karena aku sibuk bgt dari minggu lalu dan kebetulan aku ulang tahun bulan inii, jd aku buatin spesial chapter untuk kalian yang setia nunggu diriku update #terharu :')
sebenernya mau update pas aku ultah, which is 5 agustus kemaren. tapi aku beneran sibuk bgt guyss, rill no fekk, baru skrg aku sempetin update demi kalian 🥹🫰
typo tolong tanda~
________________________"Alan sekarang jadi abang, di sayang ya adiknya.." Ucapan lembut dengan sapuan halus tersebut diberikan Catherine pada putra sambungnya.
Hari ini, Catherine kembali ke mansion setelah menginap selama 3 hari di rumah sakit. Tepat beberapa hari yang lalu, ia baru saja melahirkan putra pertamanya, yang ia beri nama Rilley.
Benar, Catherine lah yang memberi nama untuk putranya. Harris pun tidak masalah dengan hal itu, karena ia masih bisa memberi nama panggilan untuk anak nya itu.
Rye, itulah nama yang dipilih Harris sebagai panggilan untuk si mungil yang kini sedang terbaring terlentang menatap langit-langit dan di kelilingi abang-abangnya.
Mike, Jamie, Josh, dan Alan memang sengaja Harris tidak perbolehkan ke rumah sakit. Ia ingin memberikan kejutan pada mereka, dengan memperlihatkan langsung adik baru di keluarga ini ketika pulang ke mansion.
"Daddy, bolehkah je sentuh pipinya?" Jamie kecil dengan rambut mangkuk dan poni yang menutupi setengah dahinya, ia kini terlihat begitu penasaran dengan 'makhluk' mungil di hadapannya ini.
Catherine tersenyum simpul, "Abang Je cuci tangan dulu boleh ya? Supaya adiknya tidak kena kuman jahat." Mendengar itu Jamie terlihat mengangguk paham dan membuat rambutnya ikut bergerak, kemudian ia sedikit berlari ke kamar mandi untuk segera membersihkan tangannya.
Namun, tidak hanya Jamie yang pergi ke kamar mandi. Mike dan Josh pun tanpa suara ikut menyusul Jamie untuk membersihkan tangannya juga. Sedangkan Alan, kini masih melihat adik barunya itu dengan mata bulat bersinar miliknya.
Harris lalu membawa Alan dalam gendongannya, namun anak tersebut tiba-tiba saja memberontak. Tidak seperti biasanya, tumben sekali anak ini menolak untuk digendong, bahkan biasanya ia ke kamar mandi saja minta di gendong oleh siapa pun yang berada di dekatnya.
"Kenapa?" Harris kemudian menurunkan anaknya itu.
"Tidak mau Daddy, adek sudah jadi abang! Sudah besar tidak boleh gendong-gendong!" Lihatlah pipi yang menggembung lucu itu, tidak lupa dengan jari gempal yang menunjuk ke arah Harris saat ini.
"Baiklah-baiklah, sekarang adek sudah jadi abang ya? Berarti ini namanya abang Alan, bukan adek Alan lagi, paham?" Ucap Harris sambil mengambil tangan putranya itu kemudian di arahkan ke dirinya sendiri, menunjukkan jika Alan sekarang adalah seorang abang.
"Heum! Paham Daddy~"
Tidak lama terdengar suara sedikit gaduh yang mendekat, ternyata ketiga putranya kini sudah kembali dengan baju setengah basah. Astaga apakah mereka ini mencuci tangan di shower?
"Mami mau pegang adek sudah boleh kan?" Pertanyaan Josh membuat Catherine mengangguk, ia senang keempat putranya dapat menerima kehadiran Rye di tengah-tengah mereka. Sempat ia berpikir apakah anak-anaknya ini akan senang memiliki adik baru atau tidak, namun melihat reaksi mereka saat ini sepertinya ia sudah mengetahui jawabannya.
~~~
"Adek jangan lari!" Teriakan Mike itu tidak di gubris si kecil yang kini masih setia dengan kegiatannya mengejar seekor kucing liar yang masuk ke pekarangan mansion mereka.
Rye di umur yang ke 3.5 tahun ini memang sedang aktif sekali. Namun, alih-alih bermain dengan teman sebaya nya, ia lebih suka mengeksplorasi lingkungan sekitar mansion dan mencoba berbagai jenis makanan yang baru boleh ia makan ketika sudah bisa menggigit dan menelan sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Bonds of Rye
أدب الهواةMeskipun bukan bungsu, Rye adalah sosok yang paling disayangi dan dilindungi oleh saudara-saudaranya. Keceriaan dan ketulusannya membawa kehangatan di antara mereka. ________________________ suka cerita yang karakter nya lusyuuu 🤩 original dari p...