Unpredicable

20.4K 1K 32
                                    

VERANDA POV

hari ini hari minggu pukul 07.00. Aku dan aron akan ke gereja sebagaimana kebiasaan kami. Aku mengemudikan mobil milik aron membela jalanan ibu kota. Mungkin mini cooper merah yang sudah aku pesan akan tiba besok atau lusa. Aku sengaja memesan yang sama dengan mobilku ketika aku di amerika, karena aku memang sedikit susah memulai hal baru. Jika mobilku sudah datang, maka aku akan memilih membawa si merah itu daripada mobil sport milik aron ini.

Setibanya di gereja, aku melirik jam di pergelangan tangaku, masih setengah 8. Padahal kegiatan baru di mulai jam 8. Aku baru ingat tentang lapangan yang di tunjukkan aron kemarin. Mungkin aku bisa melihat gadis yang bernama kinal disana. Kemarin aron sempat berkata padaku bahwa kinal latihan jam 6 hari ini untuk persiapan pertandingan di Filipina 3 bulan lagi. Hebat. Meskipun masih ada seleksi atau pengurangan pemain lagi, tapi entah kenapa feelingku mengatakan dia akan mudah untuk lolos dan membawa nama Indonesia dalam pertandingan itu.

"dek, kamu masuk dulu gapapa? Kak ve mau keluar sebentar. Ada yang kak ve mau beli. Nanti kak ve nyusul kok" aku berharap adikku satu ini mau menuruti permintaanku.

Dia mengangguk dengan patuh lalu berjalan masuk ke gereja tanpa bertanya apapun.

"huft, untung" aku mengelap dahiku yang tak berkeringat.

Aku langsung membawa mobil sport hitammilik aron ke lapangan yang kemarin sempat dia tunjukkan padaku. Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, 10 menit saja aku sudah sampai di lapangan itu. Tanpa pikir panjang aku langsung memarkirkan mobil aron dan masuk ke lapangan tersebut.

Aku melihat segerombolan gadis yang mungkin usianya sedikit di bawahku sedang berlari dengan rapi. mereka semua memakai kaos yang sama yaitu kaos berwanra putih bertuliskan "INDONESIA". Sayup sayup ku dengar celoteh canda dari mereka meskipun ada headset yang tergantung di telingaku.

Banyaknya gadis yang berlari pagi ini tak menyulitkanku mencari orang yang aku maksud. Dia sedang berlari di barisan nomer 3 dari depan sebelah kanan. Dia menguncir tinggi rambut yang ku prediksi sebahu itu, celana pendek hitam diatas lutut, bersepatu nike running berwarna hitam dengan aksen hijau. Ternyata dia lebih putih daripada di foto. Bahkan terlihat sangat keren dengan keringat yang menetes di wajahnya. Dia adalah kinal. Entahlah. Kenapa aku bisa semudah itu menemukkan dia di dalam barisan itu.

Inilah pertama kalinya aku melihat kinal secara langsung. Entah kenapa, lagi-lagi aku yakin bahwa aku seolah mengenal dia sedari dulu, mengerti segalanya tentang dia. Bahkan keyakinanku lebih dari sebelumnya.

Aku sedikit menahan tawa saat mengetahui dia yang salah tingkah karena pandangan kami bertemu. Dia tidak sengaja menginjak tenman di depannya.

"pasti dia akan panik dan menolong temannya yang dia injak" aku menebak dalam hati.

Ternyata tebakanku benar. Dari sini aku bisa melihat luka kecil teman kinal. Namun kinal sudah sangat merasa bersalah. Entahlah, aku tak kaget. semua sama persis dengan tebakanku.

"apakah sejauh itu aku mengenalnya?" batinku.

Lalu aku kembali menuju mobil aron dan mengemudikannya menuju gereja untuk menunaikan kewajibanku.

Seminggu kemudian..

AUTHOR POV

Sudah seminggu ini gadis itu bolak-balik ke kampus untuk mengurusi kepindahannya dari amerika. Gadis itu adalah Jessica Veranda Tanumihardja biasa di panggil Veranda atau Ve. Usia 21 tahun anak pertama dari dua bersaudara. Anak pengusaha kaya raya yang terkenal se Asia, Erwin Tanumihardja.

Setelah selesai dengan urusannya di kampus, Ve melihat jam tangannya. Pukul 16.00

"waktunya jemput aron" gumamnya.

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang