Ilona menarik tubuhnya yang terasa remuk redam keluar dari gudang. Hari sudah gelap. Ilona tak tau dimana Ia berada sekarang.
"Mau kemana lo?,"
"Kabur hah?,"
Tiba-tiba saja dua orang pria datang menghampirinya. Ilona mengenal siapa mereka. Teman dekat Alaska atau bisa di sebut sahabatnya.
Yang bertubuh tinggi dan wajahnya tirus bernama Deo. Sedangkan yang memakai kacamata bernama Haikal.
Ilona memegangi pipinya yang terluka. Darah segar masih mengalir di sana.
"Bawa dia," perintah Deo pada dua orang anak buahnya yang sedari tadi berada di belakangnya.
Ilona melepaskan tangannya yang menempel di pipi. Menyanggul rambutnya dan membenarkan pakaiannya.
"Alaska yang nyuruh lo?," tanya Ilona dengan nada tegas. Sebenarnya ada sedikit penyesalan baginya saat mempercepat alurnya. Ia jadi tak tau kejadian sebelumnya. Pasalnya, ceritanya sedikit melenceng dari yang Ia tulis sebelumnya. Contohnya saja Deo dan Haikal. Ilona hanya menulis mereka seuprit dan tak memiliki adegan ini. Namun sepertinya sekarang mereka cukup memiliki peran.
Kedua anak buah Deo mengikat tangan Helena kuat dan menariknya masuk ke dalam mobil.
Ilona memberontak.
"Helena, patuh saja," Deo memegang dagu Helena sembari tersenyum.
"Lo cantik," gumamnya sambil menyeka darah yang mengalir dari pipi Helena.
Ilona hampir lupa, karakter Deo di novelnya memang menyukai Helena. Namun karena Alaska, Ia terpaksa menghapus cintanya untuk Helena.
Untuk Haikal? Dia penakut dan patuh. Namun Ia sangat tak menyukai ketidak adilan. Alasan Ia menjadi dekat dengan Alaska karena Alaska pernah membantu biaya pengobatan orang tuanya. Memang cerita Klise.
Haikal juga merupakan second lead yang nantinya akan jadi sadboy. Cinta terpendamnya pada Viona tak pernah di ungkapkan.
Sebuah ide terlintas di benaknya. Mau melawan penulis? Eits tunggu dulu. Ilona masih memegang kunci novelnya. Ia tau semua alurnya.
"Deo, sebenarnya gue suka sama lo," Ujar Ilona menatap Deo dengan mata sayu. Ilona merasa tubuhnya remuk redam. Namun Ia harus menyelesaikan adegan ini.
Deo termenung sesaat. Ia mengerjap tak percaya. Jantungnya berpacu dua kali lipat. Namun Ia harus kembali dengan akal sehatnya. Dia Helena gadis licik yang memamfaatkan apapun untuk keuntungannya.
"Lo pikir gue bakalan percaya?," Deo menyunggingkan senyumnya. Ia mengusap bibir Helena pelan.
Ilona membuat tubuhnya selesu mungkin. Dia perlu bermain trik agar bebas dari cengkraman Alaska dan kawan-kawan. Oh, jangan ragukan kepolosan Ilona. Semua orang pasti tertipu dengan omong kosongnya.
"Gue tau lo gak bakalan percaya sama gue. Gue cuma pengen ungkapin perasaan gue sama lo sebelum terlambat,"
Deo sedikit menjauh dari Helena. Entah kenapa ucapan Helena membuatnya khawatir. Apakah benar Helena menyukainya? Apakah cinta terpendamnya berbalas? Tapi Helena selalu mengejar cinta Alaska. Semua pikiran berkecamuk di otak Deo.
"T-tapi lo selalu ngejar Alaska," ujar Deo sedikit terbata. Ia menjadi gugup sendiri.
"Itu karena dia tunangan gue. Gue pikir status sebagai tunangannya spesial. Pada kenyataannya, gue kayak jadi orang ke tiga antara dia dan Viona. Gue juga gak bisa nyangkal, perasaan gue ke lo lebih besar di banding perasaan gue ke Laska," Ilona memasang wajah sesendu mungkin. Katakanlah Ilona memamfaatkan cinta Deo saat ini. Tapi, Alaska memang tunangan Helena di novel yang Ia tulis. Pertunanganan yang sangat di benci Laska karena di paksa kedua orang tuanya untuk urusan bisnis. Hal ini baru terungkap saat ending. Terungkap sedikit lebih cepat juga tak apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Writer
FantasyIlona Huria merupakan seorang penulis dengan nama pena 'Quin'. Ia sudah menerbitkan enam karya yang membuat pembacanya puas dengan setiap karya yang Ia ciptakan. Ilona selalu memberikan ending yang bahagia pada semua tokoh utama dan memberikan endin...