hallo gaes. siapa yang girang gara-gara foto yang diupload wawa? combs mah gitu wkwk
part ini pendek gaes, jadi pelan-pelan aja bacanya.
KINAL's POV
Malam ini akan jadi malam yang melelahkan untukku. tugas yang harus di kumpulkan besok pagi memaksaku untuk lembur malam ini. dan beginilah sekarang. Aku sedang duduk di meja belajar di kamar kami sambil memandang lurus ke arah laptop. Sesekali ku naikkan kacamata bacaku karena letaknya yang turun. Dan veranda? dia ada di sampingku sekarang.
"aw! Pelan-pelan ve. Sakit" ucapku ketika kurasakan sakit pada sudut bibirku yang tengah diobati veranda.
"udah tau sakit. Kenapa masih berantem? Lagian kamu kenapa sih sejak temenan sama aku jadi hobi banget berantem?" tanyanya sambil mengompres lukaku dengan handuk hangat.
"abisnya aku ga suka ada orang lain yang nyentuh kamu" jawabku lurus ke depan. Ku lihat dia menautkan kedua alisnya. Astaga kinal, ngomong apa kau barusan?! Bodoh.
"ma-maksud aku. Aku ga suka ada orang yang ga sopan sama kamu" elakku. Ku lihat dia menghela nafas.
"lagian cowok itu tadi Cuma bantuin aku yang mau jatuh karena kesandung nal" jawabnya.
"tetep aja aku gasuka" jawabku cuek.
Flashback ON
Tadi sore veranda memintaku menjemputnya di suatu swalayan. Aku tidak bisa menemaninya belanja bulanan karena aku ada kelas. Saat aku menunggu di dalam mobil, ku lihat veranda baru keluar dan sedang mencari-cari keberadaanku. Iyah, sejak kejadian malam itu, mobil sudah bukan menjadi masalah besar bagiku. Veranda memang obat paling ampuh untuk menyembuhkan segala penyakitku. Saat aku hendak berjalan ke arah veranda, tiba-tiba ku lihat ada laki-laki yang memegang lengan veranda. Aku tidak suka melihat ada orang lain yang menyentuh veranda apalagi orang itu tidak di kenal. Aku langsung datang dan melayangkan pukulan ke wajah laki-laki itu.
"yang sopan lo!" ucapku kepada laki-laki itu.
Mungkin aku yang sudah gila, iya. Gila karena veranda. laki-laki yang seharusnya tidak bersalah dan malah berjasa terhadap veranda ku hadiahi dengan pukulan. Bukan terimakasih. Merasa dirinya tidak bersalah, akhirnya laki-laki itu memberiku satu pukulan tepat di sudut bibir kiriku. Perkelahian pun terjadi hingga ada security yang memisahkan kami. Payah memang, memalukan sekali.
Flashback OFF
"ve, aku haus. Aku mau minum" pintaku dengan manja padanya.
"iya sayaang, apalagi?" jawabnya dengan muka galak. Aku terbahak lalu menggelengkan kepala.
Ada lagi kejadian lain yang membuatku semakin bahagia. Di hari aku berkelagi dengan tiga preman yang ingin melukai veranda, aku terluka oleh sayatan pisau salah satu dari mereka. Kedua telapak tanganku juga hampir melepuh karena terlalu banyak mengayunkan pemukul yang tidak ringan itu karena kecewaku pada veranda. dan karena kondisiku yang belum sembuh total, malam itu juga aku pingsan di pelukan veranda.
Saat aku terbangun di keesokan harinya, ku lihat matanya bengkak dan lelah. Sepertinya dia menangis dan tidak tidur semalaman karena menjagaku. Dia meminta maaf padaku. Memaksaku untuk meminta sesuatu padanya sebagai tanda terimakasih dan permintaan maaf. maka terlintaslah ide jahil di kepalaku. Aku meminta 3 permintaan padanya. Pertama, Dalam dua minggu aku meminta dia memanggilku bukan dengan kinal, tapi "sayang". Haha kalian bilang aku gila? Sudah ku bilang aku gila karena veranda. sedangkan permintaan kedua, dan ketiga, mungkin aku menunggu kesempatan yang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Jessica Veranda.
FanfictionNo words can describe how much I love you, Jessica Veranda.