Maafkan Aku Terlalu Berani Mencintaimu

19.2K 980 54
                                    

AUTHOR's POV

Satu Bulan Kemudian

kini dua sahabat itu sudah resmi tinggal bersama. Keduanya sangat senang dengan suasana seperti ini. tinggal berdua bersama sahabatnya memang sangat menyenangkan. saling berbagi, menghibur, membagi keluh kesah dan sebagainya.

"kinal, bangun.." suara lembut ve yang sedang membangunkan sahabat di depannya itu. hari ini kinal ada kuliah pagi jam 7. Ve melirik ke arah jam di atas nakas, masih setengah enam. Lalu dia memutuskan ke kamar mandi terlebih dahulu.

"kinaaaal, bangun. Udah siang" upaya kedua ve setelah kembali dari kamar mandi masih nihil. Kinal hanya menguap lalu kembali tertidur lagi. veranda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu. dia sudah hampir hafal. Sekalipun kinal susah di bangunkan di pagi hari, namun hampir dia tidak pernah telat. Melihat reaksi kinal, ve pun bemilih untuk membuatkan sarapan sahabatnya itu. berharap nanti kinal berangkat sudah dalam posisi perut yang kenyang.

Hampir 30 menit berkutat di dapur dan memanfaatkan bahan yang tersisa di kulkas, kini veranda sudah kembali ke kamar dengan membawa nasi goreng dan segelas susu untuk kinal. hari ini veranda sedang tidak ada kuliah. Di lihatnya kinal masih nyaman berada di alam mimpinya.

"kinal, bangun. Kamu kan ada kuliah pagi" kini veranda menggoyang-goyangkan lengan kinal. namun kinal hanya menggelengkan kepalanya dan menaruhnya di pangkuan veranda yang sedang duduk di sampingnya. Selalu seperti itu.

Veranda melirik jam di atas nakas lagi, sudah hampir setengah tujuh.

"tinggal satu cara!" ujar veranda lirih sambil mengangkat telunjuknya di depan wajah cantiknya. Veranda menurunkan kepala kinal pelan dari pangkuannya. Lalu dia turun dari ranjang dan berjongkok mensejajarkan kepalannya dengan kepala kinal.

"kinal bangun...." bisik veranda lirih yang mungkin terdengar seksi di telinga kinal dan berhasil membuatnya menggeliat geli.

CUP!

Di ciumnya pipi kanan kinal. Dalam hati veranda mulai menghitung mundur.

"lima, empat, tiga, dua, satu"

Mata itu berhasil terbuka lebar karena merasakan sesutau yang lembab menempel pada pipinya. Lalu veranda melepaskan ciumannya dan melemparkan senyum ke arah kinal.

"bangun gendut, ini udah mau setengah 7" ujar veranda yang mulai berjalan meninggalkan kinal yang masih cengo. Dia mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali, hingga dia tersadar.

"APA?!! SETENGAH TUJUH? ASTAGAAA" kinal pun berlari ke kemar mandi dengan tergesa-gesa untuk melakukan ritual mandi bebek ketika waktu sudah tidak banyak.

TOK TOK TOK

"nal, handuk sama baju gantinya" teriak ve dari luar kamar mandi sambil membawakan handuk untuk dan baju untuk kinal. karena tadi ve melihat kinal berlari tanpa membawa apapun.

"makasih ve" kinal mengeluarkan tangannya dan menarik barang yang di bawa veranda.

Sedangkan veranda sekarang sudah menaruh tas kuliah kinal di atas tempat tidur dan sneakers di depan nya. Tak lupa dia menaruh nampan yang berisikan masakannya di atas nakas samping tempat tidur.

Selesai kinal keluar dari kamar mandi, lantas dia memoles make up tipis pada wajah manisnya. Lalu beranjak ke tempat tidur untuk memakai sepatu dan tasnya.

"makan dulu" ujar veranda lalu menyuapi kinal dengan cekatan. Sesekali dia juga memakan nasi gorengnya sendiri.

Setelah beres dengan urusan makannya, veranda berjalan ke arah sofa di depan TV untuk mengambilkan map tugas milik kinal. kinal berjalan ke arah veranda yang sudah memegang map tugas milik kinal samping loncat-loncat dengan satu kaki untuk memasang sebelah sepatunya.

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang