Veranda's Book

12.4K 826 85
                                    

part ini alurnya maju-mundur cantik, jadi pelan-pelan aja bacanya yeee.

sorry lama updatenya. ga di gaji sih sama si bos haha


Previous

"sudah siap dengan sesuatu yang ada di balik pintu?" kinal tersenyum sambil mengeluarkan seutas kain dari saku celananya.

"pertama, matanya di tutup dulu"

"sekarang, kamu pakek ini dulu ya?"

Dengan sangat pelan dan hati hati kinal mulai memasang kain berwarna gelap itu untuk menutupi penghilatan veranda. Yah, kinal sangat percaya bahwa meskipun tanpa ekspresi, veranda mengerti dengan semua yang dia lihat dan dia dengar.

Kemudian, dengan sangat hati-hati dan lembut, kinal mencium kedua mata veranda yang telah terbungkus kain itu. Sangat pelan bahkan mungkin veranda tidak merasakannya.

"are you ready?"

"Let's go!"

***

Author's POV

Dengan pelan kinal mulai mendorong kursi roda veranda, masuk ke dalam ruangan yang kinal maksud. Sayup sayup dapat terdengar lantunan lagu dari Jessie J berjudul Flashligt. Kinal harus cepat menutup pintu ketika dia telah membukanya. Agar sesuatu yang ingin di persembahkan kepada veranda tidak pergi kemana-mana. Dorongan pada kursi roda itu tidak berhenti hingga kinal dan veranda berada pada balkon kamar Kinal. Lalu menghadapkan kursi roda veranda ke arah pintu balkon. Iyah, ruangan yang di maksud adalah kamar kinal di rumah ini. Di tengah musim salju saat ini, kinal lupa bahwa veranda tidak memakai jaket tebal seperti dirinya. Maka dengan sigap kinal melepaskan jaket tebalnya untuk melindungi veranda dari dinginnya suhu pagi itu. Meskipun sekarang tidak ada salju yang turun, tetap saja, musim dingin akan tetap dingin.

"sekarang, buka dulu ya penutup matanya"

Setelah penutup mata veranda benar-benar terlepas, dengan telaten kinal mengusap-usap mata veranda agar menyesuaikan dengan cahaya pagi yang tidak terlalu terik.

"tahan ya dinginnya, ini ga akan lama kok"

Sambil menggosok-gosokan kedua tangannya kinal terus memasang senyumnya di depan wajah datar veranda. Setelah di rasa cukup hangat, kinal menempelkan telapak tangannya ke pipi veranda.

"hehe. Udah siap?"

Kinal berdiri, lalu mulai membuka balkon kamarnya perlahan. Belum, ruang di dalamnya belum terlihat. Kinal masih harus membuka korden merah yang menghalangi.

"taraaaa~~"

Setelah tirai di buka, balon balon putih mulai berterbangan keluar, melambung tinggi hingga hilang di telan angkasa. Namun jika di perhatikan, di setiap ujung tali balon itu terdapat satu origami burung. Origami yang mengandung kepercayaan, di setiap 1000nya, akan ada satu permintaan yang terkabul. Dan benar, jika memang veranda menghitung, semua balon balon putih dan origami burung itu memang berjumlah seribu.

Kinal hampir terjatuh, seketika lututnya lemas, mengucek mata hingga berkali-kali.

Nyatakah yang ia lihat sekarang?

Veranda, dia mendongak ke atas sambil tersenyum melihat satu persatu balon itu terbang menuju Tuhannya.

Dengan tergesa-gesa kinal berlari masuk menuju kamarnya untuk mengambil kamera favoritnya yang dia dapatkan dari veranda sebagai hadiah ulang tahun. Kinal, dia tidak ingin melewatkan momen langkah ini.

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang