Episode 14 (Konflik)

407 13 0
                                        

Bismillahirrahmanirrahim

***

Pagi ini, Aira dan Anita sibuk memasak sarapan untuk mereka dan suami mereka.

Setelah berbincang ringan, Anita mengedarkan pandangan.

Dirasa tidak ada orang, ia menatap Aira.

"Ra, gimana hubunganmu sama Indra?" tanya Anita pelan dan hati-hati.

Aira menghentikan aktivitas mengaduk sop. Ia menatap Anita kemudian tersenyum. "Alhamdulillah. Aku sama Kak Indra baik-baik aja, Ma," jawab Aira.

Anita menatap lekat menantunya. "Apa Indra ada menyakiti kamu?"

Aira menggeleng. "Enggak, Ma."

"Em ... tentang tiga bulan itu ... apa kalian tetap akan berpisah?" tanya Anita. Sejujurnya ia tidak ingin anak dan menantunya sampai berpisah.

Aira terdiam.

"Ma," panggil Indra tiba-tiba membuatnya keduanya terkejut.

"Indra, kenapa?"

"Tadi Indra sama Ayah beli es kelapa didepan," ujarnya sambil menunjukkan kresek berisi es kelapa yang ia bawa.

"Pagi-pagi udah es aja. Tumben."

"Tadi bapak penjualnya lewat. Trus Indra pengen, jadi beli aja. Indra taroh sini, ya." Indra meletakkan kresek itu diatas meja makan.

"Iya. Taroh aja."

Setelah itu, Indra berlalu pergi.

Anita kembali menatap menantunya. Aira terlihat berbeda setelah Anita menanyakannya tadi. Jadi Anita memilih untuk tidak lagi membahasnya.

"Ra, kamu tau nggak? Indra berubah sejak nikah sama kamu," kata Anita.

Aira menatapnya. "Berubah gimana, Ma?"

"Dia jadi lebih banyak senyum. Trus penampilannya keliatan lebih seger dan rapi ketimbang dulu. Lebih rajin juga. Dan udah mulai antusias nimbrung di perusahaan," jelas Aira.

Aira tersenyum. "Alhamdulillah. Bukan Aira, Ma. Tapi Allah. Allah yang membolak-balikkan hati setiap manusia."

Anita tersenyum. Ia mengusap kepala menantunya. Matanya memanas ingin menangis.

Segera Anita mengalihkan pandangannya. "Itu sopnya udah matang, Ra. Angkat aja."

"Iya, Ma."

***

Setelah Anita dan Andra pulang, Indra bersiap berangkat ke kampus.

"Kak," panggil Aira.

Indra membalikkan badan. Ia mengernyit heran melihat Aira sudah rapi dengan tunik berwarna krem dipadukan corak kotak-kotak putih dan rok plisket hitam. Ditambah kerudung segiempat panjang.

"Kemana?"

"Aku izin ke tempat temen. Ada tugas yang harus diselesaikan dengan kelompok," kata Aira.

Mengingat apa yang menimpa mereka, Indra tampak ragu.

"Beneran nggak papa kalau lo interaksi sama mereka?"

"In syaa Allah nggak papa, Kak. Ini cuma tugas aja, kok," jawab Aira.

"Yaudah. Dimana tempatnya biar gue antar."

"Boleh nggak Kak aku berangkat sendiri aja? Jarak rumah temen aku jauh dan arahnya berlawanan dari kampus. Nanti Kakak telat lagi."

Indra menatap Aira lekat. "Serius?"

Aira mengangguk mantap.

"Yaudah, hati-hati. Dan ...." Indra merogoh kantong celananya untuk mengambil dompet dan mengeluarkan dua lembar uang berwarna merah, "ini uang jajan lo."

Indra AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang