"apa kakak yakin akan tetap berangkat sekolah?"tanya Arvel kesekian kalinya.
Di pagi buta ini Runa sudah mendapatkan puluhan pertanyaan yang sama dari Arvel.
Semalam dia tidur dengannya dan sampai sekarang mereka masih didalam kamar.
Runa tengah memandang penampilannya di cermin full body.
Seragam yang sedikit kebesaran,rambut yang tertata rapih dan sedikit panjang,kulit tubuh yang putih bagai aliran sungai susu begitu kontras dengan seragam putih bercampur birunya,dan juga tas ransel yang menempel apik di punggungnya. Sungguh penampilan yang sangat sempurna.
Namun bukankah tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Runa menatap matanya yang merah dan bengkak juga terdapat lingkaran hitam disekitarnya, apalagi pucuk hidungnya yang sangat terlihat merah di kulit putih mulusnya. Begitu kontras.
Inilah masalahnya dan kenapa Arvel tidak berhenti bertanya padanya.
Dirinya semalam tidak bisa tidur dan berhenti menangis, dia sudah mencoba untuk berhenti menangis namun nihil. Meski suara tangisannya tidak ada tapi air matanya tidak bisa Runa kendalikan untuk berhenti mengalir.
Dia baru tertidur ketika jam 3 dini hari dan terbangun jam lima kurang.
Dan itu semua karna semua bonekanya telah hilang disita oleh Daddy nya. Sebenarnya dia masih bisa 'sedikit' rela jika semua bonekanya disita,tapi dia tidak bisa jika Anna nya hilang maupun disentuh oleh orang lain selain dirinya.
Apakah kamu tidak sadar Runa,jika semua boneka di kamar mu hanya ada Anna?
Itu sama saja kalau kamu tidak merelakan mereka semua."Apel bantu Runa buat nutupin mata Runa~"tidak ada suara halus dan lembut yang keluar dari mulutnya.
Suaranya begitu serak dan kering.Runa menatap Arvel dengan mata yang berair, emosi sekarang tidak setabil, dia ingin marah dan menangis. Tapi pada siapa dia marah.
"Hah"
Arvel menghembuskan nafasnya lelah,dia sudah membujuk Runa dari semalaman,tapi Runa begitu keras kepala dan tetap teguh pada keinginannya.
"Baiklah"
"Tapi berikan sebuah kecupan dulu baru Arvel bantu kakak" Arvel tidak akan menyia-nyiakan waktu berdua ini bukan.
Runa berjalan mendekat dimana Arvel berada.
Cup
Satu kecupan mendarat tepat pada pipi kanan Arvel. Arvel merasa bagaikan ada ribuan kelopak bunga yang bermekaran di tubuhnya.
"Ayo sekarang bantu Runa buat nutupin mata Runa"
.................
Di ruang makan semua orang sudah berkumpul hanya beberapa orang yang belum datang.
"Raska ini bekel kamu"Nia memberikan sebuah kotak bekel warna hijau dengan karakter tayo.
Raska menerima kotak bekel itu dengan heran.
"Ini apa....kenapa bus nya memiliki mata dan mulut?"tanya Raska menatap Nia bingung.
"Kakak itu polos ya?"tanya Vanny yang duduk di samping Raska.
Raska menatap gadis itu tidak suka, kemarin dia hampir saja membuat kakaknya terjatuh dan sekarang gadis itu mengatai nya polos.
"Itu adalah salah satu karakter kartun jadi wajarlah kalau ada mata sama mulutnya"jelas Vanny yang terkesan mengejek Raska.
"Aku tidak polos dan aku hanya belum tahu"Raska menatap Vanny dengan tatapan sinisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/359412733-288-k50537.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
NURA
Teen FictionRananda Arun Zake Anak laki-laki yang berusia 11 tahun yang melalui kehidupan dengan kejamnya sebuah keluarga.Arun tidak mengerti sebuah emosi yang dia tahu hanya sakit ketika dihukum oleh ayahnya. Suatu hari dia terbangun di sebuah gubuk yang berad...