Bab 26

1.2K 123 3
                                    

"Sarga kenapa makanan punya Sarga aneh?"tanya Runa pada Sarga yang duduk dihadapannya.

Mereka bertiga tengah duduk di kantin menyantap makanannya masing-masing, namun sejak tadi Runa tidak berhenti bertanya tentang apa yang membuatnya penasaran.

"Makanan Lo kali yang aneh"ucap Sarga melahap bakso cukup besar kedalam mulutnya.

"Udah gede masih bawa bekel,mana gambarnya princess culun lagi"gumam Sarga yang masih bisa didengar Raska.

"Ihh bekel Runa itu lucu bukan aneh"

"Makanan Sarga yang aneh, bulat-bulat berakar"

"Heh ini tuh bakso makanan sejuta umat yang paling ngangenin ya"ucap Sarga ngegas.

"Dan ini tuh bakso berurat bukan bulat berakar"lanjutnya.

Runa tampak diam mencerna ucapan Sarga, sedangkan Raska dia hanya diam memperhatikan mereka sembari memakan bekalnya. Biarkan saja Sarga, dia sudah memperingati nya sejak awal dan tidak mau ikut terbawa oleh keanehan Runa.

"Sarga"panggil Runa yang terdengar serius.

"Apa"Sarga menatap Runa bertanya.

"Bakso yang Runa tahu itu bola ping-pong, dan itu berwarna oranye atau putih. Lalu apa Sarga punya sakit urat ya?"ucap Runa mengingat lagu yang pernah dia dengar.

Uhuk

"Sarga harus ke dokter,nanti kalau di biarin bisa jadi penyakit komplikasi terus Sarga mati gimana?"

Uhuk

Uhuk

Awalnya hanya Sarga yang tersedak oleh kuah baksonya,namun setelah Runa melanjutkan ucapannya Raska juga ikut tersedak.

"Kalian pasti jodoh"ucap Runa yang melihat Raska dan Sarga tersedak secara bersamaan.

Byurr

Kali ini Sarga menyemburkan minumannya hingga mengenai celana dan makanan miliknya.
Dia tidak habis pikir dengan isi otak bocah dihadapannya ini.

Tadi menyumpahinya mati sekarang malah menjodoh-jodohkan nya, mana sama batang lagi. Sialan memang.

"Gue masih normal nya,masih suka lobang sama gunung besar"ucap Sarga.

"Kakak juga punya lubang lima. Eh... Bener gak ya...Kan lubang telinga dua, lubang hidung dua mulut satu jadi lima kan bener."gumamnya di akhir.

"Terus kak Raska juga masih normal gak gila"

Sedangkan Raska yang namanya disebut merasa malu dengan apa yang Runa ucapakan terlihat dengan ujung telinganya yang memerah.

"Sarga suka gunung yang besar?"

"Kalau _"ucapan Runa terpotong karena ulah Sarga yang mencomot mulut kecilnya untuk diam.

"Lebih baik lo diam dah,bisa gila gue lama-lama ngomong sama lo"

Runa mengangguk patuh dan melanjutkan makan yang sempat tertunda itu.

Sarga menatap Raska sinis,dia merasa kesal dan dibodohi padahal dia murid rajin loh meski ranking satu dari bawah. Yah meski sebenarnya ini salahnya sendiri,sejak awal Raska sudah memperingati nya agar menjaga tutur kata juga bahasanya tapi dia tidak mempedulikannya dan sekarang dia terkena imbasnya kan.

Sarga bangkit dari duduknya,dia ingin mengganti celananya yang basah itu.

"Gue duluan,mau ke toilet"ucap Sarga sebelum berlalu.






...................






"Kalian pasti sudah besar"

NURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang