Bab 4

9.1K 690 10
                                    

Disebuah kamar yang begitu gelap hanya ada penerangan dari jendela yang tertutup tirai,terdapat seorang wanita yang duduk didekat jendela dengan pandangan yang kosong menatap keluar jendela.
Tangannya mendekap erat sebuah foto balita yang masih di dalam inkubator.

Tok

Tok

Suara ketukan pintu terabaikan begitu saja, pikirnya saat ini hanya ketika  saat ia melahirkan namun harus dipisahkan dengan bayinya yang baru ia lahirkan.

"Nyonya saya membawa makan malam "ucap seorang dibalik pintu namun tak ada balasan darinya.

Tes

Air mata keluar begitu saja dari sang wanita itu.Dia ingin mendekapnya dang memeluknya begitu erat supaya dia tidak kehilangan bayinya lagi.
Dia hanya seorang ibu yang kehilangan anaknya,ibu yang ingin melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

"Mama merindukan kalian"gumamnya dengan airmata yang terus menetes.

 
                          .................

Tiga laki-laki,satu orang dewasa dan dua anak-anak itu saat ini tengah melihat pemandangan didepannya dengan nafas yang tersengal-sengal.

Lihatlah didepan mereka terdapat gumpalan abu berasap yang terbawa angin.

"Maafkan saya"Ardni menatap Raska dengan wajah yang menyesal.

Raska hanya diam,dia sedang memikirkan mereka akan tinggal dimana atau apakah mereka akan membangun rumah kembali setelah rumah mereka terbakar tanpa tersisa.

Benar rumah yang mereka tempati hangus terbakar tanpa tersisa ketika mereka sedang mencari makan malam.

Mungkin karena mereka ada di tengah hutan jadi tidak ada yang tahu.Dikarena mereka ada di  tengah hutan jadi yang mereka pikirkan bagaimana caranya api itu tidak merambat ke yang lain.

Mereka bolak-balik dari sungai ke tempat kebakaran dan memadamkan api yang akan merambat,karena itulah nafas mereka tersengal-sengal saat ini.
Dan penyebab kebakaran itu adalah sisa api yang di gunakan untuk membakar ubi oleh Ardni.

"Bagaimana kalau kalian ikut saya?"

"Paman Daddy punya rumah?"tanya Runa penasaran.

Ardni bingung dengan panggilan yang diberikan Runa untuknya, siapa itu paman Daddy? apakah dirinya?

"Runa siapa yang Runa panggil paman Daddy?"tanyanya penasaran.

"Paman Daddy lah lalu siapa lagi kan yang namanya Daddy kan paman masa kakak sih"gerutu Runa sebal,dia bertanya loh kok paman Daddy malah tanya namanya sendiri.ishh dia masih ada banyak pertanyaan tau~.

"Kakak ko rumah kita jadi ilang dan tadi apinya kita kasih air ko berubah jadi warna hitam?"tanyanya beruntun.

Raska bingung bagaimana dia menjelaskannya pada Runa kalau rumah mereka hangus terbakar oleh api itu.Lalu sejak kapan lupa ingatan mengubah kepribadian orang?.

Ya walaupun jika bisa apakah bisa juga merubah kakaknya begitu polos yang tidak tahu hal kecil seperti ini!?.hahhh sudalah biarkan saja dia juga senang kan atas perubahan kakaknya yang sekarang menjadi adiknya.

"Runa_"

"Permisi tuan, maaf saya terlambat"potong seorang pria berbaju hitam yang datang secara tiba-tiba dan langsung membungkuk hormat pada Ardni.

"Hm"Ardni awalnya sedikit terkejut karena dia masih memikirkan perkataan Runa mengenai namanya.

Jadi Runa kira namanya itu Daddy?
Apakah dia tidak tahu apa itu 'daddy'?

NURA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang