"kamu tau ve, aku bisa jadi semua yang kamu mau."
"kamu tau lagu yang kamu suka? itu aku.
"kamu tau bintang yang kamu sapa di setiap malam? itu juga aku.
"kamu tau rumah yang selalu kamu tuju? itu aku, veranda"
BRAK!!
kinal terlonjak menderang pintu kamar veranda yang di buka dengan kasar. reflek kinal melepaskan pelukannya dan membalikkan badan untuk melihat siapa orang yang sudah berani bertindak kurang sopan seperti itu. dan tampaklah sosok Marry yang masuk dengan wajah panik dan tergesa-gesa.
"Maafkan saya atas tindakan yang kurang sopan. nona kinal ini gawat, Tuan Besar..."
***
AUTHOR's POV
"ada apa Marry?" tanya kinal cepat. Dia tau ada sesuatu yang tidak beres saat ini.
"nona..." marry terlihat cemas lalu mendekat pada kinal untuk membisikkan sesuatu. Yah, selain kinal, marry juga salah satu orang yang sangat percaya bahwa veranda bisa mengerti dengan segala sesuatu yang terjadi di sekitarnya.
"APA?!! Dimana Aaron sekarang?!"
"tuan muda ada di ruang tengah sekarang"
"tolong tangani veranda. Bersihkan badannya dan ganti bajunya. Dia lelah saat ini"
"baik nona"
Setelah itu kinal melenggang pergi, berjalan dengan cepat menuju ruang tengah.
Hingga sampai di ujung pintu yang menghubungkannya ruang tengah, langkah kinal memelan karena melihat aaron sudah berada di samping Christi. Bukan, lebih tepatnya "dalam penanganan Christy""kenapa bisa kayak gini sih dek?"
Kinal langsung duduk di sebelah kiri aaron. Membuat aaron berada di antara dua wanita sekarang. Sambil memalingkan wajah aaron untuk menghadapnya.
"Aw!! Sakit kak" ucap aaron meringis memegangi ujung bibirnya.
"kamu sih!"
BUG!
Bukannya mengobati luka di wajah aaron, kinal malah meninju perut aaron karena jengkel dengan laki-laki yang sudah dianggap adiknya itu.
"Christy, ini ada apa?"
Namun yang diberi pertanyaan hanya geleng-geleng kepala sambil membuat gerakan mulutnya terkunci dan kuncinya di bawa oleh Aaron.
"kak, kak kinal gausah peduliin luka di wajah aaron. Aaron tetep ganteng kok meskipun lebam gini, hehe"
"ah, ampun kak!" ucap aaron saat kinal mengangkat sebelah tangannya ingin meninju wajah Aaron. Bercanda di saat yang tidak tepat.
"kak, seperti kata aaron tadi, kakak sekarang ga perlu khawatir untuk ajak kak Ve keluar rumah ini. Kapanpun, kemanapun."
"Aaron, tapi kan ga perlu mengorbankan..."
"ini bukan pengorbanan kak, ini kewajibanku sebagai adik dari kak Ve"
"kak, maafin papa ya.."
"aaron tau, luka yang di dapat kak kinal dan kak ve sangat jauh dari luka yang Aaron dapat sekarang akibat kemarahannya mengetahui kakak membawa salah satu puterinya keluar rumah"
"salah satu puteri?" sela kinal sambil menaikkan satu alisnya.
"karena semenjak kak kinal hadir dalam kehidupan kami, kakak adalah puteri kedua keluarga ini, juga kakak kedua Aaron"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Jessica Veranda.
FanfictionNo words can describe how much I love you, Jessica Veranda.