aaa aku lupa updateeeee (ू˃̣̣̣̣̣̣︿˂̣̣̣̣̣̣ ू)
untung kebangun tengah malem, jadi sempetin update satu part hihi.
typo tolong tanda yaa~
____________________________"Iiih kan lucu sekali Bilo iniii" Rye saat ini sedang memakaikan baju-baju yang baru ia beli tadi ke Bilo. Total ia membeli 10 pasang baju baru untuknya.
Tadi ketika mereka ingin pulang, tiba-tiba saja Rere menolak untuk satu mobil. Ia memilih menaiki taksi online dengan alasan rumahnya tidak searah dengan mereka. Rye mengiyakan saja, dan memberi ongkos untuk Rere. Ia harus bertanggung jawab atasnya, karena Rere bisa ke sana karena ikut dengan dirinya tadi.
Dan untuk Yale, ia kembalikan ke butik untuk kembali bekerja. Ia takut butik tidak terurus jika Yale terus menerus bersama dirinya seharian ini. Padahal tadi siapa ya yang ajak Yale?
"Senang sekali anak Papi ini?" Suara itu membuat Rye tersentak terkejut. Leo kini duduk di sampingnya, ia melihat bagaimana Rye yang sedang memangku kucingnya itu dengan beberapa pasang baju mungil berantakan di sekitar mereka.
Mereka saat ini berada di ruang keluarga. Keadaan mansion cukup sepi karena ini memang masih jam kerja. Maka cukup heran untuk Rye, bagaimana bisa Leo di sini?
"Loh Papi tidak kerja?" Tanya Rye masih sambil memakaikan Bilo baju yang entah ke berapa kali.
Leo menggelengkan kepalanya, "Tidak, sekarang kan sedang berlangsung pemilihan legislatif baru. Jadi Papi kerjanya hanya setengah hari saja. Nanti setelah pengumuman hasil, baru Papi akan kembali bekerja seperti biasa." Dengan sabar ia menjelaskannya pada Rye sambil sesekali mengusap kepalanya lembut.
Di keluarga mereka memang hanya Leo yang terjun ke dunia politik. Namun gaji yang ia dapatkan tentu tidak main-main. Ditambah kini anak-anaknya sudah mulai bisa menghasilkan uang sendiri dan jarang meminta ke Leo, jadi uang yang ia miliki semakin menumpuk saja karena tidak habis walau sudah dihamburkan istrinya.
"Ooooo, Rye tidak paham. Tapi intinya Papi libur kan??" Kini ia menatap Leo berbinar. Sedari tadi ia bosan bermain sendiri. Para nyonya di keluarga itu sedang arisan, kakaknya sedang ke toko, saudaranya yang lain sedang sibuk dengan urusannya masing-masing. Hanya Leo harapannya saat ini.
"Iya Papi libur, mau apa hm?" Leo paham anak ini memang butuh perhatian. Rye tipe orang yang tidak bisa dibiarkan sendiri, ia sangat cerewet dan butuh seseorang untuk menananggapi dirinya.
"Yess! Ayo Papi masak. Tadi pas belanja Rye ada liat gorengan di pinggir jalan, tapi tidak dibolehkan Yale untuk beli heumm." Ia mengerucutkan bibirnya di akhir.
Tadi ia padahal sangat ingin sekali membeli gorengan itu, tapi Yale yang sudah mengenalnya dari dulu tentu paham jika Rye sangat dijauhkan dari makanan pinggir jalan. Jika ia nekat dan keluarganya tau, bisa habis Yale terkena omelan karena tidak bisa menjaga kesehatan Rye.
"Yale sudah bertindak benar. Ingat, tidak boleh beli makanan dari pinggir jalan. Mengerti?" Tegas Leo. Untuk kesehatan anak manis ini, ia memang harus tegas. Kesehatan Rye sangat rawan jika memakan sesuatu yang kurang higenis.
Rye hanya mengangguk lemah mendengar itu, percuma ia mengadu sebenarnya. Tentu keluarganya akan memihak Yale. Tapi tak apa, ini demi kesehatannya juga.
"Ya sudah makanya ayo Papi kita buat versi kita yaa?? Yaa Papi yaa?" Mohon Rye dengan mata berbinar itu. Leo mana bisa menolak?
Akhirnya ia pun mengiyakan saja ajakan anak manisnya. Dan saat itu pula Rye langsung meletakkan Bilo ke karpet dan dengan sigap berdiri lalu sedikit* menarik tangan Leo untuk ke dapur.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bonds of Rye
FanficMeskipun bukan bungsu, Rye adalah sosok yang paling disayangi dan dilindungi oleh saudara-saudaranya. Keceriaan dan ketulusannya membawa kehangatan di antara mereka. ________________________ suka cerita yang karakter nya lusyuuu 🤩 original dari p...