Pelukan Ketenangan

21.5K 941 34
                                    

Halooo, authornya balik lagi nih hehe

authornya kan newbie yaa. mau nanya nih ke temen-temen.

"gimana sih caranya ngasih gambar di tiap partnya?"

maaf ya, authornya msih cupu.

yang tau boleh di komen di bawa atau massage hehe.

oiya, jangan lupa komen dan vote yaa hehe

kasih masukan, kritik juga boleh.

maaf juga kalo past ini kurang greget.

happy reading guys!! 


KINAL POV

Titii titii titit titit

Aku terbangun dari tidurku karena bunyi alarm pada jam tanganku. Perlahan aku membuka mata sedikit demi sedikit mencoba mengumpulkan kesadaran.

"apa ini?" aku merasa sedikit aneh dengan posisi tidurku.

Sepertinya seseorang sedang mendekapku. Aku bisa melihat lehernya. Wangi. Nyaman. Ku coba melihat keatas, ternyata verandalah yang memberikanku ketanangan ini. Seperti tidak asing. Tangan kanannya sangat erat memegang punggungku seakan dia benar benar tulus memberiku ketenangan. Sedangkan tangan kirinya berada di bawah kepalaku. Apa dia tidak capek dengan posisi seperti ini?

Ini juga bukan kamar yang ku pakai semalam. Apakah ini kamar veranda?

Ku coba mengingat kejadian apa semalam yang membuatku berada di pelukan veranda sekarang. Pasti mimpi itu, aku selalu lepas kontrol bila rasa bersalah itu muncul lagi. Tapi kenapa sekarang aku jauh lebih tenang dari biasanya?

Wajah itu, kenapa dia terlihat sangat lelah? Apakah aku terlalu menyusahkannya semalam? Ah tuhan, sampai kapan aku seperti ini? Dengan lancangnya tanganku terangkat dan kini berada di depan wajahnya. Dia memang nyaris tanpa cela. Ku coba meyingkirkan sebagian rambut yang menutupi wajah bidadarinya, dan ku selipkan di belakang kuping kanannya.

Dalam hati aku berkata "apakah selendang yang kau cari belum juga kau temukan bidadari?"

Kinal memang bodoh. Akibat tangan lancangku yang tak bisa berhenti mengelus lembut kulit wajahnya, tiba tiba dia terbangun. Iyah, veranda membuka matanya. Semakin terlihat cantik, meskipun bangun tidur.

"eh, kamu udah bangun?" dia mengerjap-ngerjapkan matanya, lucu sekali. Nafasnya bau strawberry.

"gimana tidurnya semalem? Nyenyak?" aku hanya mengangguk masih di dalam pelukannya.

"nal, kamu kenapa?" kini nada khawatir bisa aku dengar darinya.

"Kalo memang ada cerita yang harus di bagi, aku selalu siap dengerin"

"kalau memang ada masalah yang harus di selesain, aku siap ngebantu"

Aku belum bisa menjawab. Aku tak yakin bisa menceritakan ini ke orang lain. Apakah kau bisa menerima seseorang yang berdosa? Entah datang darimana, tapi sejak pertama melihatmu, aku tak mau kehilannganmu, aku tak mau jauh darimu.

"iya aku ngerti, gausah cerita sekarang juga gapapa kok" dia tersenyum, manis sekali. Lalu dia bangkit dari tempat tidur dan menguncir rambutnya ke atas. Sehingga leher jenjangnya terekspos.

"sekarang kamu mandi, aku siapin sarapan buat kamu. Baju ada di ruangan itu. Kamu bisa milih manapun yang kamu suka" dia berjalan ke arah pintu sambil menunjuk ruangan di sebelah kamar mandi.

"dan hari ini, aku yang anter kamu ke kampus. Setelah kejadian semalem, aku ga mungkin ijinin kamu naik motor ke kampus, dan ga ada penolakan" aku hanya mengangguk. Lalu dia keluar dan menutup pintunya.

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang