Bab 1 (Tak Terduga)

419 12 0
                                    

Imam Asy Syafi'i rahimahullah berkata :

"Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruan dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja."

***

Pukul 14.00.

Aira sudah selesai bekerja, ia bersiap untuk pulang dan ke kampus. Setelah bersiap, Aira menghampiri Iqbal yang tengah bersantai karena pelanggan sudah cukup sepi.

"Kak Iqbal. Aira pulang dulu, ya," ucap Aira.

Iqbal melihat kearah Aira. "Iya, Ai. Hati-hati dijalan, ya," ucap Iqbal.

Aira tersenyum. "Iya, Kak. Assalamu'alaikum," ucap Aira.

"Wa'alaikumussalam."

Bertepatan dengan Aira yang baru keluar dari kafe, sebuah mobil mewah berhenti didepan kafe. Seorang lelaki bertubuh jakung keluar. Ia mengenakan kacamata hitam. Lelaki itu segera membukakan pintu untuk kekasihnya. Setelah itu, mereka saling melempar senyum dan berjalan beriringan menuju kafe.

Aira melihat sekilas. Ia bergegas menuju parkiran untuk mengambil motornya.

"Mirip sinetron," gumam Aira. Ia tersenyum seraya menggelengkan kepalanya pelan. Pasalnya, kejadian tadi sama persis dengan sinetron yang tak sengaja ia tonton bersama ibu kost.

Aira segera kembali ke kosannya untuk makan siang dan istirahat. Sebelum kembali berangkat menuju kampus.

Pukul 20.30

Aira baru saja keluar dari kampus. Ia menuju parkiran dengan Keysha untuk pulang.

Aira memang mengambil kuliah malam. Ia memutuskan hal itu dengan penuh pertimbangan. Aira ingin fokus bekerja jika siang hari. Menurutnya, akan merepotkan jika mencari pekerjaan dimana ia harus bekerja malam hari.

Jika malam hari, ia bisa kuliah sambil menyelesaikan tugas-tugasnya.

"Ra, gue belum sempat nanya. Gimana hari pertama lo kerja?" tanya Keysha. Perempuan dengan rambut sebahu yang dibiarkan tergerai bebas itu merapatkan jaket.

Aira membenarkan posisi kerudungnya. "Alhamdulillah lancar, Key. Gue seneng bisa kerja disana," jawab Aira sembari tersenyum.

"Alhamdulillah. Ikut seneng gue dengarnya. Btw kapan-kapan kalau lo nggak sibuk atau nggak kecapean, hubungin gue aja. Udah lama kita nggak jalan-jalan bareng. Gue kangen kita jalan-jalan di taman kota," kata Keysha.

Aira tersenyum manis. "In syaa Allah, ya, Key. Kalau tugas udah kelar," balas Aira dengan sedikit gurauan.

Keysha tersenyum. "Yaudah kalau gitu. Buruan pulang, gih. Gue juga udah ngantuk," kata Keysha sembari memakai helmnya.

Aira pun mengambil helmnya. "Iya, hati-hati dijalan."

Keduanya sama-sama pulang dengan arah yang berlawanan. Jarak antara kampus Aira dengan kosannya memang tidak terlalu jauh, tapi juga tidak bisa dibilang terlalu dekat.

***
Aira sampai di kosannya pukul 20.50.

"Alhamdulillah," ucap Aira begitu sampai didepan kosannya.

"Assalamu'alaikum," ucap Aira setelah membuka pintu.

Aira segera meletakkan tasnya diatas meja lipat yang menjadi saksi dari perjuangannya belajar selama kuliah ini. Aira sangat bersyukur dapat beasiswa dan bisa melanjutkan kuliah.

Bisa dibilang, perjuangannya untuk melanjutkan pendidikan setelah SMA tidaklah mudah. Semasa SMA, Aira selalu berusaha untuk selalu memperoleh prestasi supaya layak untuk mendapatkan beasiswa.

Indra AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang