Hai!
Bacaan untuk yang tangguh aja ya jam 2 masih melek hehePREVIOUS
Aaron menghempaskan tangan veranda tepat di depan pintu kamar kinal. aaron mengerang frustasi dengan keadaan yang teramat menyiksa ini
"ada apa?! Kak ve sadar ga dengan apa yang akan kak ve lakukan malam ini? Tunangan? Dengan marcel?" aaron mengusap wajahnya kasar. Suaranya meninggi terdengar hingga ke seluruh penjuru rumah. Aaron mencengkram kedua lengan veranda keras. Menggoncangkan tubuh itu berulang kali sambil menangis.
"kak ve sadar kak. Aaron mohon ingat semua kenangan kak ve sama kak kinal. bukan marcel kekasih yang selama ini kak ve tunggu. Aaron mohon kak, ingat siapa kak kinal, aaron mohon"
Aaron tersungkur di kaki veranda sambil terus menangis. Lalu dengan kasar mengusap air matanya dengan lengan bajunya.
"di dalam kamar ini, kak kinal sedang sakit. Dua minggu ini dia sengaja mau ngasih kak ve kejutan rumah pohon buatan dia sendiri."
Aaron membuka pintu kinal dengan cepat. Namun pemandanganyang dia lihat sangat mengejutkan. Christi duduk di tepi ranjang dengan memangku baskom dan peralatan mengompresnya. Christi tertunduk menggelengkan kepalanya. Sedangkan kinal....
***
PART 39
AUTHOR's POV
"Hai!"
Veranda tertegun mendengar suara itu. Suara yg sudah sekian lama tidak menyapa indra pendengarannya. Dengan langkah kaki yang tergesa-gesa, veranda berjalan mendekat padanya. Lalu memeluk tubuh orang di depannya yang sedang duduk di kursi di depan meja rias. Memeluk gadis itu dari belakang dengan sangat erat. Sangat erat. Karena bagi veranda saat ini pelukan berbicara lebih banyak daripada ucapan dari bibirnya. Air matanya mengalir begitu saja seolah berbicara serindu apa veranda dengan orang yang sedang ia dekap saat ini.
"Kamu darimana aja? Aku kangen..." Kicau veranda di tengah tangisnya. Sedangkan orang itu hanya tersenyum memandang pantulan bayangan mereka berdua yang tertangkap cermin di depan mereka.
"Selamat ya, Ve"
Veranda tidak menjawab, malah mengeratkan pelukannya seolah ada rasa sakit saat mendengar ucapan kinal barusan. Yah, kinal. Gadis yang sedang melanjutkan kegiatannya bermake-up ini. Flannel merahnya tadi sudah kinal ganti dengan dress hitam selututnya.
Aaron mengerang frustasi melihat pemadangan di depannya. Dengan kasar Aaron mengacak rambutnya berulang kali. Muak dengan mereka berdua. Berbagai pertanyaan berputar dalam kepalanya.
Kenapa kak Veranda ga cepet inget sama kak kinal?
Kenapa kak kinal malah berdandan? Apa kak kinal berniat menghadiri acara pertunangan kak Ve?
Christi yang melihat perubahan pada Aaron segera menarik Aaron untuk di keluar. Tak ingin merusak suasana yang tercipta di antara dua gadis di dalam sana.
Sejak tadi, bukannya Christi hanya diam. Berulang kali christi membujuk kinal agar mau di rawat olehnya, namun kinal malah menolak dan memilih untuk bersiap menghadiri acara pertunangan veranda. Kinal berkata "kak kinal harus dateng, Christi. Kalo kal kinal ga dateng, kak Ve bisa curiga sama kak Kinal". Namun christi hanya diam meski di dalam hatinya sedang berteriak...
TAPI KAK KINAL JUGA HARUS BAHAGIA! LAWAN MEREKA! GAGALKAN ACARA ITU!
Kini christi berhasil membawa Aaron keluar dari kamar kinal dan membawanya masuk ke dalam kamar Aaron. Di sana Aaron mengamuk membanting semua benda yang mungkin dirasa bisa menyalurkan emosi dan kekecewaannya. Sampai akhirnya semua amarah itu berhenti saat dengan paksa Christi menarik tubuh kekar itu ke dalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Jessica Veranda.
Fiksi PenggemarNo words can describe how much I love you, Jessica Veranda.