Happy Reading ...
Bismillah
***
Andra dan Regan tengah berada disebuah ruangan pribadi Andra. Regan dibebaskan karena Pamannya yang membebaskannya.
Meski begitu, tentu saja Andra tak tinggal diam. Andra langsung memanggil Regan meski Pamannya yang bernama Reno itu melarangnya. Tapi bukan Andra namanya kalau menyerah. Terlebih Reno itu adiknya.
"Om membawa kamu kesini bukan untuk menghajarmu meski om ingin," ujar Andra.
Regan diam tak menanggapi.
"Kamu tahu siapa yang kamu celakai?" Andra menatap keponakannya tajam.
Regan tak menatapnya.
"Menantu keluarga Dirgantara!" sambung Andra.
"Bukan tanpa alasan Regan ngelakuin itu, Om," balas Regan pelan.
Andra terkekeh sekilas. "Dan Om membawa kamu kesini juga bukan tanpa alasan, Nak."
Andra membuka laptop yang sudah sejak tadi didepannya. Ia colokkan flashdisk yang sedari tadi dipegangnya.
Kemudian Andra mengotak-atik laptopnya sebentar lalu memutarnya, menunjukkan sebuah rekaman pada Regan.
Regan menatap laptop itu. Itu ...
Sebuah rekaman yang sama namu dari arah kamera yang berbeda.
Arah kamera itu berada diatas namun dari dibelakang. Terlihat jelas bahwa disana Aira bukan mengotak-atik mobil, melainkan tengah mengeluarkan kucing yang tampak meringkuk dibawah mobil Ayahnya.
Sementara rekaman CCTV yang ditunjukkan Acha, memperlihatkan Aira, tetapi dari arah samping, sehingga tidak tampak apa yang sedang dilakukan Aira.
Dan Regan malah langsung menyimpulkan.
Regan terkesiap melihat rekaman itu. Ia tak menyangkalnya. Disana memang terdapat CCTV.
Andra memperhatikan raut wajah keponakannya itu.
Setelah rekaman itu habis, Regan menatap Andra.
"Orang yang memberikan rekaman potongan itu tidak cerdik sama sekali. Dia pikir karena kejadian itu sudah terjadi setahun yang lalu, tidak ada yang menyelidikinya lebih lanjut?" kata Andra.
"Dan kamu mirip sekali dengan Indra. Sama-sama gegabah dan ceroboh!"
Regan masih mencerna apa yang baru saja dilihatnya. Matanya mulai berkaca-kaca.
"Ka--kalau bukan Aira, siapa yang udah bikin Ayah aku--" Regan tak sanggup melanjutkan ucapannya.
Andra tersenyum sinis sekilas. "Acha Cantika. Seseorang yang omongannya kamu percaya. Yang kamu jadikan teman untuk membalas dendam pada menantu Om."
Regan menggeleng. "Nggak mungkin, Om."
"Tanpa bukti memang tidak mudah untuk percaya. Tapi percaya pada bukti palsu merupakan suatu kecerobohan. Terserah kamu ingin percaya atau tidak. Yang jelas, tugas Om disini hanya ingin membuktikan bahwa menantu Om tidak bersalah. Dan bukan Aira dalang dari kecelakaan Ayahmu," jelas Andra. Ia menatap Regan lekat.
Andra bangkit dari duduknya. "Om akan rutin kesini untuk menunjukkan bukti-bukti lainnya. Itu diperlukan supaya kamu bisa membuka matamu." Andra pergi meninggalkan Regan yang mematung.
Regan tertunduk. Air matanya menetes mengenai pipinya.
"Jadi bukan Aira. Apa yang udah gue lakuin?" Andra mengepalkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Indra Aira
Romance"Saya terima nikah dan kawinnya Aira Humaira Azzahra binti Ahmad Hidayat dengan maskawin tersebut dibayar tunai!" Pernikahan didasari dengan keterpaksaan. Kedua insan yang awalnya tak saling mengenal menyatu dalam ikatan suci. Indra Fadil Dirgantara...