?

Indra AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang