Ardni menatap sebuah kotak didepannya dengan datar,dia bersyukur karena dia yang membuka kotak itu, bukan keluarganya yang lain.
Kotak itu berisikan kepala kambing yang masih tertancap sebuah celurit dengan noda darah yang sudah mengering.
Ardni mengambil secarik kertas yang terselip di mulut kambing tersebut,meski kertas itu terlihat kosong Ardni yakin ada sesuatu di kertas itu.
"Lain kali kepala manusia yang akan singgah, silahkan di tunggu..."
Beberapa huruf mulai bermunculan setelah Ardni memanaskan kertas itu di atas lilin.
"Saya menantikannya"desis Ardni tajam.
Mata tajamnya menatap kertas yang mulai terbakar oleh api lilin,namun pikirnya dipenuhi oleh banyak hal.
Jika itu musuh bisnis nya,maka akan ada sebuah transaksi dan kemauan, namun ini aneh dan itu yang membuat Ardni sedikit bingung.
Siapa pengirimnya dan apa tujuannya? Yang pasti Ardni akan bertindak bukan? Bukan hanya diam dan menunggu bukan?
Ruang keluarga tampak terlihat damai dan hangat.
Para orang tuan yang duduk di sofa memperhatikan anak-anaknya yang sibuk dengan sebuah permainan. Mereka membentuk lingkaran melingkari hp milik Alex yang memperlihatkan permainan yang mereka main.
"Ihhh kak Alex curang...."
"Masa Runa di tendang terus"gerutu Runa kesal.
"Siapa yang curang, ini tuh namanya cerdik"ucap Alex.
"Vanny sama Apel juga kenapa gak bantuin Runa "
Vanny menampakkan wajahnya yang tersenyum bisnis. Arvel,dia bukan tak mau membantu Runa, tapi entah mengapa dia menyukai wajah merah Runa yang terlihat kesal.
Menyenangkan.
"Kakak juga, kenapa udah masuk dua. Runa kan belum ada yang keluar gara-gara di tendang terus"Runa menggembung kedua pipinya,dia benar-benar kesal dan jengkel.
Coba bayangkan,dia memainkan ludo dengan para saudaranya dan setiap milik Runa hanya tinggal beberapa kotak lagi untuk memasuki rumahnya tapi selalu saja ditendang oleh Alex.
Kan kesal,di juga ingin membalasnya tapi yang ada dia yang di tendang terus menerus.
"Runa ingin udahan,tapi Runa belum ada yang masuk"
"Kakak coba satu putaran lagi, nanti Vanny sama kak Raska bantu kakak"ucap Vanny.
"Benar kakak akan membantu mu"sambung Raska,dia jadi merasa kasihan pada adik nya itu.
Seketika binar di mata Runa tampak cerah dan penuh semangat. Ini yang dia mau, memiliki sekutu dalam permainan ini.
"Anak-anak, sudahi permainan"suara lembut dari sang mommy menyadarkan mereka dari dunianya.
"Kalian sudah dua jam lebih menatap cahaya hp dan itu tidak baik untuk mata"ucap Nia lembut.
"Tapi punya Runa belum ada yang masuk kerumah mommy "

KAMU SEDANG MEMBACA
NURA
Teen FictionRananda Arun Zake Anak laki-laki yang berusia 11 tahun yang melalui kehidupan dengan kejamnya sebuah keluarga.Arun tidak mengerti sebuah emosi yang dia tahu hanya sakit ketika dihukum oleh ayahnya. Suatu hari dia terbangun di sebuah gubuk yang berad...