23-wanita kotor

74 11 1
                                    

Ilona merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Ia membuka matanya dengan pandangan yang sedikit kabur. Tubuhnya terasa lemah dan sulit untuk bergerak.

Ia berusaha untuk bangkit dari tidurnya. Mengamati ke sekeliling. Dimana dia? Tempat seperti apa ini? Ada beberapa minuman berbau menyengat di atas meja. Di tambah lagi dengan hiasan bunga yang mencolok.

Ia menatap tubuhnya. Kenapa pakaiannya telah berganti? Seingatnya, dia keluar dari kediaman Aeren dengan pakaian basah. Setelah itu...  dia tak ingat apa yang terjadi selanjutnya.

Pakaian yang dikenakannya saat ini sangat seksi. Menampakkan lekuk tubuhnya. Ilona berusaha menutupi tubuhnya. Dia tidak pernah memakai pakaian seterbuka ini.

"Dimana ini?," tanyanya pada diri sendiri. Ia berdiri mengamati sekeliling. Suara riuh di luar ruangan membuat perhatiannya teralih.

"Aku menginginkannya. Dia terlihat masih segar. Bahkan penampilannya saat berbaring di ranjang membuatku ingin menerkamnya saat itu juga,,"
"Sesuai kemauanmu tuan, silahkan,"

Ilona bisa mendengar suara orang yang bicara di luar. Tak lama setelah itu pintu ruangan terbuka menampilkan pria berumur empat puluh tahunan memasuki ruangan. Dia tampak seperti pria mabuk. Pintu ruangan kembali di tutup.

Ilona tersintak.

"Tuan, a-apa yang kau lakukan disini?," tanya Ilona menyembunyikan rasa takutnya. Ia berlari ke arah ranjang dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Dia cukup mengerti situasi saat ini.

"Manis, untuk apa kau menutupi tubuhmu? Mari, datang ke hadapanku," pandangan pria itu dipenuhi dengan nafsu. Ia sudah tidak sabar bermalam bersama dengannya.

"BERHENTI DI SANA," Bentak Ilona. Ia berlari ke arah pintu dan berusaha membukanya. Pintu itu terkunci daei luar.

"TOLONG...SIAPAPUN YANG ADA DI LUAR TOLONG BUKA PINTUNYA," Ilona menggedor pintu itu dengan keras. Ia sangat takut saat ini. Apalagi sekarang hanya dia dan pria mabuk itu yang ada di dalam kamar.

"Hahahaha... berteriaklah sesukamu manis. Tak kan ada yang mendengarkanmu. Malam ini, kau milikku seutuhnya," pria itu tampak tak sabar. Ia mendekati Ilona dengan senyum mesumnya.

"Jangan mendekat. K-kau tidak tau s-siapa aku? A-aku putri mahkota," ujar Ilona terbata. Ia berusaha menghindar dari pria itu.

"Hahahaha, tentu saja. Kau putri mahkotaku dan aku putra mahkota disini," pria itu mulai kehabisan kesabaran. Gadis itu terus menghindarinya.

"Jangan mendekat padaku, aku mohon," Ilona sudah tak memiliki tempat untuk lari. Pria itu sangat sigap dan berhasil menarik selimut yang Ia gunakan untuk menutupi pakaian seksi yang Ia kenakan.

"Kau membuatku makin bersemangat. Mari, jangan malu cantik," pria itu sudah di kuasai nafsu.

"Lepaskan aku, lepaskan aku bajingan," Ilona memberontak dan berusaha menendang pria paruh baya yang memeluknya. Dia tidak ingin kehilangan mahkotanya di tangan pria bejat ini.

Pria itu mulai kesal.

Plak...
Ia menampar pipi Ilona dengan keras hingga sudut bibirnya berdarah. Kemudian menarik kasar rambutnya. Hanya seorang wanita penghibur tapi berani menolaknya?

Antagonist WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang