Seorang pria memasuki mansion Palyinora dengan santainya tanpa memperdulikan para bodyguard yang berjaga.
Pria itu terus melangkahkan kaki kearah tujuannya.
Dia berdiri didepan sebuah pintu berwarna hitam yang sepertinya terkunci dari dalam,dia membuka pintu itu dengan sangat mudahnya.Pria itu menatap kearah tempat tidur yang menampakkan Cale dan Runa yang tertidur, dengan Runa yang memeluk Cale begitupun sebaliknya.
Dia menyemprotkan sebuah cairan ke sekeliling kamar tanpa perduli dia juga ikut menghirup aroma cairan itu.Dia berjalan mendekat dan mengangkat paksa Runa kegendongan nya dengan lembut.
Cale maupun Runa tidak akan bangun hingga esok, karena yang dia semprotkan tadi adalah sejenis bius yang dia buat sendiri.
Pria itu memasukan Runa pada sebuah mobil hitam yang pria itu kendarai tadi. Dia melajukan mobil itu keluar gerbang sebelum itu dia berhenti di pos penjaga dan menatap seorang yang berjaga.
Jari telunjuk nya ia letakan di depan hidung dan mulutnya dan kembali melanjutkan laju mobilnya meninggalkan pekarangan mansion Palyinora.Bertepatan dengan mobil hitam itu yang pergi,mobil yang dikendarai oleh Alex datang memasuki pekarangan mansion.
"Xian lion, kalian langsung istirahat, besok kalian masih harus sekolah"ucap Nia pada kedua anaknya.
"Untuk urusan masalah Raska biar Abang kalian yang bantu Daddy"
Alex dan Axel hanya mengangguk patuh, mereka tidak bisa menolak jika mommy mereka sudah memanggil mereka dengan nama kesayangan.
"Baiklah, selamat malam" Nia berjalan kearah kamarnya setelah mengusap lembut pundak kedua anaknya.
......................
"An sedih ~"
Terlihat raut wajah An yang tampak sedih,dia saat ini berdiri tepat didepan cermin full body di kamar miliknya.
An menatap wajahnya, wajah yang tadinya terlihat sedih itu kini berganti dengan urat-urat yang terlihat jelas serta tatapan mata yang tajam.
"Siapa yang berani menyentuh bonekanya An"tekannya penuh amarah.
"Kasian, bonekanya An pasti kesakitan "raut wajahnya langsung berubah.
Pyarrr....
Cermin itu seketika berhamburan dilantai menjadi berkeping-keping.
Beberapa tetes darah mengenai serpihan cermin itu sedangkan sang empu hanya diam ditempat tanpa memperdulikan tangannya yang berdarah dan juga serpihan cermin yang menancapkan di kakinya."Bereskan"perintah An pada sambungan di hp nya.
Meski ini sudah larut malam tapi ada beberapa pekerja yang memang bertugas dimalam hari untuk membereskan kekacauan yang An perbuatan.
Para pekerja juga harus dengan sigap dan cepat membereskan kekacauan yang ada dikamar sebelum tuan muda mereka keluar dari kamar mandi. Jika tidak mungkin mereka yang akan dijadikan mainan dalam kesenggangan tuan muda mereka.
An berjalan kekamar mandi untuk berendam air dingin,dia sangat menyukai sensasi rasa dingin yang menyentuh kulitnya,mirip seperti sebuah kematian, itu pikirnya.
.....................
Kediaman Palyinora pagi ini tampak sangat kacau, mereka kehilangan Runa yang entah ada dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
NURA
Teen FictionRananda Arun Zake Anak laki-laki yang berusia 11 tahun yang melalui kehidupan dengan kejamnya sebuah keluarga.Arun tidak mengerti sebuah emosi yang dia tahu hanya sakit ketika dihukum oleh ayahnya. Suatu hari dia terbangun di sebuah gubuk yang berad...