3-Dear Alaska

141 7 0
                                    

Ilona oh Ilona. Kenapa dia sangat pikun. Ia melempar bola basket yang ada di genggamannya ke sembarang arah. Maaf, Ilona tak sebaik itu menuruti permintaan pria itu. Hei, lihatlah kakinya saja terkilir namun tak seorangpun berniat menolongnya.

"Kak Laska," panggil seorang gadis dengan memakai kaos putih kebesaran yang menutupi tubuh mungilnya. Tangannya meneteng dua buah susu coklat. Namun karena kurang hati-hati kakinya tak sengaja tersandung batu dan alhasil tubuhnya terjerembab ke lantai lapangan basket.

"Aaww sttt," ringisnya pelan.

Laska yang melihat kejadian itu langsung berlari menghampiri gadis itu. Namun wajahnya tetap datar.

"Ceroboh," ujar Laska dingin. Ia menarik kasar tangan gadis itu untuk berdiri.

Ilona sudah mengingatnya. Dia berada dalam ceritanya berjudul 'Dear Alaska'. Pameran utamanya tentu saja Alaska dan gadis yang di tolong Alaska bisa pastikan protagonis wanitanya, Viona.

Ilona mencoba mengingat alurnya. Ah benar, ceritanya mengenai kampus. Kampus elit dimana hanya anak orang kaya saja yang bisa memasuki kampus itu. Terkecuali Viona. Dia terlahir dari keluarga miskin tapi memiliki otak yang cerdas. Dia mendapatkan beasiswa.

Di dalam novelnya, Alaska merupakan tokoh utama pria yang bersifat dingin dan tak banyak bicara. Dia kapten tim basket yang di sukai banyak gadis termasuk Helena, sang antagonis utama. Cerita berawal saat pertemuan Alaska secara tak sengaja dengan Viona yang sedang di rundung oleh teman sekampusnya. Lebih tepatnya di rundung oleh Helena.

Alaska mulai prihatin dengan Viona dan tanpa sadar Ia terus menyelamatkan Viona dari rundungan teman-temannya. Helena merupakan gadis yang selalu mengejar cinta Alaska namun selalu di tolak secara kasar. Ia mulai merasa iri saat Alaska terus menerus melindungi Viona. Dia membenci Viona dan semakin merundung Viona dengan kejam.

Ilona menggeleng-geleng sendiri. Dia adalah Helena yang memiliki akhir tragis. Ilona di bunuh oleh Alaska, pria gila yang hanya mempedulikan Viona. Membayangkannya saja sudah membuat Ilona ngeri. Tapi menurut novel yang Ia tulis, alur ceritanya baru berjalan setengah. Berarti masih ada waktu untuk mengubah nasib tragis Helena.

"Kau baik-baik saja?," tanya seorang pria menghampiri Ilona. Suara itu, kenapa terasa familiar. Ilona menoleh untuk melihat siapa pria yang baru saja bertanya padanya.

Namun tak ada seorangpun pria yang berada di dekatnya. Ilona pasti sedang mengalami ilusi. Namun suara itu terdengar sangat nyata. Apa mungkin Ia salah?

"Eh," Ilona menggerakkan kakinya yang barusan terkilir.

"Kenapa tidak sakit lagi?," Ilona berdiri dengan bertumpu pada tangannya. Benar saja, kakinya tak terkilir lagi. Bagaimana bisa? Hah, dunia novel memang ajaib. Bisa terluka dan sembuh dengan mudah.

Sekarang Ia harus bisa mengubah nasib Helena. Tapi bagaimana cara mengubahnya? Dia penulisnya dan sekarang malah menjadi karakter yang ditulisnya. Menyedihkan sekali, rasanya Ia ingin mengumpat.

🌸🌸🌸🌸🌸

Alaska duduk di kantin bersama dua orang pengikut setianya dan tidak lupa Viona yang duduk di sampingnya. Kantin dipenuhi mahasiswa yang ingin mengisi perut mereka atau sekedar bicara pelan saja. Alaska merupakan pria ternama di kampusnya, tentu saja banyak gadis yang sengaja curi-curi pandang padanya. Banyak juga yang merasa iri pada Viona karena selalu menempel pada Alaska.

Ilona juga berada di kantin. Ia juga ingin mengisi perutnya. Ia menatap ke sekeliling. Tak ada seorangpun yang menyapanya. Aish, Ilona lupa karakter Helena memang di buat tak memiliki seorang temanpun. Ibaratnya Helena adalah antagonis tunggal.

Antagonist WriterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang