Like I'm Gonna Lose You

11.3K 867 71
                                    

"kamu tau ve? Kamulah yang mengajarkanku bahwa selama ada Tuhan, maka keajaiban itu akan selalu ada"

"kamu bilang, kita bebas meminta apapun bahkan di luar nalar kita. Berdoa dengan sungguh dan penuh keyakinan, maka Tuhan yang Maha Baik itu pasti mengabulkan. Iya kan?"

"sekarang, di tengah menipisnya harapan mereka tentang kesembuhan kamu, masih ada aku Ve. Masih ada aku yang tidak akan lelah meminta Tuhan untuk memberikan keajaibannya padamu"

"bibir ini tidak akan berhenti memohon, lutut ini tidak akan lelah bertumpu, dan kedua tangan ini tidak akan berhenti menyatu menjadi satu"

"kamu Ve. Kamulah tujuanku melakukan segalanya."

"kamu bilang aku ini rumahmu kan? Tempatmu kembali dari semua perjalanan yang kamu lakukan. Rumahmu sudah ada di depanmu veranda. Apa kamu tidak ingin beristirahat di dalam sini? Kau bilang dekapanku bahkan lebih hangat daripada perapian di rumahmu"

Kinal kembali terkekeh sambil mengusap air matanya kasar. Tubuhnya bergerak untuk memeluk veranda.

"tidak papa, lain kali kita coba lagi"

"aku janji veranda, selama jantung ini belum berhenti berdetak, aku tidak akan berhenti berusaha"

"sembuhlah dan ingat aku kembali, Veranda"

------------------------------------------------------------------------------------------------------

konten berbahaya (21+)

bijaklah memilih bacaan.

AUTHOR's POV

"Kenapa mukanya di tutupin sih sayang?" ucap kinal yang baru keluar dari kamar sambil mengeringkan rambutnya dan berjalan lalu duduk di pinggir ranjang di depan veranda.

Sedangkan veranda sedang duduk memeluk lutut sambil menyembunyikan wajahnya di lipatan tangan. Tidak lupa selimut sudah menutup seluruh badannya.

"enggak, jangan!" ucap veranda sambil menggeleng-gelengkan kepalanya berulang kali.

"sayang..." ucap kinal lembut sambil menarik tangan veranda pelan

"enggak kinal! Jangan sentuh aku! Pergi" ucap veranda sambil menangis. . Sebenarnya kinal sudah tau apa yang terjadi pada veranda. Tapi entah kinal juga tidak menegerti kenapa veranda begitu malu jika hal ini kembali menghampiri veranda. Seolah merasa dirinya tidak pantas untuk kinal.

Sejenak kemudian veranda merasakan tempat tidurnya bergerak lalu mendengar suara ointu tertutup.

"kinal sudah keluar" batin veranda.

Perlahan veranda menegakkan duduknya. Tidak lagi menenggelamkan wajahnya diantara kedua lututnya, namun wajahnya teteap menunduk dengan tetesan air matanya yang belum juga berhenti.

Perlahan veranda turun dari tempat tidurnya, mengambil handuk lalu berjalan ke arah kamar mandi. Veranda sangat sedih, tidak mungkin dia berani memperlihatkan dirinya kepada kinal. veranda terlalu takut jika kinal mengetahuinya, maka kinal akan meninggalkannya.

CKLEK

Dengan tanpa tenaga veranda membuka pintu kamar mandi, tetap dengan kepala yang tertuntuk, veranda melangkahkan kakinya kedalam kamar mandi. Pintu sudah kembali tertutup, lalu veranda menghela nafas panjang. Pikirannya berputar tentang...

Bagaimana jika kinal tidak bisa menerima keadaannya?

Atau bagaimana jika kinal meninggalkannya?

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang