Flashback on
Suasana ramai selalu yang terbaik. Ada beberapa hal yang dibalut rapi dengan topeng. Tugas yang berkedok kebencian. Hubungan ayah dan anak tak mudah di tebak hanya dalam sekali lihat.
Siapa yang menduga hubungan Kaisa dan Kaisar begitu baik di belakang layar. Bahkan mereka mampu bekerja sama untuk membasmi tikus pemgganggu yang merusak.
Kaisa diam-diam di tugaskan menyelidiki kasus korupsi yang di lakukan oleh beberapa pejabat di istana. Rasa bencinya pada istana hanya sebuah kedok saja agar mudah menyelidiki para pejabat itu satu persatu.
Seperti saat ini, Ia sedang berada di rumah bordil untuk mendapatkan informasi mengenai mentri keuangan.
Keributan di bawah membuatnya penasaran. Ia turun dan menyuruh Geri yang menyelesaikan urusannya.
Di bawah, Ia melihat seorang gadis dengan pakaian seksi tidur di atas ranjang dan menjadi tontonan puluhan pria. Ia tak bisa melihatnya dengan jelas.
"Semuanya, lelang gadis perawan ini di mulai," ujar wanita dengan sanggul besar dan pakaian yang sedikit terbuka.
"Lima ratus ribu," tawar seorang pria.
"Satu juta," tawar yang lainnya.
"Lima juta"
"Sepuluh juta," tawar pria dengan umur di angka empat puluhan."Baik, kita tutup lelangnya. Tuan sanggun pemenangnya. Tuan, kami akan mempersiapkannya dulu. Silahkan ke ruanganmu biasanya," wanita itu berlenggok menggoda.
Pria lainnya tampak kecewa. Mereka tak memiliki uang sebanyak itu.
Kaisa tak tertarik dengan lelang seperti itu. Dia mulai bosan saat melihat permainan di rumah bordil ini.
Kaisa kembali ke atas untuk menyelesaikan urusannya.
"Pastikan untuk menyimpan informasi ini. Jika tidak, kau tau sendiri akibatnya," ancam Geri dengan wajah datarnya.
"Baik tuan. Anda tenang saja, aku pasti akan menepati janji. Kalau begitu silahkan!," wanita pemilik rumah bordil yang sedang melakukan transaksi dengan Geri mengantarnya turun.
"TOLONG, SIAPAPUN YANG ADA DI LUAR TOLONG BUKA PINTUNYA,"
Suara teriakan dari kamar di seberang membuat Kaisa penasaran.
"Ada apa dengan wanita disana? Kenapa ribut sekali?," tanya Kaisa pada pemilik rumah bordil.
Pemilik itu tersenyum jahil.
"Ck, hanya pria dan wanita yang sedang menikmati malam bersama," pemilik rumah bordil sudah terbiasa dengan hal-hal seperti itu. Terlebih bagi wanita yang pertama kali memasuki rumah bordil. Pada awalnya mereka tak terima, tapi lama kelamaan mereka menjadi candu untuk mendapatkan uang dengan cara yang mudah.Kaisa mengangguk. Ia melanjutkan turun. Saat di pertengahan jenjang, Ia tiba-tiba merasa wanita yang ada di bawah tadi sangat familiar. Suaranya juga tidak asing.
"Ada apa tuan?," tanya Geri saat melihat Kaisa menghentikan langkahnya.
"Ilona," Kaisa kembali ke atas. Kakinya melangkah cepat.
"Kau bantu aku menghalangi penjaga rumah bordil ini," perintah kaisa pada Geri.
"Baik tuan," Geri langsung melakukan bagiannya.
Kaisa menuju ruangan yang menjadi pusat kecurigaannya. Tanpa pikir penjang Ia langsung mendobrak pintu.
Ia mengepalkan tangannya kuat. Rahangnya mengetat tapi berusaha menetralisir rasa marahnya. Tak ada yang akan selamat jika mengganggu orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Writer
FantasíaIlona Huria merupakan seorang penulis dengan nama pena 'Quin'. Ia sudah menerbitkan enam karya yang membuat pembacanya puas dengan setiap karya yang Ia ciptakan. Ilona selalu memberikan ending yang bahagia pada semua tokoh utama dan memberikan endin...