Runa terbangun di siang hari dengan bye-bye fiver di kepalanya.
Dia menatap sekeliling, seketika matanya langsung berbinar dan langsung bergegas turun dari ranjang.
Sebelum kaki itu menyentuh lantai ada sebuah peringatan yang menghentikannya."Satu langkah, satu boneka Daddy bakar" ucap Ardni santai.
Runa yang mendengar langsung melotot dan kembali seperti semula di atas ranjang.
"Runa ingin Anna Daddy ~"rengek Runa.
Ardni menghiraukannya,dia berjalan mendekat dengan sebuah nampan berisi makanan dan obat untuk Runa.
"Makanlah"Ardni menyodorkan sebuah bubur berwarna merah pada Runa.
Awalnya Runa ingin menolak tapi ketika melihat mangkuk makanannya,dia langsung berbinar dan membuka mulutnya.
"Enywak, ywuna syuwka hmm.."ucapnya senang.
"Telan dulu baru bicara" peringat Ardni.
"Ehm" Runa mengaguk paham.
Dia sangat menyukai bubur berwarna merah ini,entah apa yang pasti, ini sangatlah enak. Pikir Runa yang tengah menikmati bubur yang di kunyahnya.
Mau tau bubur apa itu?
Jawabannya adalah bubur bayi beras merah.
Ardni tersenyum melihat wajah Runa yang sangat menggemaskan itu.
Pipi yang sangat bulat kemerahan, pucuk hidung yang masih merah,bibir kecil yang tak berhenti bergerak dan juga keningnya yang dihiasi bye-bye fiver.
Ardni sengaja memakaikan bye-bye fiver itu untuk berjaga-jaga jika demamnya semakin parah.
"Sekarang minum obatnya" Ardni menyodorkan sebuah sendok berisi obat yang telah ia haluskan sebelumnya.
Runa menggeleng menolak suapan itu, sedangkan Ardni menatap Runa bingung. Bukankah Runa tipikal anak yang tidak susah untuk minum obat? Malahan dia suka dengan rasa obat yang pahit ini. Lantas kenapa Runa menolaknya.
"Runa mau minum obatnya asalkan Daddy kasih Anna nya Runa"
Ahh... Sekarang Ardni paham.
"Minum obatnya dulu nanti Daddy kasih satu si kepang dua "
Runa melotot lucu pada Ardni,dia tidak terima Anna nya di panggil kepang dua.
"Itu Anna Daddy ~"
"Ya... Daddy kasih satu A-anna"Ardni sangat enggan menyebut nama boneka itu.
"Sepuluh" Runa menunjukkan semua jarinya.
Ardni menggeleng.
"Sembilan?"
Ardni menggeleng kembali
"Delapan"
"Satu atau tidak sama sekali"
"Lima"
"Oke...
"Daddy jual semua bonekanya "lanjut Ardni sabar.
Sungguh dia sangat kesal pada boneka itu,apa istimewanya coba.
"TIDAK "
"Oke... Hanya satu Anna" balas Runa lesu.
"Sekarang minum ini" Runa membuka mulutnya dan menerima suapan obat itu.
Bukannya langsung ditelan, Runa malah menikmati rasa pahit yang memenuhi semua rongga mulutnya.
Ardi meletakkan nampan itu ke nakas dan berjalan mendekati tumpukan boneka.
"JANGAN...."Runa berteriak menghentikan Ardni yang hendak menyentuh bonekanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NURA
Teen FictionRananda Arun Zake Anak laki-laki yang berusia 11 tahun yang melalui kehidupan dengan kejamnya sebuah keluarga.Arun tidak mengerti sebuah emosi yang dia tahu hanya sakit ketika dihukum oleh ayahnya. Suatu hari dia terbangun di sebuah gubuk yang berad...