Hai, Kinal

14.2K 943 177
                                    

hai! finally yah update :')

disini pada HS surabaya kan?

meet up yuk. sapa tau ketemu author yang bisa ngasih ilmu lebih banyak kan.

atau yang katanya sua tulisan gue mana? kan gue juga pengen tau wkwk

dah ah jangan kebanyakan omong, langsung aja yaaa



PREVIOUS

"apakah kamu akan marah jika aku menciummu?"

Seketika itu juga veranda merasa kesusahan menelan ludahnya. Pertanyaan macam apa ini? Ciuman sesama wanita? Tapi kenapa dia tidak berniat menolaknya sedikitpun?

Hingga dengan perlahan, entah siapa yang memulai, kepala veranda dan kinal mulai mendekat perlahan. Keduanya telah menutup mata menunggu bibir saling menyapa. Hingga deru nafas orang di depannya bisa ia rasakan dengan jelas. Semakin dekat...

"ARE YOU CRAZY?!!!"

Seketika tangan tubuh kinal merasa terpental akibat tarian kasar pada tangannya. Meninggalkan rasa pusing yang luar biasa karena wajah samping kiri kinal mendarat tepat pada pot-pot kecil yang ada di sekitar mereka. Beberapa darah keluar dari wajahnya. Pelipis, tulang pipi kiri dan sudut bibir kiri. Dengan kepala yang masih sangat berdenyut, samar-samar kinal mendengar suara makian dari orang itu kepada Veranda.

"APA KAMU GILA VERANDA?! APA YANG KAMU LAKUKAN HAH?!"

Laki-laki itu benar-benar membentak veranda dengan sangat keras dan kinal tidak suka. Dengan pandangan yang memburam kinal bisa melihat gadisnya tengah tertunduk ketakutan sambil menggelengkan kepalanya berulang kali. Kinal benci. Kinal sangat tidak suka melihat air mata veranda mengalir apalagi karena orang lain.

"APA KAU SUDAH BODOH?! KALIAN SAMA SAMA WANITA!"

Cukup sudah, dengan sisa tenaga yang ada, kinal berdiri mencoba bangkit. Lalu seakan terisi tenaga yang entah berasal dari mana, mungkin karena melihat gadis rapuhnya itu tengah terisak ketakutan. Kinal menarik lengan laki-laki yang sedang memaki veranda itu dengan kasar hingga tubuh besar tegapnya tersungkur. Dengan membabi buta kinal mengunci pergerakan laki-laki di bawahnya dan memukulinya tanpa ampun. Tentu saja saat ini tidak akan ada yang menolong mereka mengingat posisi mereka bertiga yang berada pada tengah halaman taman yang sekelilingnya tertutup daun yang tinggi.

Veranda tau, jika dia membiarkan kinal dalam amarahnya, akan terjadi hal yang lebih buruk pada Marcel selain tidak sadarkan diri. Yah, laki-laki yang sudah membuat luka pada wajah kinal adalah marcel. Seseorang yang memergoki mereka hendak berciuman adalah marcel.

Dengan sekuat tenaga veranda menarik kinal dari atas tubuh marcel. Amarah kinal masih membuncah meski marcel sudah mulai tidak sadarkan diri akibat banyaknya pukulan yang kinal berikan pada wajahnya.

Akhirnya veranda berhasil menarik kinal dan berdiri di hadapannya. Dengan tangan yang makin bergetar, veranda mencoba meraih wajah kinal dan mengusap beberapa luka yang mengalirkan darah cukup deras.

"a-aku, aku tidak akan marah jika kamu menciumku. Aku janji"

Lalu dengan cepat veranda mencium bibir kinal. ciuman yang sangat dalam dengan lumatan yang sedikit kasar. Ciuman yang mengandung terlalu banyak arti. Meski bercampur dengan asinnya darah, kinal bersyukur masih bisa merasakan bibir veranda meski mungkin untuk yang terakhir kalinya.

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang