I'm Really Lucky to Have You

21.6K 845 53
                                    

hallo, chapter 23!

cieee siapa yang pada ketipu ngira udah kelar?

belum kok tenang, masih ada beberapa chapter lagi hehe.

maaf nih ga sempet ngedit jadi banyak yang typo. nanti malem aja yah sekalian mau ngehapus username gue yang ada di bagian paling bawah di chapter ini wkwk.

selamat membaca


Author's POV

"halo, iya kak Sen?"

-----

"udah mau sampek ya? 5 menit lagi?"

----

"iya kak, makasih yah"

Kinal pun mengakhiri panggilan telpon dari Sendy. Dia menarik nafas panjang sekali, melihat lagi ke seluruh penjuru ruangan, memastikan semua sudah tertata dengan baik dan benar.

"semoga berhasil" gumam kinal sambil mengepalkan kedua tangannya.

Tak lama, suara deru mobil terdengar oleh kinal. segera dia berdiri pada posisinya. Kinal mendengar perbincangan dua gadis di depan, lalu ada 2 pesan masuk pada ponsel kinal.

Kak Sendy :

Good Luck!!

Veranda :

Sayang kamu dimana? aku udah selesai. Jemput sekarang ya.

Kinal tersenyum lalu memasukkan lagi ponselnya ke dalam saku celana, menarik lagi nafas panjang untuk menetralisir degupan jantungnya.

Sedangkan veranda sekarang sedang berjalan sambil menunduk melihat pada ponselnya. Mulutnya menggerutu kecil karena tidak ada balasan dari seseorang yang sudah dia tunggu.

"kinal kemana sih? Katanya mau ngajak dinner. Ih nyebelin" rutuknya.

Dengan mata yang masih menunduk ke arah ponsel di tangannya, dia membuka ruangan di depannya. veranda belum sadar juga bahwa banyak yang berubah pada ruang kerjanya itu. Hingga cahaya redup berwarna jingga menyapa matanya, dia meluruskan pandangannya ke depan, matanya berbinar sekaligus mulutnya terbungkam oleh tangan. Di sana, di depan sana, seorang gadis manis yang sudah mengisi hatinya selama dua tahun ini sedang berdiri lengkap dengan gitar di dekapannya, di belakang taburan kelopak bunga mawar merah berbentuk hati dengan ukuran 2x2 meter dengan tepian yang dihiasi oleh lilin kecil.

kinal memakai jeans belel, dengan kemeja kotak-kotak dengan dominan warna hitam dan abu abu, rambutnya diikat satu tinggi.

"Thankyou for the second year, Dear. I hope we can always together. I'm really lucky to have you."

Begitulah kira-kira kata-kata yang kelar dari mulut kinal sebelum dia memainkan gitarnya, veranda hanya bisa terus menutup mulutnya dengan kedua tangan. Air matanya terus menetes karena terlalu bahagia.

Just for you

I give you all my heart

I give you all the sweetest thing

Cause you're the one and the best I ever have

Just for you

I give you all my love

I give you all that I can give

Cause you're the one and the best I ever have

Just for you

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang