Pasar Malam

15.5K 843 15
                                    

hallo maaf ya baru update. authornya sedang tercebak dalam kebingungan akan kelanjutan cerita nih hehe. maaf ya part ini pendek dan mungkin kurang greget


AUTHOR POV

Hari ini tepat 2 hari setelah kinal berhasil menemukan penawar atas kekacauannya yang sering datang menghampirinya, yaitu pelukan hangat sahabatnya, veranda. Mungkin mereka bisa dikatakan sahabat sekarang. Semakin hari keduanya menjadi semakin dekat. Jika tidak bersama, biasanya kinal dan veranda akan tetap berhubungan lewat ponselnya. Seperti sekarang.

CHAT LINE:

Veranda : Nal, nanti jadi ke pasar malamnya?

Kinal : jadi dong ve, hehe

Veranda :hari ini kamu latihan kan? Selesai jam berapa? Naik apa?

Hal seperti ini sudah biasa untuk kinal, veranda memang sedikit cerewet padanya. Kinal tersenyum dan mulai mengetik pesan balasan untuk veranda.

Kinal : nanti aku kelarnya jam 5 ve. Ini udah mau mulai latihannya. Naik apa? Naik motor aku dong ke rumah kamu.

Veranda : nanti aku jemput di lapangan jam 5, aku bawain baju ganti. Kamu siap siap di lapangan aja, terus nanti kita makan dulu. terus langsung berangkat aja biar nanti ga kemaleman. Soal motor kamu biar mang udin yang bawa. Yah?

Kinal tau, menolak pun tak akan ada gunanya bila ve sudah bawel seperti itu.

Kinal : iyah verandakuuuuu

Veranda : good, makin sayang deh! Hehe

Yah, kata kata seperti itu sudah tidak asing lagi bagi mereka berdua.

Kinal : ehm, ve. Udah dulu yah, udah mau jam 1. Kinal super mau lari lari di lapangan panas dulu. Keburu di semprit sama bang Jiro hehe. Daaah veee, sampai ketemu nanti.

Veranda : dah Nay, hati-hati latihannya. jangan cedera.

Kinal : siap bos!!

Begitulah kira-kira percakapan mereka di Line.

Kinal pun bergegas untuk masuk ke lapangan, hingga dia tersadar bahwa topi kesangannya yang selalu menemaninya latihan saat panas seperti ini tidak bertengger di tasnya.

"waduh, ini pasti ketinggalan di rumah ve. Kenapa bisa lupa sih. Mana panas banget lagi" kinal merutuki dirinya yang berada di pintu masuk lapangan sambil menaruh telapak tangannya di depan dahi, mecoba melindungi wajahnya dari sinar matahari.

Tiba-tiba kinal merasakan ada sesuatu yang menempel di kepalanya.

SLEP!!

Topi kesayangan kinal sudah bertengger cantik di kepalanya. Kinal melirik pada orang yang dianggap pahlawan untuknya pada saat itu.

"dasar pikun!" kata gadis cantik itu sambil tersenyum tulus pada kinal.

"loh ve, kok bisa disini? bukannya jam 5?" kata kinal heran sambil membenarkan topinya.

"udah sana masuk, udah di tunggu yang lain" kata veranda sambil mendorong lengan kinal pelan.

"aaaah ve, you are always be my hero. Aku masuk dulu ya, daaah" kinal tanpa permisi mencium pipi veranda dan melenggang pergi. sedangkan veranda hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya itu.

Tanpa kinal ketahui, veranda memang sudah ada di tempat lapangan sejak mereka beradu chat di dunia Line. Veranda yang mengetahui topi kinal tertinggal di meja kamarnya, langsung bergegas menancap gas untuk mengangtarkan topi sahabatnya itu.

I Love You, Jessica Veranda.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang