Karena banyak yang belum bisa baca update.an terbaru. Maka gue memutuskan untuk ngepost itu di part ini. Jadi chapter ini berulang dua kali. Gapapa yaaa
***PREVIOUS
"kinal"
"...."
"kinal"
"yah?"
"kinaaaaaal"
"iyah veranda"
Apa yang kita kini tengah rasakan
Mengapa tak kita coba tuk satukan
Mungkin cobaan tuk persahabatan
Atau mungkin sebuah takdir Tuhan
"kinal"
"iya"
"aku suka sama lagunya"
"iya aku juga"
"kinal"
"....."
Veranda mungkin jengkel. Ada apa di bawah sana sehingga kinal tidak sama sekali melihat matanya hanya untuk sekedar membalas ucapannya.
"kinaaaaaal" kesal sudah veranda. Dia membingkai wajah kinal dengan kedua tangannya membuat kinal mau tidak mau membalas tatapan veranda.
"look at me, I'm talking with you!"
"Because I know. If I look at you, I won't be able to stop, sorry"
Tak bisa hatiku menafikkan cinta
Karena cinta tersirat bukan tersurat
Meski bibirku terus berkata tidak
Mataku terus pancarkan sinarnya~~
***
PART 38
AUTHOR's POV
"kenapa sih senyum-senyum? Lagi seneng banget ya?" ucap kinal sambal mengemudi dengan sesekali melirik ke samping, kepada veranda yang terus tersenyum di sebelahnya.
"gapapa. Aku seneng aja. Akhirnya aku bisa lihat cherry blossom lagi. Setelah sekian lama"
Yah, hari ini veranda merengek kepada kinal untuk membawanya pergi ke suatu tempat, tentunya tidak keluar dari Negara Amerika ini. Berulang kali kinal menolak, pasalnya veranda tidak mau jika kinal membawakannya kursi roda untuk membantunya nanti. Tentu saja kinal tidak tega melihat veranda tertatih kesusahan berjalan dengan kedua tongkatnya di tengah ramainya tempat yang akan mereka tuju. Tapui bukan veranda namanya jika tidak bisa menang atas kinal.
Mobil kinal telah terpakir rapi pada tempatnya. Setelah mematikan mesinnya, kinal berjalan memutar untuk membukakan veranda pintu dan seatbealt. Lalu membantu veranda berdiri dan menyerahkan kedua tongkatnya.
"tempatnya dari sini masih jauh. Biar aku gendong aja ya?"
Veranda menggeleng sambil tersenyum.
"Ve, sekali ini aja."
"ga perlu kinal"
"Ve, nurut dong sekali ini aja. Nanti kalo udah sampe sana, kamu boleh jalan sendiri"
Veranda menggeleng lagi, "aku bisa sendiri, Kinal"
Kinal menghembuskan nafasnya. Nona keras kepalanya memang tidak pernah berubah sedikitpun. Kinal membiarkan veranda berjalan dengan tongkatnya beberapa langkah. Tapi bukan kinal jika tidak melawan keputusan veranda.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Jessica Veranda.
FanfictionNo words can describe how much I love you, Jessica Veranda.